10. Perjanjian

173 16 2
                                    

"Mau kemana?"

Keesokan paginya Jo mendapatkan Aliyah yang terbangun dan keluar dari kontrakan. Jo yang sedang duduk diteras seraya bermain gitar bermalam seorang diri diluar mendadak melihat gadis itu seperti ingin pergi.

"Gue mau–"

"Mas Jo?" Perkataan Aliyah terhenti saat dua orang bapak-bapak datang menghampirinya. Seketika suasana menjadi tegang saat mendapatkan bapak-bapak tersebut adalah kepala RT dan warga sekitar.

"Iya pak?" Ucap Jo.

"Mohon maaf sebelumnya nih, saya pagi-pagi kesini." Ucap Pak RT itu merasa tidak enak.

"Iya pak tidak apa-apa, ada keperluan apa ya?"

Pak Rt menghembuskan nafasnya pelan seraya melirik Aliyah. Lalu dia semakin mendekati Jo untuk berbicara serius.

"Begini mas Jo, saya mendapatkan kabar dari warga sekitar jika mas Jo membawa seorang perempuan untuk bermalam di kontrakan mas Jo? Apa benar?" Tanya Pak Rt itu lirih.

Jo melirik Aliyah sejenak, dia hampir lupa jika kontrakannya dijaga dengan ketat dan itu bukan apartemen yang seenaknya cewek-cowok bebarengan.

"Peraturan untuk cewek cowok yang belum menikah tinggal di satu atap yang sama itu dilarang Mas Jo, takut ada kesalahan nanti siapa yang bertanggung jawab? Saya juga pasti yang kena, saya ketua RT disini." Ucap Pak RT itu.

"Maaf pak, tapi dia istri saya, kita belum lama menikah." Ungkap Jo membuat pak RT dengan satu temannya itu terpelongo.

"Sudah menikah? Kapan menikahnya?" Heran Pak RT itu.

"Susah kalo diceritakan, intinya dia istri saya pak, saya tidak berbohong. Dan juga saya semalaman ini gak ada didalam, saya bergadang diluar." Ungkap Jo membuat Pak RT itu menghembuskan nafasnya.

"Kalo sudah sah kenapa kamu bergadang atuh, gas dong."

"Gas apa?" Tanya Jo terlihat polos.

"Ah gak-gak... jadi kalian sudah muhrim nih?" Tanya Pak Rt itu dianggukan oleh Jo.

"Gue gak sudi punya suami kaya lo!" Ketus Aliyah bergegas pergi meninggalkan mereka.

"Aliyah?" Panggil Jo tapi Aliyah sudah bergegas pergi.

"Pak, saya mohon maaf karena tidak izin terlebih dahulu, mungkin lain kali saya harus izin." Ucap Jo kepada Pak RT itu.

Pak RT itu mengangguk. "Ya sudah jika seperti itu, yang penting kamu sudah berkata jujur. Tapi lain kali lebih baik izin terlebih dahulu karena warga disini belum mengerti jika mas Jo sudah menikah."

"Baik pak."

"Saya permisi dulu ya mas Jo, maaf mengganggu." Ucap Pak Rt itu langsung bergegas pergi.

Tak lama Jo segera mengejar Aliyah yang kemungkinan belum jauh. Dan benar saja Jo melihat gadis itu duduk seraya memegangi perutnya di gang tak jauh dari kontrakannya.

"Sarapan dulu." Ajak Jo menarik tayangan Aliyah begitu saja, tapi Aliyah menghempaskannya.

"Apaan sih!" Ketus Aliyah.

"Lo belum makan dari kemarin makannya perut lo sakit." Ucap Jo membuat Aliyah melirik tangannya yang mengusap perutnya itu.

"Gak usah sok tahu." Aliyah beranjak bangkit menghiraukan Jo dan bergegas pergi.

"Gue akan kasih lo waktu satu minggu untuk mencari pacar lo itu." Ucap Jo sedikit keras membuat Aliyah memberhentikan langkahnya.

Aliyah berbalik dan kembali menghampiri Jo. "Maksud lo?"

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang