Dugaan Jo benar, Reksa menolak untuk bersekolah kembali, bahkan mereka berdua telah bertengkar hanya karena paksaan Jo terhadap adiknya itu. Jo juga telah mengancam Reksa dengan akan mengusirnya dari kontrakan dan membiarkan hidup sendiri diluar. Bukan karena Jo tega dengan adiknya itu, tapi Jo hanya ingin Reksa mewujudkan cita-citanya.
"Gue sampai kapanpun gak akan kembali sekolah!" Tekan Reksa.
"Oke, kalo itu mau lo, lo gak mau nurut apa kata gue. Oke Reksa." Pasrah Jo menyudahi pertengkaran itu.
Jo bergegas membuka lemari dan mengemasi baju-bajunya akan segera pergi.
"Bang lo mau kemana?" Tanya Reksa penasaran. Jo menepiskan tangan Reksa kasar.
"Lo bilang gak butuh masa depan kan? Oke, berarti lo juga gak butuh gue. Gue akan pergi, jadi urus diri lo sendiri, gue udah gak perduli sama lo lagi!" Tegas Jo lalu kembali mengemasi barang-barangnya.
"Bang jangan tinggalin gue, gue gak mau sendiri, gue–"
Jo mendorong kasar tubuh Reksa yang menghalangi jalannya. Dia menarik kunci motornya ingin bergegas pergi, Reksa menarik tangan Jo tidak ingin ditinggalkan.
"Bang jangan pergi, Bang?"
"Apaan sih lo! Gue udah gak perduli sama lo!" Tegas Jo mendorong kasar Reksa hingga laki-laki itu terhuyung kebelakang.
"LO BUKAN ADIK GUE LAGI REKSA! URUS DIRI LO SENDIRI MULAI SEKARANG!" Tegas Jo langsung bergegas pergi menggunakan motornya meninggalkan Reksa yang menangis ditinggal sendiri di kontrakan itu.
"Arghhh! Lo jahat Jo, lo jahat!" Seru Reksa mengacak kontrakannya sangat frustasi.
"Lo pembohong, lo bilang akan bertanggung jawab atas hidup gue, tapi lo malah pergi ninggalin gue! Arghhh!" Reksa mengacau, dia menangis merasa takut akan dunia yang dia hadapi sendirian itu.
Tangannya terangkat untuk melihat formulir yang diberikan Jo untuk sekolahnya. Meskipun itu jalur beasiswa, tapi Reksa tidak ingin membebankan Jo atas semuanya, dia cuma ingin membantu Jo bekerja. Tapi entah mengapa Jo tidak terima akan keputusan Reksa.
"Oke kalo ini yang lo mau Jo, gue akan buat lo menyesal karena pergi ninggalin gue."
"Gue benci lo Jo! GUE BENCI!"
Dilain sisi, Jo memberhentikan motornya di tempat sepi tepatnya dipinggir jalan. Dia menangis dibalik helmnya. Perlakuannya saat ini sangat membuat dia menyesal, sebenarnya Jo tidak ingin melakukan ini, tapi Jo harus membuat Reksa tersadar, jika dunia itu jahat jika mereka berada dibawah, dan Jo tidak ingin Reksa merasakannya.
Bugh!
Bugh!
Dengan kasar Jo memukul strir motornya meluapkan kekesalannya.
"Arghhh! Maafin gue Reksa, Maafin gue!" Seru Jo seraya menangis.
"Maafin Jo bunda, Ayah." Terdengar Jo sangat menyesal akan perlakuan dia saat ini.
"Gue lakuin ini demi kebaikan lo, lo gak pantas hidup susah Reksa hikss hikss..."
****
Hari demi hari Jo lewati, dia masih bekerja di steam mobil dan memilih tinggal di mess yang disediakan disana. Saat ini Jo masih belum meninggalkan tugasnya untuk menjadi seorang kakak. Bahkan dia beberapa kali mampir kerumah kontrakannya untuk mengirim Reksa makanan, meskipun Reksa tidak tahu siapa pengirimnya.
"Jo ada pelanggan baru tuh." Ucap teman Jo yang berada di kerjaan itu.
"Oke siap." Jo terlihat sangat bersemangat, dia bergegas menghampiri mobil yang ingin dia steam secepatnya.
"Bang?"
Jo menoleh kearah seseorang yang memanggilnya. Ternyata dia adalah Reksa, entah mengapa laki-laki itu datang ke tempat Jo bekerja seorang diri. Bohong jika Jo tidak rindu dengan adiknya itu, tapi rasa gengsinya menguasai tubuhnya saat ini. Dia menghiruakan Reksa dengan melanjutkan pekerjaannya.
"Bang Jo?" Panggil Reksa lagi semakin mendekati Jo.
"Ck, lo tau kan gue lagi kerja?" Ketus Jo.
"Gue mau bilang sesuatu sama lo, penting." Ungkap Reksa membuat Jo memutarkan bola matanya malas.
"Gue sibuk." Singkat Jo kembali menghiraukan Reksa dan bergegas pergi.
"Beasiswa gue diterima, besok gue udah mulai sekolah seperti yang lo inginkan." Ucap Reksa membuat langkah Jo terhenti.
Jo membalikkan tubuhnya melihat Reksa. "Bagus kalo gitu."
"Gue mau lo kembali pulang Bang, lo harus urus gue, biayai kehidupan gue seperti dulu, gue gak bisa sendiri, gue gak tau caranya nyari uang gimana." Suruh Reksa merasa menyesal akan itu semua.
Jo terdiam seketika membuat Reksa mendesis pelan.
"Bang Jo?" Panggil Reksa membuat Jo menghela nafasnya dan membuang wajahnya kearah lain.
Jo mengeluarkan kunci motor dari saku celananya. Dia menarik tangan Reksa dan memberikan kunci motor itu.
"Ini untuk lo, untuk modal hidup lo. Gue gak bisa pulang, seperti yang gue bilang waktu itu kalo lo harus urus hidup lo sendiri." Tutur Jo membuat Reksa tercengang seketika.
"Bang–"
"Semoga sukses atas kerja keras lo, tepati janji lo sama bunda dan ayah." Ucap Jo menepuk pundak Reksa pelan.
"Dan satu lagi, setelah lo berhasil jangan pernah lo datang menemui gue apalagi pamer akan kekayaan lo, bukannya gue iri, tapi gue gak akan pernah menganggap lo lagi sebagai adik gue." Tutur Jo seenaknya.
"Bang, gak bisa begitu. Gue udah turutin apa mau lo, tapi kenapa lo jahat sama gue Bang?"
"Pergi, gue sibuk kerja." Usir Jo kepada Reksa.
"Bang lo gak waras sumpah! Bang Jo?" Panggil Reksa saat Jo bergegas pergi untuk kembali bekerja.
"Lo bangsat Jo! GUE BENCI SAMA LO!" Teriak Reksa dapat Jo dengar.
"Kalo lo maunya begini, oke gue terima. GUA GAK AKAN MENGANGGAP LO SEBAGAI KAKAK GUE LAGI! GUE BENCI SAMA LO!"
"Sialan! Bangsat!" Gerutu Reksa benar-benar sangat marah akan keadaan itu.
Jo tidak memperdulikan perkataan adiknya, dia fokus bekerja, hingga dimana dia melihat Reksa pergi membawa motornya dengan sangat gesit. Jo menghela nafasnya sedikit kasar.
"Semoga lo sukses Reksa, gue akan selalu berdoa untuk perjalanan hidup terbaru lo tanpa gue."
"Maaf gue belum bisa menjadi abang yang baik buat lo, gue belum berhasil menunjukkan kepada Bunda dan ayah untuk menjaga lo dengan baik. Maafin gue."
"Jo?" Panggil teman Jo menyadarkannya dari lamunannya.
"Lo kenapa bengong? Ngantri nih."
Jo menghela nafasnya kasar lalu membuka pintu mobil itu dan menaikinya, dia membawa mobil itu agar terparkir sempurna karena akan dia cuci.
___________
Nextpart
Jangan lupa vote dan komen ya guys:)
KAMU SEDANG MEMBACA
JOURNEY OF JO [END]
De TodoMuhammad Jordie atau kerap dipanggil Jo, adalah seorang laki-laki sekaligus seorang kakak yang memiliki jiwa yang tangguh dan berani. Bagaimana tidak? Disaat yang lain bersekolah untuk mencapai cita-citanya, Jo lebih memilih bekerja untuk menghidupi...