45. Epilog (end)

557 26 4
                                    

"Mohon ditanda tangani surat hak waris ini pak Jo."

Jo masih melihat diam kertas dihadapannya tanpa berkutik sedikitpun.

"Pak Reksa telah memberikan hak waris yang dia miliki untuk Pak Jo dan ini tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga Pak Maldrich." Ucap seorang laki-laki disana kepada Jo.

"Bertepatan saat Pak Reksa bekerja di London, dia membeli sebuah bangunan yang cukup besar yang hanya di huni dirinya saja. Pak Maldrich tidak mengetahuinya jika Pak Reksa mengambil keuntungan yang cukup besar dari hasil kerja keras dia. Dan semua ini terbukti jika hak waris telah diatasnamakan untuk Pak Jo."

"Saya tidak bisa menerima ini." Ucap Jo tiba-tiba.

"Kenapa pak Jo?"

"Reksa yang berjuang mati-matian tapi saya yang menikmati hasilnya, itu gak adil." Ucap Jo tidak ingin egois.

"Tapi Pak Reksa melakukan ini demi pak Jo. Jikapun pak Jo menolaknya, hak waris tidak akan bisa kembali kepada pemiliknya apalagi pemiliknya sudah tiada." Ucap Laki-laki itu kepada Jo.

Jo seketika terdiam kembali.

"Mohon diterima pak Jo, hargai usaha Pak Reksa untuk kebaikan hidup Pak Jo." Suruh laki-laki itu kembali.

"Saya akan menerimanya, tapi bukan untuk diri saya." Ucap Jo membuat laki-laki itu sedikit tercengang.

"Lalu untuk siapa pak Jo?"

"Untuk Atlas, anak kandung Reksa." Ucap Jo membuat laki-laki itu seketika terdiam.

"Tolong ganti nama hak waris ini menjadi nama Atlas Ibrahim Ahmad, dia berhak atas harta ayahnya." Suruh Jo kepada laki-laki itu.

"Baik pak Jo, saya akan menggantinya sesuai permintaan pak Jo sendiri."

Jo menganggukan kepalanya setuju.

"Mungkin ini akan ada pertemuan penting oleh pihak terpercaya pak Reksa di London karena Pak Jo membalik nama hak waris ini menjadi nama anaknya." Ucap Laki-laki itu.

"Baik saya akan menemuinya."

Laki-laki itu menganggukan kepalanya setuju. "Saya rasa masalah ini sudah selesai, saya akan mengabari pihak yang berwenang di London."

"Oke."

"Saya permisi pak Jo. Maaf mengganggu waktunya." Ucap Laki-laki itu beranjak ingin pergi.

"Terimakasih."

****

Satu bulan berlalu....

Rencana untuknya ke London beneran tercapai. Jo akan menemui pihak penting mengenai hak warisnya di London. Jo tidak sendiri, dia membawa Atlas untuk pergi bersamanya.

"Sudah siap semua Jo? Perlengkapan Atlas udah dimasukin ke mobil tante?" Tanya Bu Risa.

"Sudah tante."

"Yaudah kita pergi, bawa mobil tante." Suruh Bu Risa memberikan kunci mobilnya kepada Jo.

"Jo?" Panggil Bu Khasanah sedikit berlari menghampiri Jo didepan gang.

"Mas Jo." Ujar Anita terlihat bersedih.

"Ini untuk mas Jo ya." Ucap Bu Khasanah memberikan satu kotak makanan kepada Jo.

"Gak usah repot-repot Bu." Tolak Jo.

"Gapapa, siapa tahu aja mas Jo laper kan di pesawat." Ucap Bu Khasanah membuat Jo mengulaskan senyumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang