5. Kekecewaan Jo

190 12 1
                                    

Satu bulan berlalu...

Kehidupan Jo dan Reksa terlihat membaik, Jo masih bekerja sebagai tukang servise serta dia juga mempunyai pekerjaan baru menjadi tukang cuci mobil disalah satu tempat yang cukup jauh dari kontrakannya.

Untuk menjadi seorang kakak pengganti tulang punggung keluarga, Jo harus sangat kuat meskipun beberapa kali dia mengeluh akan kehidupan yang sulit itu. Tapi Jo tidak ingin bersedih, dia cuma berharap adiknya akan berhasil dan kembali merebut kebahagiaannya kembali.

"Reksa bangun udah siang? Lo gak sekolah?" Jo menarik kasar selimut Reksa agar adiknya itu terbangun.

"Arghh, berisik, gue masih ngantuk." Reksa kembali menarik selimutnya kembali tidur.

"Reksa? Bukannya hari ini lo UAS? Bangun bego!" Paksa Jo membuat Reksa mendesis kesal.

"Gak perduli!" Ucap Reksa merasa sangat malas.

"Bangun cepetan!" Seru Jo menarik tangan adiknya itu.

"Apaan sih lo Bang! Ganggu tau gak sih! Mau gue sekolah juga gak akan jadi pejabat!" Kesal Reksa membuat Jo mendesis.

"Kan lo bilang sendiri mau jadi pilot." Ucap Jo membuat Reksa menggerang frustasi.

Jo menghela nafasnya kasar, dia menarik tangan adiknya dan memberikan sebuah kontak motor. Reksa mengernyit melihat Jo bingung.

"Hari ini lo bisa sekolah pakai motor seperti dulu." Ucap Jo membuat Reksa terheran-heran.

"Dapat duit darimana lo bisa beli motor?" Tanya Reksa penasaran.

"Gue beli motor bekas punya tetangga, kebetulan duit tabungan gue cukup dan tetangga itu sangat butuh uang." Ungkap Jo membuat Reksa masih tidak percaya.

"Udah siang bego, sekolah!" Tegas Jo dan akhirnya Reksa bangkit untuk bersiap-siap.

Jo menghela nafasnya kasar. "Kasih apresiasi kek, bilang makasih gitu." Desis Jo.

"Makasih!" Seru Reksa didalam kamar mandi. Jo hampir lupa jika kontrakan mereka tidak kedap suara.

Beberapa menit kemudian Reksa sudah bersiap-siap akan berangkat ke sekolah, dia melihat Jo sibuk dengan alat-alatnya untuk membenarkan televisi, kipas angin, bahkan barang-barang yang lain milik orang-orang.

"Eh Reksa?" Panggil Jo saat melihat adiknya menyelonong pergi begitu saja.

"Ini uang jajan lo." Jo memberikan selembar uang berwarna biru kepada Reksa. Reksa menerimanya begitu saja.

"Nanti gue gak pulang dulu, gue tidur di mess, kalo lo mau makan beli sendiri aja." Tutur Jo dan Reksa hanya menghela nafasnya kasar.

"Assalamualaikum!" Seru Reksa bergegas pergi menghiraukan Jo. Adiknya itu memang seperti itu jadi Jo tidak heran.

"Waalaikumsalam." Jawab Jo mencoba bersabar.

Jo segera mengemasi barang-barangnya itu, dia segera berangkat bekerja ke steam mobil. Jangan ditanya, Jo memang sudah terbiasa berjalan kaki untuk bekerja, dan kali ini dia tidak ingin pulang karena Jo akan melembur sampai malam hari.

"Permisi Bu." Sopan Jo kepada tetangganya itu.

"Kerja mas Jo." Tanya ibu-ibu itu dianggukan Jo.

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang