29. Kesulitan Aliyah

155 13 3
                                    

18+ Area.....

Jo memegangi pinggang Kyara yang sedang bermain diatas tubuhnya, bahkan mereka berdua sama-sama sedang fokus melumat bibirnya dan menikmati setiap gerakan itu.

"Good Job Jo, lo udah gak kaku lagi sekarang." Bisik Kyara seraya mengusap kepala Jo dengan sayang.

Kyara kembali mencium Jo dan melumat bibirnya itu. Tangan Jo terangkat untuk melepaskan satu persatu baju yang Kyara kenakan bahkan Kyara juga melepaskan kancing kemeja Jo, hingga mereka bermain tanpa sehelai apapun.

Jo mengambil sebuah pengaman dari atas nakas dan menyobeknya santai dengan giginya. Kyara tertawa pelan, ternyata Jo sangat takut akan itu.

Tak lama, mereka kembali bermain layaknya suami istri dengan Kyara yang mencakar punggung Jo bahkan mencengkram rambut laki-laki itu mendesah berat saat Jo berani mencium leher Kyara bahkan menjilatnya.

"Gue pastiin lo akan aman sama gue Jo."

****

Keesokan paginya, Aliyah berjalan dipinggir trotoar seorang diri. Dia memang menginap di rumah Widya, tapi hanya satu malam saja, sesudah itu dirinya memilih pulang karena tidak ingin merepotkan temannya itu.

Aliyah cuma berharap Jo akan mencarinya dan perduli dengan nasib dirinya, tapi dugaan Aliyah salah, Jo sepertinya benar-benar tidak perduli dengan Aliyah.

"Maafin ibu sayang, ibu seharusnya gak lemah seperti ini." Ucap Aliyah seraya mengusap sedikit air matanya yang terjatuh. Dia mengusap perut buncitnya itu.

"Kalo saja perlakuan gue gak diluar batas, mungkin anak ini gak akan tercipta dan mungkin anak ini gak rasain hidup susah sama gue, karena gue bener-bener brengsek." Gumam Aliyah.

*****

Tiga hari kemudian...

Aliyah berjalan menghampiri warung langganan Jo itu, ini sudah terbilang tiga hari berturut-turut dia menghampiri warung itu. Seorang perempuan dengan rambut sebahunya berdiri seraya berkacak pinggang didepan pintu warung.

"Mau ngapain? Pasti mau utang lagi ya?" Tegur Anita.

Aliyah menggelengkan kepalanya. "Gak kok."

"Terus mau ngapain?" Ketus Anita.

Aliyah menghembuskan nafasnya pelan meremat jemarinya merasa malu. Terpaut sejak Jo tidak perduli dengan Aliyah, laki-laki itu tidak pulang ke kontrakan sama sekali, jika bisa dikatakan Jo tidak benar-benar menghidupi Aliyah.

Setiap malam Aliyah menangis karena dia tidak memiliki uang sepeserpun untuk sekedar membeli makan, ingin sekali dia pulang kerumah orang tuanya, tapi Aliyah masih berfikir jika masalah itu tidak sepatutnya ayahnya tau.

Ya, Aliyah suka berhutang di warung ibunya Anita. Dan saat ini dia merasa malu jika harus berhutang lagi.

"Gue mau bantu-bantu di warung ini boleh gak? Gue gak butuh dibayar kok, asalkan lo kasih gue makan aja." Ucap Aliyah dengan ragu.

"Jo kemana? Emang dia belum pulang?" Tanya Anita dan Aliyah menggelengkan kepalanya.

"Sorry ya, tapi kita gak butuh karyawan." Tolak Anita.

"Kata siapa?" Sahut Bu Khasanah membuat Anita tercengang. "Ibu masih butuh karyawan kok."

"Ibu, kan Anita bisa bantuin ibu." Tegur Anita.

JOURNEY OF JO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang