2 bulan kemudian...
Kini kandungan Aliyah sudah berusia 6 bulan, Jo sangat berhati-hati sekali karena Aliyah sudah memasuki bulan-bulan dimana Aliyah suka merengek minta sesuatu. Seperti saat ini, Aliyah meminta dibelikan gelang pandora karena dia melihat Widya mengenakan gelang mahal tersebut.
Bukan Jo pelit dan tidak ingin membelikannya. Tetapi Jo tidak bekerja bersama Adrian lagi melainkan hanya seorang tukang servise rumahan. Ya, Jo memang sudah lama keluar dari pekerjaan non halal itu. Arya juga sudah tahu tentang temannya tersebut.
"Mau kemana?" Tegur Jo saat mendapatkan Aliyah ingin keluar kontrakan.
"Mau kerumah papah, mau minta beliin gelang." Ketus Aliyah membuat Jo menghembuskan nafasnya berat.
"Terserah, kalo emang lo maunya gitu, Silahkan minta sama bokap lo." Pasrah Jo yang sudah kesal dengan tingkah memaksa Aliyah.
"Kok lo gitu sih Jo? Gue kan lagi ngidam, seharusnya lo turutin, bukan malah marahin gue." Kesal Aliyah karena Jo tidak menuruti kemauannya.
Jo beranjak bangkit dari duduknya dan berkacak pinggang. "Bukannya gue gak mau turutin permintaan lo Al. Tapi lo tau kondisi gue dong, gue gak bisa beliin lo barang mewah karena harus menabung untuk biaya lahiran lo, lo pikir biaya lahiran gak mahal? Gue disini kerja pagi sampai malam, bukan untuk bermain-main, tolong ngertiin posisi gue."
Aliyah mendesis kesal. "Kan cuma gelang Jo, harganya juga gak mahal kok."
"Gak mahal kata lo? Al, hidup lo gak kaya dulu lagi. Harga Gelang pandora itu cukup untuk membeli satu unit motor loh."
"Gue kesel sama lo Jo, lo pelit!" Desis Aliyah.
"Terserah lo mau ngomong gue pelit, gak perduli sama istri, atau gak perduliin ngidam istri. Yang penting gue lakuin ini juga demi kebaikan lo, kebaikan rumah tangga kita." Ucap Jo tidak ingin kalah.
Aliyah mendesis kesal. "Bodoamat Jo, gue mau bilang sama papah karena lo gak mau turutin ngidam gue!"
Jo menganggukan kepalanya. "Silahkan. Pasti bokap lo juga akan ngertiin gue."
"Arghh lo jahat Jo!" Kesal Aliyah lalu bergegas pergi dari kontrakan.
"Hati-hati!" Seru Jo bersikap santai.
Setelah Aliyah benar-benar pergi, Jo berlari keluar melihat kepergian perempuan itu, namun nihil perempuan itu sudah cepat menghilang.
"Cepet banget perginya." Gumam Jo.
"Biarin aja, nanti juga dia pulang lagi. Lagian gak mungkin dia minta sama papahnya lagi." Gumam Jo sudah berfikir positif, dia bergegas masuk kedalam kontrakannya lagi.
Jo kembali fokus dengan alat-alatnya itu. Beberapa menit kemudian ada seseorang datang menghampiri rumah Jo untuk mengambil barang miliknya.
"Ini udah bisa dipakai ya kipas anginnya." Ucap Jo kepada seorang ibu-ibu.
"Terimakasih ya mas Jo." Ucap ibu-ibu itu dianggukan oleh Jo.
"Sama-sama." Ucap Jo dan langsung mendapatkan bayaran dari ibu-ibu tersebut.
Baru saja seseorang pergi tiba-tiba ada bapak-bapak datang, sepertinya ingin membenarkan barangnya yang rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOURNEY OF JO [END]
De TodoMuhammad Jordie atau kerap dipanggil Jo, adalah seorang laki-laki sekaligus seorang kakak yang memiliki jiwa yang tangguh dan berani. Bagaimana tidak? Disaat yang lain bersekolah untuk mencapai cita-citanya, Jo lebih memilih bekerja untuk menghidupi...