Menantimu hingga saat
Cintaku temukan dirimu
Usai sudah sampai di sini
Berdiri melabuhkan asmaraMenikah denganku
Menempatkan cinta
Melintasi perjalanan usia
Menikah denganmu
Menetapkan jiwa
Bertahtakan kesetiaan cinta
Selamanya
.
.
Kahitna - Menikahimu
.
.
.
.
.
."Lho, mau kemana, Mi, Pi?"
Aku baru saja mau masuk rumah ketika melihat Mami dan Papi menutup pintu depan, keduanya sudah siap pergi karena pakaian mereka nampak sangat formal. Berbeda denganku dan Yudhis yang sudah penuh keringat dengan pakaian olahraga kami.
"Ke Dago, Di. Ada undangan pernikahan temen Mami." balas Mami.
"Oh. Dimana?" tanyaku penasaran, aku mengikuti Mami dan Papi menuju mobil yang sudah disiapkan Pak Ilham.
"Intercontinental, yang dulu dipakai Mbak Jani. Ingat?"
Aku tidak bisa menutupi binar di mataku ketika mengingat pernikahan yang disebutkan Mami. Aku tidak mungkin lupa karena pernikahan Mbak Jani menjadi pernikahan yang cukup mengesankan untukku.
"Asik banget. Hati-hati ya, Mi, Pi." ujarku sebelum keduanya masuk mobil. Kemudian, aku mencium pipi Mami dan Papi bergantian.
"Kalian ada acara kemana hari ini?" Papi bertanya.
"Aku ada janji spa bareng Milly sama Grace, girls time. Yudhis mau basket sama temennya." jawabku.
"Sorean paling, Om. Nanti aku antar Didi dulu." timpal Yudhis.
Setelahnya, Papi dan Mami segera berpamitan karena butuh waktu untuk mencapai tempat acara. Apalagi di akhir pekan seperti ini, pasti tidak ada jalanan yang lengang. Sedangkan aku dan Yudhis, beranjak kembali menuju rumah. Menghabiskan pagi di Car Free Day ternyata membuatku segar sekaligus lelah. Jadi aku ingin segera merebahkan diri. Namun sebelum itu, aku mengambil satu botol air minum dingin dari kulkas dengan dua gelas dan menyimpannya di meja. Agar Yudhis tidak punya alasan untuk mengganggu acara rebahanku seperti biasanya.
"Mbak Jani tuh siapa, Di?" tanya Yudhis tiba-tiba ketika kami sudah sama-sama di posisi nyaman, aku di sofa dan Yudhis duduk bersandar di karpet.
"Anaknya temen Mami. Kenapa?" Aku balik penasaran.
"Kamu suka sama konsep pernikahannya?"
"Bangeeeet. Nikahannya Mbak Jani tuh cantik banget suasananya menurutku." Meski tidak paham maksud Yudhis bertanya, aku tetap menjelaskan isi kepalaku ketika mengingat acara pernikahan yang kuhadiri sewaktu masih kuliah itu.
Intimate wedding dengan dekorasi yang begitu indah, cocok dengan karakter Mbak Jani yang super-girly. Membuatnya terlihat seperti peri cantik di negeri dongeng. Ditambah venue acara yang benar-benar mendukung, pemandangan dataran tinggi Bandung di waktu senja. Senyumku kembali terkembang mengingatnya.
"Kamu mau kita nikah di sana? Aku udah bilang sama Mama Papa soal rencanaku nikahin kamu dalam waktu dekat. Mama bilang temennya punya WO yang oke, siap banget kalo diminta bikin acara kapanpun." Perkataan Yudhis membuatku mengawang.
"Aku suka sih tempatnya, tapi kayaknya mahal deh, Mas." jawabku. Meski memang seindah itu, membuat acara di sana pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tidak cocok untukku yang akan mengosongkan tabungan untuk sekolah lagi. Itupun mungkin belum cukup. Jadi aku tidak berani membayangkan pesta pernikahan yang terlalu muluk. Aku tahu diri. "Aku kayaknya ikut maunya Mami aja."
"Kan kamu denger sendiri kemarin, mereka semua minta kita yang ngatur."
Benar. Pertemuan orang tua kami terakhir kali memang mengembalikan semua keputusan pada kami berdua. Soal kapan dan bagaimana acaranya, baik Mami-Papiku maupun Mama-Papa Yudhis tidak akan banyak ikut campur. Termasuk soal konsep pernikahan. Tante Ara sempat membahas pernikahan beberapa artis yang makin hari lebih sering mengusung intimate wedding, dan beliau tidak keberatan jika kami ingin yang seperti itu. Selain lebih sakral, tamu yang sedikit membuat pernikahan terlihat lebih indah. Cocok dengan bayanganku tentang pernikahan Mbak Jani.

KAMU SEDANG MEMBACA
DD/
Genç Kız EdebiyatıDD/ alias Diagnosis Banding, merupakan daftar kemungkinan kondisi yang memiliki gejala yang sama. *** Lima tahun menjalani hubungan yang manis, Diandra Alana Radinka selalu yakin bahwa Gandhi Wicaksana adalah lelaki yang diciptakan untuknya. Namun...