Tiada yang meminta seperti ini
Tapi menurutku Tuhan itu baik
Merangkai ceritaku sehebat ini
Tetap menunggu dengan hati yang lapang
Bertahan dalam macamnya alur hidup
Sampai bisa tiba bertemu cahaya
.
.
Feby Putri - Usik
.
.
.
.
.
.Waktu kecil, Papi dan Mami senang sekali mengajakku ke tempat bermain. Sesekali di luar ruangan, meski lebih sering di dalam ruangan. Tentu karena Mami dan Papi merasa tempat bermain di dalam ruangan memiliki desain yang lebih aman dibanding luar ruangan. Lantai dan dinding yang penuh dengan bantalan atau karpet, pagar-pagar yang mengelilingi, juga permainan yang terbatas tapi cukup lengkap untuk membuatku senang.
Makin besar dan punya banyak teman, aku mengenal lebih banyak macam tempat bermain. Yang lebih luas, lebih banyak wahana, dan kebanyakan di luar ruangan. Tentunya permainan untuk anak lebih besar lebih menantang, jauh dari sekedar perosotan bersudut curam yang dulu menjadi favoritku.
Berteman dengan Yudhis, membuatku memiliki akses ke permainan-permainan itu. Sebagai anak lelaki, orang tua Yudhis tentu saja memperlakukan anaknya berbeda dengan yang dilakukan orang tuaku. Untungnya, alih-alih meledekku yang memiliki orang tua protektif, Yudhis selalu mencari cara agar rasa penasaranku terhadap apapun yang dilarang Papi bisa tetap aku nikmati tanpa perlu menjadi anak pembangkang.
Biasanya Yudhis menjadikan orang tuanya sebagai tamen, terutama Tante Ara - yang sekarang kupanggil Mama. Memanfaatkan rasa sayang Mama kepadaku - sebagai teman perempuan Yudhis yang sudah dianggap sebagai anak perempuannya sejak dulu - Yudhis selalu meminta Mama mengajakku setiap kali dia akan pergi ke taman bermain. Mama tidak tahu kalau sangat berat bagi Mami dan Papi mengizinkan, tapi tidak mudah juga menolak permintaan Mama. Akhirnya, misi kami berhasil.
Rasa penasaran seorang Radinka satu persatu dipenuhi oleh Yudhis. Katakanlah, rollercoaster, histeria, niagara, ontang-anting, apapun itu yang memicu adrenalin berhasil aku coba. Yang paling membuat hidupku belakangan berubah adalah Yudhis mampu membuat Papi mengizinkan aku belajar mengemudi. Dan di sini lah aku sekarang, dibalik kemudi, dengan adrenalin yang meluap, untuk pertama kalinya aku mengambil posisi Yudhis sebagai pengemudi.
"Pas les kemarin diajarin nyalip-nyalip gini juga ya?" kekehanku muncul mendengar keheranan Yudhis ketika aku berhasil membawa mobil kami menyalip satu mobil di depan yang berjalan lebih lambat. Bagaimana tidak, mau belajar menyalip dimana kalau Bandung macetnya dimana-mana?
"Adrenalin rush ini kayaknya."
Apa kalian tahu apa fungsi adrenalin dalam tubuh kita? Adrenalin merupakan hormon yang akan membantu tubuh menyiapkan diri saat menghadapi tekanan atau bahaya. Biasanya yang terjadi adalah peningkatan denyut jantung juga kerja paru-paru yang lebih efisien. Dampaknya, aliran darah ke otak dan otot meningkat sehingga kamu seolah memiliki tambahan tenaga juga keberanian. Seperti yang aku lakukan ketika berani menyalip mobil di perjalanan pertamaku keluar kota. Ke tempat dimana tambahan adrenalin akan ditunggu kehadirannya. Taman bermain favorit kami di Jakarta.
"Aku jadi paham sih kenapa Papi khawatir banget sama kamu. Kamu nekat!" komentar Yudhis lagi. Aku tersenyum menanggapinya.
Jika Yudhis membahas masa laluku sebelum rollercoaster kehidupan membawa kami ke dalam masa penuh gelisah menghadapi penyakit Yudhis, maka mungkin aku akan mengenang masa itu dengan rasa sesak yang masih membelenggu. Karena nyatanya waktu itu, Papi bukan khawatir padaku, tapi pada Mami. Papi takut kelakuanku membuat Mami khawatir.
Namun itu semua sudah lewat.
Aku pernah berada dalam hari-hari penuh kegelisahan yang juga bisa meningkatkan adrenalin dalam tubuhku. Tapi kondisi penuh gelisah dan tekanan yang terus menerus itu memiliki dampak yang berbeda dengan taman bermain. Dan mungkin masa itu membuatku bisa paham atas apa yang Papi lakukan. Semua akan dilakukan agar tidak kembali pada masa menakutkan itu. Semacam pertahanan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DD/
ChickLitDD/ alias Diagnosis Banding, merupakan daftar kemungkinan kondisi yang memiliki gejala yang sama. *** Lima tahun menjalani hubungan yang manis, Diandra Alana Radinka selalu yakin bahwa Gandhi Wicaksana adalah lelaki yang diciptakan untuknya. Namun...