Neraka Pertama

25 2 0
                                    

Sejak Ferry di islamkan,
Terlalu banyak manipulasi yang terjadi di dalam rumahku sendiri.

Aku yang seharusnya sedang berbahagia mengawali masa SMA, justru menjadi budak atas nama pengorbanan agama.

Sosok Ferry masih baik,
Ya,
Masih baik di depan keluarga terutama ibuku.

Sedangkan dihadapanku?
Ferry adalah monster.

Dia terlalu obsesi untuk memilikiku sampai ke jenjang pernikahan, dia mulai mengatur hidupku, mengatur dengan siapa aku boleh dan tidak boleh berteman,
Posesif...
Kasar...

Sudah mulai main tangan. :)

Mungkin itu kata yang tepat setelah ia berpindah agama mengikuti agama ku kala itu,
Seolah sikapnya menggambarkan sebuah tuntutan "Gue udah berkorban, lo harus jadi milik gue seutuhnya".

Sedangkan,
Prestasi dan penghasilan ku semakin memuncak, Ferry belum juga mendapat perkerjaan, Ferry tidak punya modal lain selain mendekati keluarga ku, utamanya adalah mama.

Entah bagaimana cara Ferry memanipulasi setiap kejadian setiap harinya,
Kadang kalau aku ditamparnya, dan ketika aku mengadukan ke mama, malah mama tampar aku 100x lebih keras.

Ferry berubah menjadi sosok yang menyeramkan, kalau tidak menurutinya dia tidak segan mendaratkan tangan bahkan kakinya di tubuhku.
Ketika aku mencari pertolongan ke mama ku,
Mama akan menghajarku lebih.

Dan mama selalu mengancam untuk tidak bercerita apapun dengan kakak-kakakku apalagi papa.

Hari ke hari, terasa seperti neraka.

Dengan beralasan Ferry tidak boleh tinggal di rumahnya sejak masuk Islam, maka Ferry dipersilahkan mama untuk tinggal dirumah.

Yap,
Kaget? Gausah.
Anak baru lulus SMP sepertiku, sudah di kunci hidupnya oleh laki-laki yang diizinkan ibunya sendiri untuk tinggal seatap dengannya.

Sakit jiwa?
Iya, aku, katanya.

Bagi mama ku,
Ferry lah yang sudah mengerti keanehanku dalam hal ini kemampuan supranatural, serta emosi ku yang tidak stabil.
Mama menganggap Ferry mungkin satu-satunya di dunia ini yang bisa menerima keunikan anaknya.

Dan Ferry yang kala itu secara materi dan prestasi kalah jauh denganku, merasa punya senjata lain untuk bisa mendapatkan aku. Yaitu dengan kunci "Sudah Islam" dan di piara oleh mama ku sendiri dirumah.

Bayangkan,
Sebelum berangkat sekolah aku harus membuatkan sarapan atau sekedar teh manis hangat untuk Ferry yang tidur dikamar belakang, lalu kalau aku menolak melakukannya aku harus menyaksikan muka marah mama ku, serta perlakuan kasar Ferry,
Sedangkan yang aku butuhkan saat itu
"Hati-hati ya sayang, jangan lupa yaaa bekalnya dimakan.. Selamat sekolah anakku sayang... "
Indahnyaaa....
Tetapi yang aku alami berbeda.

Suatu hari aku pun minta PUTUS.
Aku sudah gak kuat, tetapi putusnya kami tidak membuat Ferry pergi dari rumah, malah mama semakin membelanya.
Bahkan, jika Ferry melakukan kesalahan yang berkaitan dengan barang2 kakak-kakakku atau papa ku, harus aku yang mengakui bahwa itu salahku.

Contoh,
Ferry coba bawa mobil kesayangan kakakku lalu menabrak tiang listrik,
Ferry dan mama mengancam ku untuk mengakui aku yang menabrakinya,,
Nanti kalau aku lawan katanya aku anak durhaka.
Ketika aku turutin,
Aku kena pukul kakakku.

Indah kan neraka ini? :)
Ini berlangsung hampir 3 tahun. Lama?
Gak kok, cuma sebentar.. :)
Masih hidup kok penulis buku ini sampai sekarang. :)

"NINGRAT"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang