Menemukan R. A. Cahaya Indrayanti - Part II

29 2 0
                                    

Saat aku sampai dirumah, keluarga ku dalam keadaan panik bukan main mencari aku yang hilang entah kemana,
Hingga aku dan yang mengantarku bisa menceritakan kronologinya.

Papaku,
Raden Mas Haryanto Djoko Dwiarso, memiliki kemampuan supranatural dan spiritual yang cukup baik kala itu.
Dia hanya terdiam tidak bergeming saat mendengar putrinya mengalami berpindah dimensi.

Awalnya setelah kejadian ini, keluarga ku hanya cukup menjaga aku, menenangkan, serta berdoa atas apa yang aku alami.

Namun,
Setelah kejadian itu semakin hari aku semakin mengalami fenomena diluar nalar.

Keluarga dan lingkungan sekitar sering melihat aku dengan beberapa wujud,
Semisal mama melihatku dikamar, sedangkan kakakku melihat aku di teras, di waktu yang bersamaan.

Dulu, aku masih mengikuti TPA atau Taman Pendidikan Al-Qur'an, pernah juga ketika selesai mengaji tetiba orang melihat aku bicara sendiri, sedangkan aku merasa berbicara dengan sosok yang mirip denganku tetapi lebih tua.

Tidak jarang orang lain melihatku disuatu tempat, sedangkan aku berada dirumah. Kabar itu diterima anggota keluargaku berkali-kali.

Ada pula kejadian berikutnya ketika Kakak laki-laki ku menabrak seorang ibu, yang akhirnya ibu itu dirawat dirumah sakit. Saat orangtua ku mengajak ku menjenguknya, ibu tersebut merasa seharian penuh ditemani oleh aku, dia kira aku adalah anak pengunjung rumah sakit yg bermain dekat kasurnya saja. Sedangkan aku yang sesungguhnya seharian dirumah dan barulah malam itu datang menjenguk.

Hingga suatu ketika,
Ada kejadian hebat menimpa keluargaku.
Kedua orang tua ku saat itu pergi ke luar kota, tepatnya ke Pangandaran, Jawa Barat.

Aku dirumah hanya dengan tante dan kakak-kakakku.
Tetapi mereka pun dibuat bingung olehku, masing-masing mereka menemui aku di berbagai titik rumah, sedangkan aku yang sesungguhnya sedang berlatih piano di studio (studio pribadi berada di dalam rumah).

Tiba-tiba saat malam tiba, Orang-orang dari musholla dan mesjid bahkan ketua RT dan RW datang menghampiri rumah kami,,,
Mereka mengaku mendengar suara gamelan sangat kencang yg berasal dari rumah kami. Hingga mengganggu aktivitas ibadah mereka, aktivitas di balai RW dan semua tetangga mendengar suara gamelan yang sama.

Sedangkan malam itu hening,
Tak seberapa suara piano yg kumainkan di dalam studio.

Aku yg masih kecil hanya ikut bingung melihat kakak-kakakku ketakutan hingga mereka memberikan kabar ke orang tua kami yg dalam perjalanan pulang ke rumah, untuk segera pulang.

"NINGRAT"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang