Pengaturan Dimulai

19 2 0
                                    

Sesampainya aku di Bali,
Aku memulai hari-hariku dengan sangat berat.
Aku sulit tidur dikamar yang menjadi saksi kematian Den Andy.

Aku selalu merasa ada banyak mata yang memperhatikanku diruangan itu, tetapi aku lawan rasa takut itu semampuku, demi tidak meninggalkan kamar bersejarah tempat suamiku menemui ajalnya.

Di Minggu pagi, aku mengalami hal yang tidak biasa... Aku terbangun di pagi hari dan aku sontak kaget saat melihat jam di handphone ku yaitu jam 9.00 pagi.

Aku bicara sendiri dan berkata:
"Aduh daddy,, maaf sayaaangg bunda kesiangannn... Bentar bunda masak.. Duh telat obat yang jam 7 pagi... Bentar yaaa aduh maaf maaf... Bentar ya aku masak dulu... "

Lalu aku ke dapur dan merebus spagetti, aku memasak pasta dengan sangat terburu-buru. Aku pikir suamiku sudah terlambat suntik, makan dan minum obat.

Saat aku masak pun, aku salah menuangkan garam menjadi lada. Dari dapur aku berteriak kearah kamar "Daddy, ini nanti agak pedes ya sedikit, kena lada. Gapapa ya sayang, maaf yaaaa..."

Selesai masak, aku langsung meletakan pasta di mangkuk besar dan menyiapkan alat makan lainnya untuk ku bawa ke area kamar, sesampainya dikamar, kulihat kasurku kosong.

Baru ku sadari, aku berbicara sendirian.
Suamiku sudah tidak lagi menunggu masakanku.

Hal ini terjadi 30 menit lamanya, aku benar-benar tidak menyadari bahwa suamiku sudah meninggal.

Mangkuk pasta yang ku pegang sontak ku lempar hingga berserakan di lantai.
Aku lari ke kasur, dan menangis sejadi-jadinya.

Aku terlalu lama menangis menggigit bantal sekuatku hingga akupun tak sadar tertidur, dalam keadaan pintu kost ku tidak terkunci.

Tiba-tiba aku terbangun karena merasa ada sesuatu yang menindih tubuhku, saat kubuka mata mulutku pun dibekap, aku jauh dari kacamata ku hingga butuh waktu beberapa detik untuk menyadari bahwa aku kedatangan tamu bajingan yang sedang berusaha memperkosaku.

Jahat sekali, dia adalah bapak pemilik kost. Dia tahu betul suamiku baru meninggal hitungan hari, di ruangan itu, dijadikannya ruangan tempat dia berniat jahat...

Aku ingin berteriak tetapi aku ingat istri dari bapak kost ini sangatlah baik selama ini, beliau terlalu baik untuk ku sakiti dengan kelakuan suaminya pagi itu.

Hingga aku berhasil menghindari terkaman laki-laki gila itu, dan akupun kabur menjauhi kosan tersebut dan menghubungi teman kerjaku yang pernah menolongku saat membawaku kabur dari almarhum Den Andy yang kasar.

Ketakutanku akan kriminalitas dan pelecehan membantuku untuk kuat meninggalkan kost bersejarah itu.
Saat itu kostku yang berada di Denpasar Barat, akhirnya pindah ke Denpasar Timur tepatnya di sebuah Villa samping sekolah.

Aku pikir, setidaknya ada sedikit keuntungan dari berpindahnya aku kala itu, yaitu mendekat dengan sekolah.
Tetapi rasanya aku menjauh dari tempat kerjaku yang lain, termasuk Hotel di Kuta.

Tapi aku suka sekali villa ku, tenang, sunyi, jauh dari keramaian, pemandangan yang langsung hamparan sawah dan air laut.

Aku harap, tempat ini mungkin sedikit menjauhkan ku dari basa basi yang enggan kulakukan dengan banyak orang.

"NINGRAT"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang