Setelah aku di-Hindu-kan, tentu aku meneruskan hari-hariku dengan mempelajari statusku yang membingungkan.
Sebagai keturunan bangsawan Jawa sekaligus Bali.Aku kembali menjumpai siapa saja yang mungkin bisa memberikanku informasi, dan tentu aku pun perlu mengumpulkan data dan fakta.
Mempelajari sejarah leluhur Jawa dan Bali.Meninjau dari struktur silsilah ku, aku menjadi bertanya apakah terjadi keturunan Kowar atau Astra?
Mengapa terjadi peralihan gelar dari Gelar Bali menjadi Jawa?Mengapa jika Raja adalah Dewa Agung, kenapa keluarga kami bukan Anak Agung?
Apakah kami adalah keturunan Kowar/Astra dari Dewa Agung?
Tapi jika kami Kowar/Astra kenapa kami masih bergelar Ningrat Jawa? Kenapa tidak terputus gelarnya dan terhenti di Menak saja? Kenapa terus berkembang gelar Raden?
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?
Dasar aku!Anak Kowar, istilah Jawa
Anak Astra, istilah BaliAnak Kowar/Astra adalah anak yang dilahirkan dari perbuatan orangtuanya yang tidak menurut ketentuan agama dan melanggar hukum adat, umum nya anak hasil hubungan diluar nikah.
Biasanya sebutan keturunan Kowar(Jawa) atau Astra(Bali) ini adalah jika dilakukan oleh bangsawan Ningrat Jawa atau yang berkasta di Bali.
Anak Kowar / Astra biasanya akan memiliki perlakuan berbeda dari mulai perlakuan sosial, hukum adat, hukum ahli waris, hingga hak gelar.Aku mempertanyakan,
(Emang banyak nanya..)Kenapa jika Rajaku Dewa Agung, kenapa keluarga kami bukan Anak Agung?
Apakah aku 'kowar/astra' nya Raja Bali?Tetapi jika garis silsilah kami merupakan Kowar/Astra, kenapa kami bergelar Menak hingga Raden??
Bukankah harusnya tidak memiliki hak gelar??
Jadi,
Aku Jawa atau Bali?Hmmmmm....
Sepertinya novel ini akan sedikit edukatif.Jadi begini,
Setelah ku analisa,
Jika keturunan kami tidak mendapat gelar sama sekali, mungkin benar kami "Kowar/Astra" nya sang Raja Bali.Tetapi itu tidak terjadi,
Yang terjadi hanya perubahan gelar dari Bali ke Jawa.Aku mulai mempelajari dari sini........
Konon dalam hukum kekerabatan keluarga di Indonesia terdapat 3 jenis :
- Patrilineal, yaitu sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan dari pihak laki-laki / Bapak.
- Matrilineal, yaitu sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan dari pihak perempuan / Ibu .
- Bilateral, yaitu sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan dari kedua orang tua/ Bapak & Ibu.Dan ternyata,
Jawa Dan Bali berbeda.Hasil browsing dan juga berguru dari buku,
Jawa menggunakan sistem kekeluargaan Bilateral.
Sedangkan Bali menggunakan Patrilineal.Kaitannya, didalam silsilahku, disebutkan generasi Raja Bali walau laki-laki melakukan pernikahan dengan Bangsawan Jawa, bisa saja gelar yang dilanjutkan mengikuti gelar ibu.
Apalagi meninjau silsilahku tersebut terdapat gelar Menak dibawah nama Raja Bali dan putranya Gede Dewa Timur.
Kuat indikasi ketika menikahi wanita bergelar Menak, maka mungkin atas kesepakatan saat itu mengambil garis keturunan ibu. Anaknya akhirnya bergelar Menak, hingga cucu berikut nya menjadi Raden.
Atau bisa juga keturunan perempuan dari Raja Bali tersebut menikah dengan seorang laki-laki dengan gelar Ningrat Jawa sehingga berlanjut mengikuti gelar Jawa.Intinya,
Sistem penarikan garis keturunan antara hukum kasta Bali dan kasta Jawa berbeda.Itulah sebabnya,
Aku bisa disebut asal Keraton Solo, juga bisa disebut asal Kerajaan Bali.
Karena silsilah wanita berkasta menikahi pria berkasta akan tetap diakui di kedua garis keturunan.Maka jika aku menikah didalam perspektif Jawa, sepertinya aku bisa meminta anakku kelak mengikuti garis keturunan ku. Tetapi zaman sekarang, sepertinya hampir tidak mungkin. Laki-laki pasti mempertahankan kastanya.
Ku temui juga keunikan dari pemberian gelar Ningrat Jawa,
Entah apakah di Bali juga terdapat hal ini... :Jika aku menikah dengan yang bukan Ningrat atau berkasta. Gelar ku di cabut, atau setidaknya putus dalam arti anakku tidak akan bergelar lagi. Tetapiiiii,,
Fenomena gelar ningrat Jawa juga ada kebijakan.....Yaitu,
Jika suami yang tidak bergelar tersebut ternyata ditelusuri memiliki darah walau bukan sentono dalem, misal kakek dari kakeknya sekedar abdi dalem,
di kekeratonan Jawa ada upacara Wisuda Penganugerahan.
Gelar baru dapat diberikan.
Jadi, semisal para wanita Ningrat berjodoh dengan yang bukan Ningrat, mungkin bisa ditelusuri dahulu, karena gelar bisa disematkan melalui Wisuda Penganugerahan di keraton.Selanjutnya,
Kembali lagi ke Kowar atau Astra. Maka ini tidak terjadi pada silsilah ku, karena kalau terjadi, maka sudah putus tidak berjejak gelar Ningrat keluarga kami.Hanya saja terjadi persilangan dan kuat indikasi terdapat kesepakatan tentang penarikan gelar garis keturunan bapak/ibu (Bilateral). Sehingga terjadi peralihan gelar Bali ke Jawa.
Selain itu, pasca runtuhnya Majapahit, entah generasi kesekian mungkin kembali dari Bali ke Jawa atau memang menetap di Jawa dan diislamkan, sehingga menjadi keluarga bangsawan Jawa dan meninggalkan para leluhur yang masih Hindu di Bali dan gelar Jawa menjadi turun temurun ditrahkan di dalam keluarga kami dibandingkan gelar Bali.
![](https://img.wattpad.com/cover/366686019-288-k563707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"NINGRAT"
Spiritual• Jembatan Tak Terlihat Antara Jawa dan Bali • Sebuah Kisah Nyata Inspiratif Tentang Perjalanan Hidup Seorang Wanita Bangsawan Yang Tidak Biasa