•M. AY. KILINATHA BRATA•

25 2 0
                                    

Tiba di bab terakhir dari kisahku,
percayalah bahwa yang tertulis di novel ini adalah kemasan paling singkat yang aku bisa ceritakan. Sedang didalam kenyataan yang ku jalani masih lebih complicated.

Kini aku dikembalikan ke gelar Menak dengan alasan aku si Raden yang telah diHindukan konon berasal dari Kerajaan Majapahit sekaligus Kerajaan Bali.

Jika pernah mendengar kisah sejarah putri Raja Bali yang diislamkan, dari Gusti Ayu berubah gelar jadi Raden Ayu,
Maka anggap saja aku kebalikan.

Dari aku masih menjadi janin, kisahku sudah dramatis hingga saat ini usiaku genap 30 tahun.

Kini, aku yakin tugasku jauh dari kata selesai, perjalananku masih panjang.
Aku memilih masuk menjadi umat Hindu tentu aku perlu menelusuri silsilah sampai ke leluhur tertinggi yang aku bisa.
Agar aku bisa menyampaikan bhakti dan hormatku sampai kepada yang dituju.
Dan kelak aku juga menelusuri keberadaan putra pertamaku R. B. Chakra Raendra yang berdarah Mataram Hindu, untuk melengkapi bagian-bagian yang hilang dari diriku.

Sebagai Raden yang berganti menjadi Menak,
Sungguh ini kehormatan dimata sosial, tapi ini tentu menjadi tanggungjawab yang cukup berat untukku.
Yang tadinya aku hanya berwangsa Ningrat di Jawa, kini fakta yang ku temui aku juga ternyata Brahmana-Ksatria di Bali.

Tapi aku percaya,
bahwa kasta atau wangsa hanyalah status sosial yang dahulu dibuat oleh para penguasa untuk memudahkan penggolongan rakyat yang hingga kini dipakai sebagai objek hukum adat.
Tidaklah lebih dari itu.

Maka tidak ada kaitannya gelarku dengan kualitas spiritual niskala.
Setinggi-tingginya gelar atau jabatan manusia, tidak menjamin hubungannya dengan yang Maha Kuasa.

Yang bergelar belum tentu mencapai moksa, karena yang sudra sekalipun pasti memiliki tujuan akhir manusia Hindu yang sama.

:)

Sejatinya aku terbiasa mendidik diriku untuk :
- Melihat apa yang tidak diperlihatkan.
- Mendengar apa yang tidak terucap.
- Membaca apa yang tidak tertulis.
- Menemukan alasan yang tidak terungkap.

Hingga bagiku, kesadaran spiritual setiap manusia terlahir alamiah dalam setiap individu dengan perjalanan hidup yang beragam..
Maka aku jadikan intuisi didalam diri sebagai tempat bersemayamnya petunjuk Tuhan.

Aku sudah berani meninggalkan duniaku, maka jika kelak gelar hanya membuatku salah paham akan kebutuhan spiritual,
lebih baik ku tanggalkan saja, dan hidup tanpa gelar :)
Karena keajaiban hanya akan terjadi pada yang percaya, siapapun dan dimanapun.

Penutup,

Seluhur-luhurnya seorang Ksatria, adalah seorang pemimpin yang berkuasa atas hidupnya sendiri, diawali dengan penguasaan dan pengendalian diri.

Dan seluhur-luhurnya seorang Brahmana, adalah seorang penghayat kesucian batin yang meletakan spirit keTuhanan diatas segalanya.

Salam hangat dan terimakasih kepada semua pembaca.

-Menak Ayu Kilinatha Brata-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"NINGRAT"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang