Aku tidak bekerja, tetapi aku terus memperdalam ilmu ku baik itu spiritual maupun pengetahuan sosial, buku dan artikel di internet, menjadi pengisi pikiranku setiap harinya.
Bagaimana aku bertahan hidup?
Ada sebuah ilmu yang kudapati bahwa rezeki setiap manusia memiliki mekanisme.
Aku mempercayai bahwa ketika kita terlahir di dunia, rezeki sudah tertakar dan terukur. Hanya kapan dan bagaimana datangnya tentu menjadi misteri.
Dan yang ku percaya, apa yang menjadi hak kita akan tetap menjadi hak kita, maka jika itu pernah menguap entah kemana, aku percaya rezeki itu akan datang kembali pada waktunya.Aku juga penganut kepercayaan bahwa selama kita belum diizinkan untuk mati, maka Tuhan dan semesta ini akan menjamin hidup kita.
Di dalam tapa ku, ku jadikan diriku seutuhnya karya cipta Tuhan, ibarat diri ini adalah sebuah pohon,
Sekalipun manusia tidak menyirami pohon dan pohon tidak memiliki daya berbicara memohon bantuan keberlangsungan hidup, tetapi semesta menjamin kehidupannya sampai waktunya kelak dia tidak lagi diizinkan hidup.Akhirnya, didalam persembunyian ku kadang aku menerima pekerjaan tanpa aku yang mencarinya, beberapa yang menjadi hak ku dan pernah hilang pun kembali kepadaku dengan cara yang tak terduga.
Hingga suatu ketika, aku mendapat project di Jakarta, maka aku tinggalkan Bali untuk sementara.
Saat aku di Jakarta, entah apa yang terjadi di Bali.Hingga sekembalinya aku ke Bali, tiba-tiba aku mengetahui bahwa aku perlu secepatnya meninggalkan rumah tersebut, entahlah dimana salahku. Tetapi, bagaimanapun juga aku menghargai apa yang bukan menjadi ranahku.
Aku tidak mencari siapa yang menyebabkan api ini,
Aku biarkan lagi dan lagi hal-hal yang diluar kendaliku terjadi.
Aku rasa sudah tidak perlu aku ungkapkan dengan Ajik, tentu dia sudah lebih dulu membaca situasi.Sebelum berpindah,
rasanya aku benar-benar ingin teriak dan menangis...
Aku yang baru tiba di Bali, dan tidak cukup bekal, bingung..
Harus kemana aku pergi...?Aku terjebak lagi dengan perasaan kehilangan sosok Den Andy, aku selalu berkata andai.... Andai dia tidak pernah meninggalkan ku sendiri, setidaknya seburuk apapun dia, dia bertanggungjawab atas hidupku.
Aku dilema,
Jika aku menceritakan pada keluarga ku, maka mereka akan berubah pandangan ke Ajik, jika aku cerita ke Ajik, Ajik mungkin juga bingung.Maka aku putuskan malam itu bermalam saja di pantai,
Aku ingin sendiri, aku ingin menangis lepas,
Sambil ingin aku sembahyang disana, maka dengan stok saji dan dupa yang ku punya, aku pun mempersiapkan itu untuk ku bawa ke pantai.Aku mencari kain dan kebaya,
Tetapi yang lain dalam keadaan kotor, maka ku pilih saja yang ada, berwarna putih.Aku tidak berfikiran apapun, aku hanya ingin sendiri..
menangis di hadapan Tuhan dan mendangakan kepalaku keatas melihat langit lepas dan mungkin biarlah aku bertapa semalaman disana.Sesampainya dipantai yang ku kira akan menjadi seram dan sepi,
Ternyata aku melihat ada banyak orang dengan pakaian adat putih.Ini aneh,
Aku pun bertanya dengan salah seorang yang ku temui di pantai itu,
"Ada acara apa bli?"Lalu bli nya bingung, "kenken gek?"
Lah iyaaaaa,
Aku baru ingat, pakaian adat yang kupakai kebetulan putih, tentu membuat mereka mengira aku Hindu dan akan melaksanakan ritual seperti mereka.Aku bingung, entah mereka sedang apa. Jika ku bertanya, orang lain akan bingung,
ah sudahlah, aku susah mencari tempat paling sepi. Karena memang ramai.Hingga aku menemukan tempat sepi, dan aku mulai bertapa hingga pagi, aku menangis, aku bercerita, aku mengakui semua kekurangan dan kesalahanku, aku memohon ampun, dan aku mengadu betapa lelahnya aku, dan aku akhiri dengan kalimat pamungkasku,
"Atur saja, Tuhan..."
Setidaknya setelah melewati malam itu, aku sedikit lega.
Aku mempercayai apapun yang Tuhan akan kehendaki untuk aku nantinya.Di pagi hari,
Ajik baru memberitahu aku bahwa malam itu adalah malam Siwaratri.
Ajik memberikan ku penjelasan lewat artikel yang perlu ku baca.Malam Siwaratri adalah Malam Peleburan Dosa, waktu yang tepat untuk memohon pengampunan, minta dibukakan jalan yang gelap menuju terang.
Apakah ini sebuah kebetulan?
Tentu tidak.Malam itu aku dibuat seolah tidak ada tempat,
Aku dibuat bingung kemana aku harus mengadu,
Kebayaku pun putih bukan sengaja.Walaupun kepercayaan ku adalah kejawen, tapi memang serupa dengan konsep ketuhanan Hindu, apapun itu, aku percaya Tuhan.
Maka aku yakin,
'Sesuatu' mengantarkan ku untuk terjaga di laut pada Malam Siwaratri...Luar biasa :)

KAMU SEDANG MEMBACA
"NINGRAT"
Spiritual• Jembatan Tak Terlihat Antara Jawa dan Bali • Sebuah Kisah Nyata Inspiratif Tentang Perjalanan Hidup Seorang Wanita Bangsawan Yang Tidak Biasa