Menemukan R. A. Cahaya Indrayanti - Part I

43 2 0
                                    

Awalnya,
Aku si putri kecil ini hidup normal dengan kecerdasan diatas rata-rata.
Pintar, lucu, menggemaskan, dan pandai bermain piano.
(Cantikkk, katanya. Haha)

Yaa begitulah yang orang kenal tentang si bungsu ini.

Hingga di usia 9 tahun,
Keunikanku mulai muncul.
Keanehanku mulai terlihat.
Kesaktian? Entahlah.

Suatu hari di usia 9 tahun,
Aku pergi les piano seperti biasanya. Saat itu aku diantar oleh pacar kakakku yang sekarang sudah menjadi kakak iparku.

Saat itu, dia tidak mengantarkan ku sampai kedalam tempat kursus karena dia pun sedang terburu-buru.

Aku hanya diantar sampai di gerbang mall, mungkin aku butuh waktu 5 menit lagi berjalan kaki hingga sampai ke sekolah musik.

Ketika aku hendak berjalan kaki, aku mengucak mata karena merasa sedikit iritasi saat naik motor tadi, tiba-tiba saat ku buka mata aku liat guru piano ku tidak jauh dari pandangan mataku, aku mengikutinya.. Hingga aku masuk ke dalam ruang kelas dan belajar seperti biasanya.

Lalu ditengah jam pelajaran aku izin ke kamar mandi, aku mencuci muka ku dan membersihkan lagi mata ku yang iritasi sambil mengucaknya terus menerus, sampai aku membuka mata dan aku kaget luar biasa.

Setelah aku buka mata ku, ternyata aku berada di dalam ruang kamar mandi yang berbeda.

Aneh?
Ya.

Inilah keanehan pertama yang aku alami, dan ini adalah cerita penting didalam keluarga kami.

Kembali ke cerita,
Aku sampai membasuh muka ku dengan air berkali-kali sambil menangis ketakutan karena aku berada di kamar mandi yang sedikit jorok dan gelap. Yang pastinya itu bukan kamar mandi sekolah musik yang tadi aku datangi.

Hingga aku menggedor-gedor pintu sambil menangis dan teriak. Tidak lama pintu terbuka, diluar ramai sekali orang-orang.

Ternyata aku berada di kamar mandi umum yg sudah lama tidak beroperasi di gedung yg berbeda dengan sekolah musik ku, tetapi masih di area Mall.

Sontak semua yang ada terheran-heran dan kaget melihat darimana aku bisa terkunci didalam.

Singkat cerita, ditengah ramainya orang-orang datanglah dua orang tua yaitu kakek dan nenek, dia memberiku minum dan memegang kedua tanganku, sampai si kakek berucap bahwa "Sampaikan pada orang tua mu dirumah, ada yang menuntut untuk diingat".

Hingga aku diantarkan pulang,
Dan keluarga ku dalam keadaan yang juga panik karena mendapat kabar dari sekolah musik aku tidak datang hari itu,
Sedangkan yang aku rasakan aku datang, belajar normal, hingga aku mengucak mata dan ternyata aku ada di lain tempat.

Sejak saat ini keluarga ku selalu menganggapku "BERBEDA".

"NINGRAT"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang