27

14 1 0
                                    

"Dia nemiliki trauma yang membuatnya susah untuk bicara, sejak usianya 9 tahun dia tidak bicara lagi," jelas Taehyung. Dia sedang menjelaskan tentang kondisi Ha Seul pada seorang dokter.

"Apa pasien memiliki trauma atau pernah mengalami kecelakaan dan melukai syarafnya?" tanya Dokter.

"Dulu dia pernah bercerita mengalami kecelakaan sampai koma. Setelah hari itu dia tidak bisa lagi bicara," ujar Taehyung. Tak begitu jelas apa yang terjadi dulu karena ingatan Ha Seul juga tidak baik, hanya itu yang Taehyung tau.

"Apa dia kehilangan ingatannya juga?" tanya Dokter.

"Ya, dia kelihangan ingatan. Dan kejadian paling parah hampir 10 tahun yang lalu saat keluarganya tiada di hadapannya. Dia hancur bahkan ingin mengakhiri hidupnya waktu itu," tutur Taehyung.

Taehyung dipertemukan tidak sengaja oleh Ha Seul saat wanita itu berusaha mencelakai diri, namun Taehyung hentikan. Dari awalnya sikap Ha Seul kasar sampai mereka bisa hidup bersama, karena Taehyung membantunya banyak hal.

"Aku harap dia tidak memaksakan traumanya. Hal yang dia simpan selama bertahun-tahun akan menjadi luka baru untuknya. Jadi, biarkan mengalir apa adanya. Perlahan saja, tidak perlu terburu-buru," jelas Dokter.

"Apa dia bisa bicara lagi saat selama ini tidak, Dok?" tanya Taehyung.

"Bisa saja. Semua bagaimana mujizat Tuhan. Asal jangan memaksanya, untuk ingat akan luka yang menyakitkan untuknya. Lebih baik pelan-pelan saja," jawab sang Dokter.

Setelah bertemu dengan Dokter, Taehyung segera menemui Ha Seul yang ada di ruang UGD. Kondisinya berangsur membaik, itu sebabnya dia bisa pulang setelah istirahat dengan cukup.

Apa yang Taehyung katakan pada Ha Seul benar adanya. Dia tidak bisa memaksakan diri untuk sembuh saat trauma itu dia simpan rapi dalam hatinya. Semua butuh proses, dan harapan Taehyung bisa pulih dari traumanya itu yang diharapkan.

"Kau mengingat sesuatu?" Taehyung membawa Ha Seul untuk kembali ke Villa. Mereka berdua saja, karena Taeri ada bersama Jimin dan J-Hope. Dia tidak ingin putrinya itu terus menangis.

"Tidak hanya bayangan saja. Rasa sesak mengusai saat bayangan itu coba aku ingat," jelas Ha Seul. Wajahnya masih tampak pucat, tapi dia tetap ingin kembali ke Villa, tidak ingin Taeri khawatir.

"Aku harap kau tidak lagi memaksakan diri. Ingatan itu akan datang dengan sendirinya tanpa kau memaksakan diri. Kau lihat tadi Taeri begitu khawatir dengan kondisimu. Jadi, jangan lagi memaksakan dirimu untuk ingat," ucap Taehyung. Dia mengusap kepala istrinya pelan dengan satu tangan memegang kemudi.

Rencana ke Malta untuk liburan, jadi akan percuma jika Ha Seul memaksakan diri. Dia harus menikmati waktunya dengan anak dan suaminya. Itu yang harus menjadi fokus Ha Seul.

Di Villa, Taeri sudah tidur setelah menangis. Ha Seul memilih untuk berbaring di samping putrinya seperti kemauan Taehyung. Entahlah, ingatan itu kapan akan datang. Karena apa yang terjadi di masa lalu dia ingin mengingatnya, namun gagal karena trauma yang menyiksa.

"Suga Hyung terus menghubungi. Dia ingin bicara denganmu," jelas Jimin pada Taehyung yang ada di ruang keluarga. Membiarkan anak dan istrinya tidur karena sudah begitu malam.

"Biarkan saja. Aku harus menikmati waktuku di sini. Mereka yang melakukan, mereka juga yang harus menyelesaikan. Kenapa harus selalu aku yang menerima resiko yang mereka buat," jawab Taehyung.

"Benar juga, kau harus tegas. Karena semua ini milikmu, mereka tidak berhak akan apa yang mereka mau. Seperti yang sudah tertulis dalam wasiat ayahmu," jelas J-Hope.

"Ya, fokus saja pada anak dan istrimu. Tapi bagaimana kondisi Ha Seul?" tanya Jimin.

"Tidak ada perkembangan. Hanya saja, aku harus siap resiko terbesar yakni dia akan terluka karena traumanya," jawab Taehyung. Karena luka yang Ha Seul pendam tidak tau seberapa dalam, itu sebabnya Dokter minta agar Ha Seul tidak memaksakan diri.

"Aku hanya berharap, apa yang aku pikirkan salah. Semua tidak ada hubungannya dengan Ayah ataupun aku. Namun, entah ada ikut campur darinya. Aku harus siap untuk resiko trauma Ha Seul."

Taehyung melupakan masalah Suga terus menghubunginya. Dia lebih memikirkan cara agar Ha Seul merasa nyaman dan tidak memaksakan kondisi untuk ingat bayangan yang terus saja datang.

***

Paginya mereka pergi untuk menikmati wisata di Malta. Taehyung sudah katakan agar Ha Seul tidak memaksakan diri, namun dia tetap ingin pergi jalan-jalan pagi ini. Dia tidak lagi merasakan hal seperti kemarin.

Mereka pergi ke Popeye Village, di mana perkampungannya seperti yang ada di film kartun Popeye. Terbentang laut luas, dengan air laut berwarna biru dan bersih. Taeri tak melepas tangannya dari sang ayah yang menggandengnya. Setiap tempat selalu dia tanyakan, tidak akan sepi saat pergi bersama Taeri. Mereka juga mengambil foto di setiap spot. Senyum manis mengembang dari bibir mereka.

Taehyung melupakan tentang Suga yang tak hentinya berusaha menghubunginya. Taehyung tetap ingin memperdulikan apa yang mereka mau.

Sekarang mereka sedang menikmati makan siang di pinggir pantai. Banyak wisatawan yang makan di tempat yang sama, tidak membuat mereka terganggu. Taehyung sendiri tetap waspada walau ada pengawal bersamanya. Mereka tak jauh dari tempat mereka menyantap hidangan yang dipesan.

"Ayah, apa itu?" tanya Taeri sambil menunjuk seseorang sedang bermain Flyboard tak jauh dari tempat makan mereka.

"Flyboard. Kau ingin mencobanya?" tanya Taehyung.

Taeri mengangguk senang, dia pikir akan terbang menggunakan alat itu. "Tapi untuk anak dibawah umur tidak boleh. Main yang lain saja ya," sahut Taehyung.

"Tapi orang itu bisa terbang, Ayah," sahut Taeri yang menatap takjub dengan permainan yang mereka mainkan.

"Tidak boleh, itu berbahaya. Lebih baik pergi ke tempat lain saja," timpa Ha Seul dengan bahasa isyarat.

"Benar juga. Kita memancing saja menggunakan kapal. Apa Taeri mau?" Taehyung coba mengalihkan keinginan anaknya yang tidak mungkin bisa dia coba.

"Nanti biar Taeri yang memberi umpan. Apa boleh Ayah?" tanya Taeri.

Taehyung mengangguk menyetujui apa yang putrinya katakan. Dia tidak harus berdebat untuk mengalihkan keingin Taeri. Setelah makan, mereka menyewa kapal Yacht untuk memancing. Saat akan naik kapal, Taehyung dihampiri seseorang yang membisikkan sesuatu padanya. Dia menatap orang itu setelah mengatakannya. Kemudian menatap Jimin dan J-Hope yang tadinya ada di sekitarnya.

"Gendong dia," pinta Taehyung. Dia juga membantu Ha Seul keluar dari Kapal Yacht, padahal dia baru memijakkan kakinya di sana.

Senyumnya luntur mendengar kabar itu. Segera Taehyung mengajak mereka kembali ke Villa. Dia tidak ingin seseorang mencelakai anak dan isterinya.

"Kunci pintu. Jangan biarkan siapapun masuk," jelas Taehyung setelah dia coba mengecek isi Villa di sepenjuru ruangan sebelum keluar.

"Ada apa?" tanya Ha Seul dengan mata menatap takut.

"Masuk kamar sekarang," pinta Taehyung tanpa menjelasakan apa yang terjadi. Mau tidak mau, Ha Seul menuruti apa yang suaminya katakan.

Taehyung kemudian berjalan ke arah dapur, mengambil sesuatu yang dia simpan di sana setelah pintu kamar istrinya tertutup rapat. Dia mengambil pistol. Mengeceknya sebelum keluar menemui seseorang yang katanya akan datang.

"Senang bertemu denganmu di sini, Tuan Kim Taehyung," sapanya dengan senyum tipis di bibirnya.

Moonlight (MAFIA-KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang