House Of Eight

Ghosting

Baru pukul delapan, namun kediaman itu sudah sangat hidup. Bukan berarti pada hari lainnya tidak ada tanda kehidupan disana. Tapi semenjak libur semester tahun ini, Aghamora membuat aliansi agar semua dari mereka bisa mendapat waktu istirahat yang banyak terbuang ketika hari produktif. Dengan kata lain, Aghamora ingin bangun dan menyiapkan sarapan lebih siang.

Tak ada yang membantah. Memang satu tahun belakangan, aktivitas lebih padat daripada biasanya. Entah sebab mereka yang belum begitu terbiasa dengan segala urusan rumah dan perusahaan. Seringkali mereka menghampiri satu sama lain untuk bercerita bagaimana lelahnya mengemban tugas sebagai diri sendiri, Noah, dan Mitena sekaligus. Meski sudah memiliki takarannya masing-masing, tetap saja kebiasaan baru berarti adaptasi kembali.

Jika pada hari biasanya sebelum pukul enam Aghamora sudah sedia di dapur, hanya ketika libur semester dan tahun baru ia bisa menikmati waktu tidur tiga jam lebih banyak. Memang benar adanya, kita harus merasa kehilangan agar bisa menyadari seberapa berharganya suatu hal.

Ramainya suasana rumah pagi ini adalah sebagai realisasi dari janji yang Hunter katakan tempo hari. Pemuda itu tentu tidak akan berkata sesuatu berbobot hanya untuk menghibur atau menyelamatkan diri. Adik-adiknya bukan lagi anak kecil yang bisa ditipu begitu saja. Pembual di rumah itu akan dihantui terus menerus hingga akhirnya menyerah dan menunaikan apa yang pernah ia katakan.

Hunter berani mengatakan demikian setelah melalui tahap diskusi bersama kedua kakaknya, Sorin dan Biru. Ketika dalam perjalanan, mereka juga sempat meminta pendapat Nathan dan Aghamora yang tentunya bersemangat begitu mendengar kata "liburan." Alhasil agenda yang dibuat hanya dalam waktu satu malam itu langsung mendapat implementasi tepat pada keesokan harinya.

Nuansa hidup di rumah itu adalah aktivitas para remaja yang tengah menyiapkan koper. Meski destinasi yang akan mereka tuju mampu dihadapi dengan jalur darat, tapi persiapan untuk beberapa hari ke depan tidak berada di rumah bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan mata tertutup.

Alarm yang mereka sepakati dipasang pada ponsel Nathan diletakkan di lorong lantai dua. Agar suaranya menggema ke seluruh ruangan, ponsel itu dimasukkan ke dalam pipa. Tepat pukul enam, lagu Fire milik BTS menggelegar membangunkan seisi rumah. Barulah setelahnya perebutan kamar mandi terjadi.

Tidak ada agenda memasak dan sarapan. Itulah mengapa mereka bisa fokus mengemasi kopernya masing-masing. Memang sangat mendadak, Hunter baru menjelaskan susunan acara liburan mereka tatkala makan malam di suatu restoran setelah menghadiri acara kelulusan Tristan dan Zayan. Rupanya mereka masih memiliki simpati pada Aghamora yang tentu merasa lelah beraktivitas diluar rumah seharian.

Soal sarapan, tiga kakak tertua disana rela mengorbankan dompetnya untuk sekedar mampir ke warung bubur. Mereka semua dipaksa siap pada pukul delapan agar makanan yang masuk nantinya tetap dapat dihitung sebagai sarapan. Doakan saja semoga dompetnya tidak jebol banyak.

Karena pemberitahuan yang sangat mendadak dan waktu berkemas yang singkat, makanya ketika sampai pada waktu yang ditentukan koper-koper itu baru masuk ke bagasi dua mobil terpilih. Meski sebetulnya satu mobil saja cukup untuk menampung tujuh orang, tapi bayangan akan barang bawaan cukup banyak membuat mereka memutuskan agar membawa mobil Hunter sekaligus disamping kendaraan utama milik Sorin.

Setelah semua barang bawaan yang mulanya diminta agar diletakkan di teras tertata rapi di dalam bagasi, giliran para makhluk bernyawa yang memosisikan diri di dalam mobil. Dirasa sudah siap berangkat, Biru mengunci pintu utama sementara dua kendaraan itu meninggalkan halaman. Perlu dicatat bahwa semua dari mereka adalah jantan, jadi tentunya tidak akan berbanding setara dengan tingkat ketelitian wanita. Dan itu yang menjadi awal dari tragedi hari ini.

***

Aghamora keluar dari kamar mandi. Ia baru menyelesaikan panggilan alam dan mendapati rumahnya dalam keadaan gelap. Bukan gelap dengan pencahayaan minim, tapi sama sekali tidak ada lampu yang dibiarkan hidup.