Aghamora hanya bisa memperhatikan aktivitas kinetik disampingnya. Ia juga sejujurnya ingin melakukan apa yang para insan disana lakukan, namun kembali nafasnya terhembus keras ketika menyadari selang bening masih menempel pada punggung tangan kirinya.
"Udah, kamu gausah iri! Saya justru rela kalau kamu gak pernah menginjakkan kaki di rumah lagi"
Mitena sangat sinis, bukan? Jadi jangan heran mengapa Aghamora memalingkan muka dan mendecih samar. Ia sedang tak ingin berdebat.
Merasakan sinar bulan dan kilau bintang menyentuh muka, serta angin sejuk yang menghantarkan aroma lavender dari air cooler, Aghamora reflek menutup mata untuk menikmati semuanya lebih khidmat. Gadis itu menginginkan ketenangan, namun kehadirannya seolah terus menebarkan aura persaingan.
Sore tadi, tepatnya pukul enam, Noah datang ke rumah sakit masih dengan pakaian kerja. Sengaja ia tidak langsung pulang untuk menjemput sang gadis kesayangan. Mereka sempat bermain dan bersenda gurau sebentar sementara Aghamora setia dengan pulau mimpinya. Noah bahkan mengupas seluruh apel yang ia bawa untuk diberikan pada Elysa. Tak setengah buahpun tersisa untuk gadis yang mulai menetralisir cahaya disekitarnya tiga puluh menit kemudian. Bahkan sepertinya tak satupun dari mereka mau peduli Aghamora sudah terbangun dari alam bawah kelopak matanya.
Setelah bertahan dengan aktivitas ayah-anak yang berusaha ia abaikan selama delapan belas menit, akhirnya seorang pembela menampakkan batang hidung melalui pintu putih. Pemuda itu sempat menganalisa sekitar sebelum menghampiri brankar Aghamora disamping jendela, namun yang didapatnya tentu hanya pengabaian.
"Need something, honey? "
Sebetulnya Aghamora tengah menahan mual mendengar kalimat itu keluar dari rongga mulut Tristan, namun ia kemudian mengubah ekspresi begitu secara tak sengaja beradu tatap dengan Elysa. Ia akan menaikkan darah iri gadis manja itu untuk kesekian ribu kali.
"Laper ~"
"Makan nanti dulu, belom waktunya!"
"Beliin gue camilan kek, bang!"
"Emang lu mau ngunyah apa?"
"Kentang-..."
"Kentang rebus? Bentar, gue cari tukang siomay dulu!"
"Ck, bukan kentang rebus!"
"Gak ada micin-micin!"
"Yah...tau ae gue pengen kentang goreng"
"Gak ada! Kalo mau gue turun ke kantin bentar, beli apa aja yang ada disana, mau?"
"Engga jadi deh, bang"
Sementara itu disisi lain ruangan, giliran Elysa yang menahan iri sembari terus disuapi oleh sang ayah. Pasalnya, Tristan yang peka langsung merogoh ponsel dan menghubungi Nathan agar datang membawa beberapa buah. Ketika barang pesanan datang oleh kurir eksklusif, Tristan dengan telaten langsung mengupasi buah-buahan yang ada untuk diberikan pada sang adik. Sementara Aghamora dengan tiket VIP nya menyantap buah gratis sembari mengobrol ringan dengan Nathan.
Tak lama setelah itu, tepatnya enam puluh menit semenjak Aghamora kembali dari pulau mimpi, Mitena datang setelah mengatakan akan pergi untuk menjenguk teman lamanya yang kebetulan juga sedang dirawat di rumah sakit itu. Keluarga sub-unit itupun segera memanggil dokter untuk mempratinjau kondisi Elysa sebelum dibawa pulang. Tepat ketika mereka sudah siap untuk meninggalkan ruangan tersebut, makan malam untuk Aghamora sampai.
Tak lama setelah Elysa dan orangtua mereka pergi tanpa pamit, Sorin, Biru, dan Hunter pun memasuki ruangan. Rupanya mereka sudah sampai daritadi, namun memilih untuk menunggu di cafe dekat rumah sakit sebab malas bertemu dengan Noah dan Mitena. Bukan apa, pasangan suami–istri itu pasti akan menanyakan mereka macam-macam sementara Aghamora hanya seperti debu disana, tak kasat mata. Makanya mereka mengirim Tristan untuk menemani Aghamora di dalam sekaligus mengawasi situasi. Jika hanya tinggal Aghamora satu-satunya pasien di ruangan itu, baru mereka akan masuk. Tapi siapa sangka kalau Mitena akan naik beberapa lantai untuk menjenguk temannya?
![](https://img.wattpad.com/cover/359957135-288-k758004.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Eight
Novela JuvenilLo udah punya apa yang enggak mungkin gue punya, masih juga mau rebut apa yang gue punya? [Aghamora × abangs || Elysa × parents] Menyephobic dan uwuphobic dilarang datang ⛔ Harsh word bertebaran❕❗ 1 chapter = 800-1800 word