Setiap hari kegiatan seorang siswa hanya belajar saja tidak ada kegiatan lain. Berbeda dengan sosok Kendrik Saputra remaja berusia lima belas tahun itu memiliki rutinitas lain setelah pulang sekolah.
Sejak berusia delapan tahun dia dipaksa untuk dewasa disebabkan kedua orangtuanya tiada dikarenakan kecelakaan mobil. Tidak ada sanak saudara yang bersedia untuk mengurus sosok rapuh Kendrik kecil.
Semenjak mengerti kerasnya dunia sifat Kendrik berubah dia yang awalnya ceria menjadi lebih pendiam bahkan jarang bersosialisi.
Kendrik lebih fokus untuk mencari uang dan bersekolah demi menjadi orang kaya di masa depan dengan ilmu pendidikan.
Saat ini Kendrik tengah mendengarkan penjelasan guru kimia dengan tenang. Bel istirahat berbunyi dia bangkit berdiri untuk mengisi tenaga sebelum melanjutkan berpikir di jam selanjutnya.
Kegiatan sekolah berlangsung dari pagi hingga sore hari. Ketika pulang sekolah dengan cepat Kendrik berlari menuju salah satu tempat untuk dia menyambung hidupnya.
Sebuah bengkel besar bersedia menerima Kendrik dua tahun lalu. Awalnya Kendrik ditugaskan hanya untuk mengecek saja namun semakin lama dia mengerti berbagai hal mengenai mesin.
"Buatmu Ken." Pria itu memberikan tiga roti bungkus roti kepada Kendrik. Pria bertubuh kurus kering berwajah wajah jawa terlihat senyumnya yang manis. Pria berusia tiga puluh tahun itu mengerti bahwa Kendrik belum sempat makan lagi. Nama bos tersebut Tri Sakti. Seperti nama sebuah kampus di Indonesia. "Aku takut kau kelaparan," ujar Tri.
"Thanks mas," ujar Kendrik menerima roti dari sang bos.
"Bukan masalah," jawabnya.
Setelah mengantar tiga roti itu Tri pergi begitu saja untuk mengawasi pekerjaan karyawan yang lain. Semua kehidupan Kendrik berjalan mulus seperti biasa hingga jam menunjukkan jam sembilan malam.
Di rumah kosong yang ditempati Kendrik selama ini. Sejak kedua orangtuanya meninggal pihak bank menyita rumah akibat hutang ayahnya. Jadi Kendrik lebih memilih menempati rumah kosong dibandingkan rumah kontrakan yang memerlukan biaya tambahan. Untungnya dengan kecerdasan Kendrik dia mampu mempraktekan ilmu yang dia pelajari di sekolah mengenai arus listrik.
Ada sebuah bohlam kecil untuk Kendrik bisa membaca dengan mudah setiap malamnya selesai membersihkan diri. Entah jam berapa Kendel yang mengantuk menutup lantas tertidur dengan sebuah kasur yang amat tipis.
Di tempat berbeda ada sosok berusia dua puluh lima tahun mendapatkan tatapan datar dari ketiga adiknya.
"Kalian tidak suka masakan abang?" tanya sang pria dewasa.
"Kendrik Danny Arsenio! Berhentilah kau merasa tidak bersalah tentang kejadian sepuluh tahun silam!" kesal pria yang lebih muda darinya bernama Jason Ghazy Arsenio pria berusia dua puluh tiga tahun.
"Abang yang membuat kami kehilangan ayah dan bunda," sinis Ivander Martius Arsenio pemuda berusia dua puluh tahun.
"Karena abang juga adek kita tidak bisa memeluk kedua orangtuanya lagi," ujar Harry Reuben Arsenio pemuda berusia tujuh belas tahun.
"Abang minta maaf mengenai kecelakaan ayah dan bunda," ujar Kendrik.
"Basi!" kesal Jason.
"Lantas apa yang kalian inginkan agar abang mendapatkan maaf kalian?" tanya Kendrik.
"Mati," jawab Ivan.
"Baiklah," sahut Kendrik.
"Kau tidak mungkin melakukan hal tersebut," ujar Harry.
Kendrik tidak peduli bahkan ketika sebuah benda terlempar kearah belakang kepalanya. Dia tahu bahwa ketiga adiknya sendiri tidak mau kehadiran dia sejak kematian kedua orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kendrik (END)
General FictionNot BL/Only Brothership. Kendrik Saputra sosok pemuda berusia lima belas tahun. Pemuda yang mendapatkan beasiswa ternama dikarenakan kejeniusannya. Di sisi lain ada sosok Kendrik Danny Arsenio pria dewasa berusia dua puluh lima tahun yang bekerja k...