12 (sang penyebab utama)

1.6K 166 6
                                    

Di Indonesia ketiga bersaudara tengah bertengkar satu sama lain. Awal mula dari semuanya adalah nada marah dari Harry kepada kedua kakaknya. Tentu saja mereka tidak mau mengalah mendapatkan tindakan tersebut sang adik.

Suara langkah kaki mendekat membuat pertengkaran mereka langsung berhenti. Disana ada kedua sosok berbeda jenis menatap mereka dengan senyuman.

Sang wanita paruh baya menggunakan banyak sekali perhiasan di sebelahnya sang pria memakai baju bermerk.

Jason menghampiri mereka bahkan menyambut sangat ramah kehadiran mereka berdua. Harry muak melihat kedua orang paruh baya tersebut dan memilih pergi menuju ke kamar.

Kepergian Harry membuat heran sang pria paruh baya. Dia adalah adik pertama dari ayah kelima bersaudara Arsenio. Pria bernama Light Marson Arsenio disebelahnya wanita bernama Lola Melinda Arsenio.

"Ada apa om dan tante kesini?" tanya Jason.

"Kudengar perusahaanmu mengalami penurunan," ujar Light.

"Begitulah om," ujar Jason.

"Si sialan itu memang sangat tidak becus," ujar Lola sinis.

"Dimana dia biar om beri dia pelajaran agar jangan hanya berleha-leha saja!" ujar Light.

"Dia pergi," ujar Ivan.

"Pergi ke luar kota?" tanya Lola.

"Abang entah dimana," sahut Jason.

"Cih dia pengecut ternyata selain seorang pembunuh," ujar Light sinis.

"Biarkan dia mati saja, lagipula apabila dia tidak egois waktu itu kedua orangtua kalian masih ada hingga sekarang," ujar Lola.

"Abang udah mati kok seperti keinginan om dan tante. Jadi fisik dan mental dia sudah tenang saat ini," ujar Jason.

"Baguslah berarti kamu bisa memberikan perusahaan kepada om sekarang," ujar Light.

"Om telah mendapatkan bagian perusahaan dari opa!" protes Ivan.

"Itu sangat kecil. Sementara ayah kalian diberikan sangat banyak," jawab Light.

"Selama ini kami setiap bulan memberikan uang untuk om agar tidak membahas perkara tersebut," ujar Jason.

"Uang kalian kurang. Jadi lebih baik serahkan perusahaan kepada om," ujar Light.

"Kami anak yatim piatu om! Kau tega memeras kami terus-menerus!" pekik Jason.

"Ayahmu saja tidak keberatan selama dia hidup. Jadi ketika dia tiada sudah seharusnya kalian memberikan uang kepadaku juga," ujar Lola.

"Benalu kalian!" pekik Ivan.

Tamparan amat keras didapatkan oleh Ivan. Sang pria terkekeh mendapatkan perlakuan tersebut. "Sekejam apapun mulutku menghina abang dia tidak pernah melakukan kekerasan seperti ini!" pekik Ivan.

"Heh kalian ingin berteriak minta tolong dengan dia diatas nisannya silahkan saja," sinis Light.

"Ingat jangan lupa mengirimkan uang tersebut ke rekening tante dan om," peringat Lola.

Mereka berdua pergi begitu saja dari rumah. Ivan memegang pipi kanan dia yang baru saja ditampar oleh Bonita. Tamparan amat keras selama dia hidup di dunia ini.

Sosok sang sulung saja tidak sekalipun membalas setiap perbuatan dia selama ini. Jadi Ivan tidak pernah merasakan apa itu sebuah tamparan atau apapun itu.

Berbeda dengan sang abang yang menjadi kambing hitam atas kematian kedua orangtuanya. Semua keluarga besar membenci sang sulung disebabkan ucapan amat manis dari Light dibumbui oleh cerita sedih Lola.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang