Beberapa minggu kemudian Kendrik tengah mengawasi keempat adiknya. Lihat saja bagaimana tingkah mereka saat berada di mall.
Mereka seolah seperti anak kecil saja. Entah Ivan dan Harry yang berlarian ke kanan kiri. Jason yang asyik memakan permen lolipop. Galen diam saja seolah malu akan tingkah ketiga kakaknya sendiri.
"Dek ayo foto dulu!" ajak Jason.
Harry menyerahkan hp kepada Kendrik dia meminta sang abang untuk memotret mereka berempat. Beberapa gaya mereka lakukan dan tangan Ivan menarik tangan sang abang.
"Abang ayo foto bersama kami!" ajak Ivan.
Galen meminta tolong kepada Lucian yang kebetulan diikutsertakan. Dia sebagai tukang foto saja bagi mereka. Tidak masalah sih bagi Lucian. Lagipula gaji dia cukup setimpal dengan perjanjian dan list tugas dia.
Selesai berfoto mereka berlari menarik tangan Galen menuju sebuah tempat dimana semua game berada. Tingkah laku mereka benar-benar merepotkan maka dari itu Kendrik meminta agar Lucian ikut.
Lucian merangkul pundak Kendrik. "Gua tahu lu sedikit lelah," ujar Lucian.
"Thanks ya," ujar Kendrik.
"Gak masalah," sahut Lucian.
Kedua pria dewasa itu membiarkan keempat orang tersebut bersenang-senang. "Lu kenapa bersikeras membahagiakan mereka?" tanya Lucian.
"Dulu ayah dan bunda belum sempat melihat bagaimana mereka menikah. Setidaknya gua bisa melihat mereka dulu," ujar Kendrik.
"Lu gak ada niatan menikah?" tanya Lucian.
"Gua seorang pria penyakitan. Mana ada seorang perempuan menginginkan diriku secara tulus," sahut Kendrik.
"Gua yakin suatu saat nanti ada kok," ujar Lucian.
"Usia Jason beda dua tahun denganku. Kurasa dia akan meminta izin untuk melangkahi diriku sebentar lagi," ujar Kendrik.
"Kau tidak mau mencari pendamping hidup?" tanya Lucian.
"Aku akan mencari anak saja untuk aku adopsi apabila aku dinyatakan sembuh secara keseluruhan," sahut Kendrik.
"Mengapa tidak istri sih?" heran Lucian.
"Bisa saja aku menikah dalam waktu dekat. Namun aku takut saja menjadi beban istriku," jawab Kendrik.
"Harusnya kau menikah dan memiliki istri setelah sembuh," nasihat Lucian.
"Dua wanita sebelumnya meminta aku bertanggung jawab atas hal yang tidak kulakukan," ujar Kendrik.
"Agak laen sih," ujar Lucian.
"Lebih baik kau kenalkan seorang wanita yang kau pikir baik untukku saja. Apabila tidak ketemu maka pilihanku mengadopsi anak saja," ujar Kendrik.
"Mengapa anak?" tanya Lucian.
"Di luaran sana banyak anak tidak berdosa dibuang orangtua mereka. Anak muda zaman sekarang terpengaruh oleh nafsu sesaat hingga menghadirkan bayi tidak berdosa."
"Aku saja sampai perlu mengawasi keempat adikku agar tidak bercocok tanam kepada pacarnya. Walaupun sejauh ini mereka tidak melakukan tindakan tersebut," ujar Kendrik.
"Panti asuhanmu lumayan memiliki banyak anak," ujar Lucian.
"Menampung mereka adalah hal yang perlu aku lakukan agar tidak berakhir di jalanan," ujar Kendrik.
"Biaya hidup panti asuhan semakin tinggi," ujar Lucian.
"Bukan masalah. Aku akan mengirimkan uang lebih banyak agar mereka semua mendapatkan pendidikan terbaik," ujar Kendrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kendrik (END)
General FictionNot BL/Only Brothership. Kendrik Saputra sosok pemuda berusia lima belas tahun. Pemuda yang mendapatkan beasiswa ternama dikarenakan kejeniusannya. Di sisi lain ada sosok Kendrik Danny Arsenio pria dewasa berusia dua puluh lima tahun yang bekerja k...