29 (rencana balas dendam)

819 78 11
                                    

Embun pagi hari mengenai telapak tangan Kendrik. Ia tengah berada di taman belakang rumah sakit, dirinya dilarang untuk kembali ke apartemen.

Sejujurnya, ia malas berada di ruangan berbau obat-obatan. Keempat adiknya sibuk dengan dunia masing-masing.

Ada sosok sang kakek tengah berada di sampingnya. "Kenapa wajahmu murung?" tanya Marvel.

"Sedikit bosan saja. Aku sering bekerja keras. Ketika tidak bekerja serasa hambar saja," sahut Kendrik.

"Eyang pikir kamu akan meneruskan perusahaan hak milik ibumu saja," ujar Marvel.

"Bukannya itu hak cucu eyang yang lain?" bingung Kendrik tidak mengerti.

"Aku lebih mempercayai cucu sendiri," jawab Marvel.

"Mereka hampir membuat perusahaan bangkrut, kah?" tebak Kendrik.

"Bahkan hutang perusahaan hampir 10 triliun. Terpaksa eyang menjual beberapa aset untuk melunasi hutang," jawab Marvel.

"Aku rasa semua keluarga bunda jenius," heran Kendrik tidak mengerti.

Kedua orangtua kelima bersaudara Arsenio. Mereka berdua dulu mereka musuh untuk mencapai peringkat pertama paralel di sekolah. Mengenai jodoh tidak ada yang tahu. Tanpa diduga mereka berdua jodoh.

"Tidak semua. Kebanyakan keponakan eyang tidak tahu diri," keluh Marvel.

"Mereka hanya menginginkan harta eyang saja ya?" tanya Kendrik memastikan.

"Yah begitulah. Mereka tidak suka bekerja. Jadi eyang lebih suka dirimu atau salah satu dari adikmu memimpin perusahaan," ujar Marvel.

"Aku telah memiliki perusahaan disini eyang. Jason kemungkinan besar akan mengambil perusahaan milik ayah. Ivan menjaga restoran peninggalan bunda. Harry punya bisnis mengenai produksi kain. Tersisa Galen saja belum menentukan pilihan," ujar Kendrik memberitahu.

"Baiklah. Eyang mengerti, akan segala keputusan kalian semua," ujar Marvel.

"Ayah dan bunda jarang bermimpi kepadaku," ungkap Kendrik.

"Ayahmu mungkin berharap agar dirimu kuat menghadapi ini semua," ujar Marvel.

"Beberapa kali aku berharap untuk menyusul mereka," jujur Kendrik.

"Kau tidak sayang lagi kepada semua adikmu?" tanya Marvel.

"Tugasku sudah selesai eyang. Aku bertahan untuk membesarkan mereka saja," jawab Kendrik.

"Memang kau tidak berniat menikah, dan mempunyai keluarga kecilmu?" tanya Marvel.

"Targetku menikah setelah Galen masuk kuliah," jawab Kendrik.

"Satu tahun lagi berarti," ujar Marvel.

"Begitulah. Aku tengah mencari seseorang yang satu pemahaman denganku," ujar Kendrik.

"Eyang dengar kau memiliki penyakit serius," ujar Marvel.

"Mengenai itu tidak masalah. Kemungkinan untuk diriku sembuh memang mustahil sih," ujar Kendrik.

"Kenapa kau sangat santai mengatakan itu?" heran Marvel.

"Aku lelah saya eyang. Diriku mau beristirahat saja," ujar Kendrik.

"Sekarang kau tengah beristirahat," ujar Marvel.

"Belakangan ini sakitku lebih parah. Aku tidak sanggup menahan rasa sakit ini," ujar Kendrik.

"Lebih baik kau menjauh sementara dari semua adikmu," usul Marvel.

"Aku sebenarnya tidak bisa mengenai itu eyang," ujar Kendrik.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang