5 (tante menor)

2.9K 279 50
                                    

Beberapa bulan berlalu sejak Kendrik Saputra remaja berusia lima belas tahun menggantikan peran Kendrik Danny Arsenio. Jiwa sulit memaafkan Kendrik Saputra memang telah tertanam sejak dia dikhianati sosok sahabat kepercayaan dia di masa lalu. Maka dari itu sifat tersebut masih terbawa bahkan dengan tubuh barunya sekarang.

Saat ini Kendrik tengah mendengarkan pembahasan seorang staff mengenai proyek yang telah berjalan. Bahkan mata tetap tidak fokus disebabkan orang itu menggunakan pakaian super ketat memperlihatkan belahan dada dia.

Berulangkali Kendrik berusaha fokus mendengarkan ucapan sang wanita di depannya. Ketika selesai prestasi staff wanita itu mengedipkan mata kearah Kendrik.

Kendrik sedikit bergindik ngeri mendapatkan perlakuan tersebut. Tubuh dia memang dewasa tetap saja jiwa dia masih seorang remaja yang tahu mengenai cinta.

Cukup lama berkutat dengan segala hal akhirnya rapat selesai. Kendrik berjalan duluan meninggalkan ruangan diikuti oleh Lucian.

Di ruangan milik Kendrik suasana disana cukup tenang. Sosok Lucian lebih suka mengerjakan tugas yang telah menjadi bagian untuk dirinya.

Berbeda dengan Kendrik yang lebih memilih memejamkan mata sejenak. Dia lelah akan jadwal padat belakangan ini.

"Bos kau menginginkan sesuatu untuk makan siang?" tawar Lucian kepada Kendrik.

"Sebuah roti saja," sahut Kendrik.

"Baiklah aku akan membelikan hal tersebut," jawab Lucian.

Suara langkah kaki Lucian menjauh membuat Kendrik semakin terlelap tidur. Tanpa disadari oleh Kendrik ada seseorang membuka pintu ruangan Kendrik. Dia dengan santai duduk di pangkuan saat dia berusaha membuka kancing baju Kendrik dihentikan oleh seseorang.

"Menjauh dari abangku tante menor!" kesalnya.

Suara teriakan seseorang membangunkan Kendrik. Dia sedikit kaget melihat sosok Galen berusaha mengusir sosok wanita yang dia kenal sebagai orang penggoda di ruang rapat sebelumnya.

"Kenapa kalian ribut?" tanya Kendrik.

"Pak anak ini sangat kurang ajar sekali," adu sang wanita.

"Tante yang kurang ajar! Seenaknya duduk di paha abang dikira abangku kursi kali!" pekik Galen tidak terima akan ucapan wanita tersebut.

"Kau juga kurang ajar bocah!" kesal wanita tersebut.

"Wajah tante berlumuran tepung tahu! Udah gitu bajunya belum selesai dijahit malah dipakai!" pekik Galen.

"Wah ternyata Galen bermulut pedas sekali," batin Kendrik sedikit takjub akan ucapan Galen.

Selama Galen tinggal bersama Kendrik. Dia pemuda penurut tidak banyak bertingkah malahan namun sekarang sangat berbeda sekali.

"Ini fashion!" kesal sang wanita.

"Tuh leher belang beda jauh sama wajah tante yang sangat banyak berlumuran tepung. Bibir tante merah banget kayak cabe sekilo!" pekik Galen.

"Kau!" kesal sang wanita.

Wanita itu akan melayangkan tamparan ke pipi Galen tanpa diduga tepat sasaran. Ketika Kendrik akan membela sang adik ternyata Galen lebih dulu mendorong sang wanita hingga terjatuh terjerembab ke tanah.

"Hahaha rasakan," tawa Galen.

Merasa dipermalukan wanita itu pergi dengan wajah memerah padam. Ketika mendapati wanita menjauh Galen memeluk tubuh Kendrik sangat erat.

Galen tersenyum lebar kearah Kendrik. "Adek mencegah tante menor membuka kemeja abang," ujar Galen.

Kendrik mengelus rambut sang adik dengan sayang. "Terimakasih adek," ujar Kendrik.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang