35 (kendrik menunggu)

690 76 20
                                    

Setelah pertemuan Kendrik dan Ronald. Ada banyak tanda besar dalam benak Jason. Ia putuskan untuk bertanya kepada sang abang mengenai ini semua.

Di sisi Kendrik, dirinya tengah menatap datar darah yang kembali ke luar dari hidungnya. Ia mengambil tisu, dan mengelapnya dengan kasar.

"Tinggal sedikit lagi. Bertahanlah," ujar Kendrik.

"Abang. Ini aku Jason," ujar Jason di depan pintu.

Kendrik mengambil laptop di pinggir meja. "Masuk saja," ujar Kendrik.

Tak lama Jason masuk. Pria itu menatap dalam sang abang. "Abang aku ingin bertanya mengenai perusahaan keluarga kita," ujar Jason.

Kendrik melihat sang adik. "Bertanya tentang apa?" tanya Kendrik.

"Perusahaan Arsenio semakin meningkat kemajuannya," ujar Jason.

"Itu sengaja," sahut Kendrik.

"Abang yang merencanakan ini semua?" tanya Jason.

"Benar. Abang akan menyerahkan perusahaan itu ketika telah stabil kepadamu," jawab Kendrik.

"Om Light yang sekarang menjabat seorang CEO perusahaan," ujar Jason.

"Light berbohong kepada kakek. Ia berkata, kalau kita berlima telah tiada, setelah kalian menyusul abang kesini," ujar Kendrik.

"Bukannya kakek seharusnya menyelidiki itu semua?" heran Jason.

"Om melakukan banyak drama, agar kakek dan nenek percaya. Jadi kakek menyerahkan perusahaan kepada Light dan Loli," ujar Kendrik.

"Aku tidak paham, tentang abang akan memberikan perusahaan Arsenio kepadaku setelah stabil?" bingung Jason.

"Eyang menjadi investor terbesar sekarang. Ditambah, rekan abang kemarin juga memberikan investasi senilai 25 persen di perusahaan tersebut, dan dengan nama palsu abang memberikan investasi juga ke perusahaan Arsenio," ujar Kendrik.

"Kok abang bisa melakukan hal tersebut?!" kaget Jason.

"Kesini kamu!" panggil Kendrik.

Jason mendekat kearah Kendrik. Dengan sengaja kening Jason disentil oleh sang abang. "Abang telah mempelajari segala kelemahan om kita. Jadi mengenai kerjasama ia akan menerima saja, asal uangnya lebih dari sepuluh miliar," ujar Kendrik.

Jason cemberut akan tindakan sang abang. "Menyebalkan. Abang memperlakukan diriku seperti adek saja," keluh Jason.

"Kalian adikku. Wajar abang melakukan hal tersebut," ujar Kendrik.

"Abang kapan memikirkan kebahagiaanmu sendiri?" tanya Jason kepada Kendrik.

"Tugas abang untuk mengutamatakan senyuman kalian," jawab Kendrik.

Jason berjongkok di depan sang abang. "Abang jangan berniat meninggalkan kami. Kami semua masih membutuhkan abang, untuk menghadiri pernikahan kami," ujar Jason seolah tidak enak tentang rencana Kendrik.

Kendrik membangunkan sosok sang adik sulung. "Kamu suatu saat akan menggantikan tugas abang. Jadilah dirimu sendiri. Abang tidak tahu sampai kapan tubuh ini bertahan," ujar Kendrik mengelus pipi kanan sang adik.

Wajah Jason seketika sedih mendengar ucapan sang sulung. "Ason pasti bisa kok. Abang akan pergi setelah kalian mampu menghasilkan uang sendiri," ujar Kendrik.

"Abang tengah menunggu adek menghasilkan uang sendiri?" tanya Jason memastikan.

"Begitulah. Mungkin setelah adek memiliki uang sendiri. Kalian tidak akan keberatan mengurus adek," ujar Kendrik.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang