37 (menitipkan)

647 82 12
                                    

Hari ini Kendrik berencana untuk membicarakan sesuatu dengan Marvel mengenai adiknya. Sosok Marvel sedikit heran akan wajah keberatan Kendrik. Saat ini Kendrik sengaja menghampiri Marvel di kantornya.

"Ada keperluan apa kau kesini?" tanya Marvel.

"Aku harap eyang bisa menjaga semua adikku," ujar Kendrik.

"Kau akan sembuh Danny," ujar Marvel.

"Kemungkinan itu sangat kecil." Kendrik memberikan beberapa black card kepada Marvel. "Empat kartu untuk masing-masing adikku. Dua untuk eyang dan uti. Sisanya terserah mau digunakan untuk apa. Aku sudah menyiapkan pemakaman untuk diriku. Kalian tidak perlu repot mengurus itu semua," ujar Kendrik.

"Danny!" kesal Marvel.

"Eyang jangan marah ya. Terimakasih tidak membenci diriku," ujar Kendrik.

Kendrik berdiri lantas mencium tangan kanan Marvel. "Eyang aku akan pergi setelah adik terakhirku memiliki penghasilan sendiri," ujar Kendrik.

"Jangan pergi secara tiba-tiba," ujar Marvel.

"Tidak akan kok. Kemungkinan beberapa bulan ke depan menurut dokter," ujar Kendrik.

Marvel mengelus rahang tegas Kendrik. Sosok Kendrik seperti duplikat sang mendiang ayahnya. Wajar Kendrik adalah putra pertama dari Levano dan Maeve.

"Eyang harap kamu sembuh saja. Eyang masih merindukan sosok Levano dari dirimu," ujar Marvel.

"Ada Jason yang mirip seperti bunda. Diriku tidak pantas dimiripkan dengan ayah. Menurut kakek dan nenek itu tidak pantas," ujar Kendrik.

Marvel memeluk tubuh tegap Kendrik. "Kau jangan dengarkan ucapan kakek dan nenekmu. Eyang tidak suka kau menyalahkan dirimu," ujar Marvel.

"ABANG!" teriak keempat adiknya.

Keempat adiknya menerobos masuk ke ruangan pribadi Marvel. Mereka nampak cemas terlihat jelas di wajah mereka.

"Pikirkan mereka Danny. Eyang tidak mau melihat bagaimana hancurnya mereka dalam waktu dekat," ujar Marvel kepada Kendrik.

Mereka berempat langsung memeluk tubuh sang abang sangat erat. Marvel tersenyum melihat interaksi manis mereka berlima.

Marvel harap Kendrik tidak akan menyerah akan kehidupan. Masih ada empat sosok yang membutuhkan kehadiran dia dalam hidup mereka.

Marvel yakin bahwa kematian Kendrik akan memperburuk keadaan. Ditambah Galen adalah pemuda yang sangat sulit didekati oleh siapapun.

Jujur pria tua itu sangat mengkhawatirkan mengenai Galen. Remaja berusia tujuh belas tahun itu baru saja merasakan kasih sayang keluarga. Ia takut Galen akan merasakan kehilangan sangat menyakitkan.

Setetes air mata membuat Marvel menghapusnya dengan cepat. "Kalian makan dulu saja. Kasihan abang kalian belum makan siang," ujar Marvel kepada mereka.

Mereka berempat melepaskan pelukan dari sang abang. Wajah panik terlihat jelas dari wajah mereka.

"Alay kalian! Waktu itu saja abang tidak makan sarapan karena ulah kalian!" pekik Galen.

"Dek!" tegur Kendrik.

"Biarkan mereka berpikir bang! Aku tidak mau mereka melupakan sikap kurang ajarnya terhadap abang dulu," ujar Galen.

Kendrik mengelus rambut Galen. "Jangan diungkit lebih baik kita makan siang bersama saja," ujar Kendrik.

Marvel memimpin jalan di belakang ada Kendrik yang diikuti oleh keempat adiknya. Ayolah tingkah mereka sangat lucu sekali.

Sepanjang turun dari tangga Marvel sedikit terkekeh geli. Ayolah mana ada empat pria dewasa memegang belakang baju orang di depannya tanpa rasa malu sama sekali.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang