14 (kabar mengejutkan)

1.4K 130 2
                                    

Aroma masakan familiar membangunkan sosok pria dewasa bernama Kendrik. Dia duduk sejenak mengumpulkan nyawa dirasa sudah siap dia ke luar kamar.

Melangkahkan kaki menuju ke dapur disana ada Galen sudah memakai seragam sekolah. "Pagi dek!" sapa Kendrik.

Galen tersenyum mendengar sapaan sang abang. "Pagi juga bang," sahut Galen.

Secangkir teh panas telah tersedia di meja makan. Dua piring nasi goreng tersedia juga. Sosok Galen ikut bergabung sambil membawa segelas susu cokelat.

"Abang anter ke sekolahmu," ujar Kendrik.

"Okey bang," ujar Galen.

"Abang tidak masalah kamu dekat dengan Ivan," ujar Kendrik.

Suapan yang akan masuk ke dalam mulut terhenti mendengar ucapan Kendrik. "Memang abang tidak merindukan mereka?" tanya Galen.

"Abang bertahan dikarenakan janji yang abang bilang kepada ayah dan bunda. Lagipula sekarang mereka cukup dewasa bisa mengurus dirinya sendiri," jawab Kendrik.

Pemuda tersebut menurut. Rasa sakit hati si sulung belum juga mereda walaupun telah satu tahun berlalu. Seolah mereka sekarang bukan sebuah keluarga. Bahkan Kendrik mengganti semua media sosial agar tidak bisa diikuti oleh ketiga adiknya.

Galen mengerti bahwa sebuah kesabaran terkadang dimanfaatkan orang lain, maka orang tersebut akan terus saja melakukan kesalahan selagi orang pemaaf belum marah. Sekarang Kendrik di titik dimana sudah amat marah.

Dia tidak memandang ketiga adiknya sama sekali. Setiap mereka bertemu hanya beberapa menit saja tidak lebih. Kendrik menghindari setiap penyebab dia sakit hati selama ini.

Alasan lain Kendrik belum menikah dikarenakan tidak mau meninggalkan adiknya. Mungkin sekarang Kendrik mulai membuka hati demi menata masa depan.

"Abang sudah pacar belum?" tanya Galen.

"Cewek disini bar-bar. Abang ajakin pacaran eh dia ngajakin untuk buat anak," ujar Kendrik.

"Itu hal lumrah bang di luar negeri," ujar Galen.

"Apabila sering berganti pasangan akan kena dampak HIV/AIDS," ujar Kendrik.

"Abang ganteng lho lebih baik mencari yang baik saja," ujar Galen.

"Abang kurang suka mengenai kisah cinta," ujar Kendrik.

"Kenapa begitu?" tanya Galen.

"Waktu seumuran kamu abang pernah cinta. Kita pacaran sejak kelas dua sma hingga abang mendapatkan gelar. Ternyata dia hanya mau harta keluarga Arsenio saja," ujar Kendrik.

"Tidak aneh sih bang," ujar Galen.

"Jadi abang males jatuh cinta kembali," ujar Kendrik.

"Lantas mantan abang itu?" tanya Galen.

"Kabar terakhir dari teman kuliah abang sih dia seorang LC," ujar Kendrik.

"Eh kok jual diri sih?!" kaget Galen.

"Dia lebih mengutamakan fashion, dan gaya hidup layaknya kalangan sosialita dibandingkan sesuai kemampuan dia," ujar Kendrik.

"Untung dia lepas dari abang. Kalau tidak sudah bisa aku bayangkan bagaimana nanti dia menjadi kakak iparku. Itu sangat mengerikan sekali," ujar Galen bergendik ngeri.

"Maka dari itu abang mungkin akan mengaku sebagai orang biasa dibandingkan orang kaya raya," ujar Kendrik.

"Yah benar sekali," ujar Galen.

Suara ketukan pintu membuat mereka menghentikan sarapan. Galen berdiri untuk membuka pintu saat sosok Ivan muncul di depan pintu membuat Galen akan menutup pintu kembali, tetapi dia tahan oleh kaki kanan Ivan.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang