Hal pertama yang dilihat oleh Kendrik ketika membuka mata adalah sang adik bungsu Galen. Pemuda berusia lima belas tahun itu bahkan masih menggunakan seragam sekolah.
Dia melirik kearah jendela ternyata sebentar lagi waktu malam. Merasakan sedikit gerakan dia menatap wajah sang adik yang mengusap kedua matanya.
Kendrik menghentikan gerakan Galen. "Sudah dek jangan terlalu dikucek nanti matamu sakit," ujar Kendrik.
"Abang," gumam Galen.
Kendrik mencium kening Galen membuat sang pemuda menatap kaget sang abang. "Wajahmu lucu dek. Abang tidak tahan mau makan kamu," ujar Kendrik.
"Argh abang!" kesal Galen.
"Sudah makan?" tanya Kendrik.
Gelengan kepala yang didapatkan oleh Kendrik. "Adek males sama semuanya," ujar Galen.
"Mereka jahat sama adek, hm?" tanya Kendrik.
"Ucapan mereka tentang abang tidak aku suka," ujar Galen.
"Kita makan malam di luar saja kalau begitu," ujar Kendrik.
"Abang udah baikan?" tanya Galen.
"Lumayan. Kebetulan juga laper lebih baik kita makan berdua saja," ujar Kendrik.
"Adek mandi dulu!" pekik Galen.
Sang remaja itu langsung berlari dari kamar sang sulung. Tingkah laku Galen membuat senyuman tipis terbit di wajah Kendrik. Dia berdiri untuk sedikit membersihkan diri disebabkan luka di kepala dia belum belum pulih sepenuhnya.
Selesai melakukan hal tersebut dia pergi menuju ke kamar sang adik kecil. Ketika berada di depan kamar Galen ada sosok Jason dia menatap kearah Kendrik sejenak.
Tidak ada satu kata pun terucap dari mulut Kendrik melihat kehadiran Jason. Bahkan tak lama ada Ivan dan Harry datang mendekat mereka juga sedikit memperhatikan keadaan Kendrik.
Suara pintu terbuka membuat mereka kompak menatap kearah sana. Disana sosok sang adik kecil sudah siap dengan penampilan dia yang cukup imut menurut mereka.
"Ayo dek!" ajak Kendrik.
"Okey abang!" pekik Galen.
"Kalian akan pergi kemana?" Jason bahkan sedikit heran akan sikap dingin Kendrik terhadap dia dan kedua adiknya yang lain. Dia merasakan ada sesuatu yang hilang. "Ini jam makan malam bersama," ujar Jason.
"Adek mau pergi bersama abang makan di luar," jawab Galen.
"Kenapa abang tidak mengajak kami juga?" tanya Harry kepada Kendrik yang sejak tadi diam.
"Berbicara kepada orang asing bukan hal yang kusukai," jawab Kendrik.
Bahkan wajah datar Kendrik membuat mereka bertiga sedikit merasakan perasaan tidak nyaman. Sosok sang abang yang mereka kenal tidak pernah begitu.
Mereka memang kejam terhadap sang abang bahkan pernah membiarkan dia kelaparan demi mereka yang makan enak. Tidak cukup dari sana saja penderitaan Kendrik dia saja perlu menyiapkan segala keperluan mereka tanpa terkecuali tanpa bantuan seorang pembantu.
Mungkin itu salah satu alasan mereka tidak suka akan perubahan Kendrik saat ini. Mereka bahkan perlu menyiapkan segala hal sendirian mulai tadi pagi tanpa bantuan Kendrik sama sekali.
"Adek sudah bilang lho. Kalau suatu hal yang baik jangan pernah disia-siakan bahkan dimanfaatkan," sindir Galen.
"Dek lebih baik kita pergi sekarang," ujar Kendrik.
Saat mereka berusaha mendekat dengan refleks Kendrik menjauh. "Kita bukan siapa-siapa jadi jangan mendekat lagipula aku tidak memiliki hubungan darah dengan kalian," ujar Kendrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kendrik (END)
General FictionNot BL/Only Brothership. Kendrik Saputra sosok pemuda berusia lima belas tahun. Pemuda yang mendapatkan beasiswa ternama dikarenakan kejeniusannya. Di sisi lain ada sosok Kendrik Danny Arsenio pria dewasa berusia dua puluh lima tahun yang bekerja k...