8 (berusaha memperbaiki)

2.1K 202 8
                                    

Beberapa hari ini sosok Galen tidak terlihat di sekolah. Harry tentu saja mengkhawatirkan keadaan sang adik ditambah di rumah suasana semakin tidak karuan.

Jason yang setiap pulang mabuk, Ivan bahkan tidak pulang belakangan ini. Tidak ada keluarga utuh lagi bagi Harrry. Dia kehilangan itu semua sejak kematian kedua orangtua, dan dia juga sadar bahwa sang abang juga menjadi sosok pondasi bagi mereka memilih menjauh dari kejamnya mulut mereka bertiga sendiri.

Benar bahwa ketika kehilangan kita akan merasakan bahwa sosok itu sangat berharga. Segala cara Harry telah lakukan untuk meluluhkan hati Kendrik, namun tidak ada respon dari Kendrik sama sekali.

Ada dinding pembatas tak kasat mata dibuat oleh Kendrik agar dia tidak bisa mendekat sama sekali. Dia amat menyesal sekarang telah mengabaikan kasih sayang sang abang dulu. Kendrik yang ramah, murah senyum, perhatian, dan amat mengkhawatirkan dia apabila pulang telat.

Balasan dari dia malah berupa bentakan dengan nada kasar atas perhatian sang abang. Ketika dia mulai sadar kesalahan dia selama ini dan mencoba memperbaiki semua. Sang abang tidak mau memberikan maaf untuk dia sama sekali.

Dia paham bahwa Kendrik sangat sakit hati selama sepuluh tahun terakhir. Tanpa sadar Harry melamun di kelas tentang masalah keluarga dia kali ini. Suara gebrakan meja membuat dia sadar seketika.

"Harry lebih baik keluar saja apabila tidak mendengarkan penjelasan ibu!" tegas sang guru.

Harry mengganggukkan kepala mengerti. Pemuda berusia tujuh belas tahun itu memilih menelusuri lorong kelas untuk melihat kelas sang adik.

Ternyata masih sama tidak ada kehadiran Galen di bangku dia duduk biasanya. Sudah terhitung beberapa hari Galen tidak bersekolah.

Dia tidak ada niatan bertanya kepada teman sekelas Galen. Karena hampir seluruh siswa tahu dia itu kakak ketiga Galen. Jadi dia lebih memilih diam tanpa suara.

"Lho kak Harry kok sekolah?" heran teman sekelas Galen.

"Aku sekolah untuk belajar," sahut Harry.

"Galen izin tidak masuk sekolah selama dua minggu ke depan. Dia berkata bahwa abang dia berada di rumah sakit makanya dia menjaganya," ujar teman sekelas Galen.

"Di rumah sakit?!" kaget Harry.

"Kok kak Harry tidak gantian saja jaga abangnya, kan kalian bersaudara," heran teman sekelas Galen.

Harry tidak perlu menjawab pertanyaan tersebut. Dia lebih memilih berlari menuju parkiran sekolah. Akibat tidak memperhatikan jalan dia menabrak seseorang. Tubuh Harry terpental sedikit akibat tabrakan tersebut.

"Kau ceroboh sekali Harry," ujar orang tersebut.

Saat melihat wajah orang di depannya wajah Harry seketika kesal. Pemuda itu menarik kerah baju sang pria walaupun sedikit berjinjit. "Mas harus minta maaf sama abang sekarang!" pekik Harry kepada sosok di depannya.

Yah dia Ivan entah ada urusan apa dia berada di sekolah kedua adiknya menempuh pendidikan. Ivan menepis kedua tangan Harry dari kerah bajunya.

"Cih aku tidak sudi!" pekik Ivan.

"Keluarga kita hancur mas! Mas mau kita tidak melihat adek dan abang selamanya akibat keegoisan dirimu, hah?!" pekik Harry.

"Apa maksudmu?!" tanya Ivan.

"Abang akan membawa adek menjauh dari kita!"

"Abang bahkan tidak mau menatap wajahku seperti dulu lagi!"

"Dia menyerah akan semuanya! Maka dari itu dia memilih tidak mengenal kita sama sekali!"

"Mas yang berkata bahwa abang lebih baik daripada ayah dan bunda!"

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang