30 (sang singa bertindak)

751 87 8
                                    

Tatapan mata tajam Marvel, membuat dua orang yang berada di depannya seketika terdiam. Mereka tidak mampu membalas tatapan Marvel sama sekali.

"Dimana semua cucuku?" tanya Marvel kepada Light dan Lola.

Tidak ada jawaban. Suara gebrakan sangat keras dari sang pria tua, menakutkan mereka berdua. Mertua dari sang abang mereka sangat menyeramkan.

Ditambah fakta bahwa kakak ipar mereka merupakan anak tunggal dari sang mertua. Wajar apabila Marvel sangat menyayangi kelima cucunya.

"Kalian bisu, hah?!" kesal Marvel.

"Kami tidak tahu tuan. Sudah beberapa bulan dia dan Galen menghilang," jawab Light.

Marvel berdiri dan langsung menarik kerah baju Light. "Kendrik cucuku memiliki nama! Jangan kau sebut dengan kata dia. Kau pikir cucuku sebuah barang, hah?!" kesal Marvel.

"Tuan, maafkan sikap kakakku," ujar Lola.

"Kudengar bahwa kalian berdua, menghasut kelima cucuku agar saling membenci," ujar Marvel.

Marvel tetap menarik kerah baju Light. Walaupun Marvel sudah cukup berumur, tenaga dia belum berkurang sama sekali.

Marvel sangat menjaga kesehatan jadi ia masih sehat bugar tanpa penyakit. "Tuan salah dengar. Mungkin hanya kesalahan pahaman saja," ujar Lola memberikan penjelasan.

Sang pria tua melepaskan tarikan di kerah baju Light. "Aku tidak sebodoh seperti mereka. Lagipula mulut ular kalian dengan lancar, berkata bahwa Kendrik merupakan alasan kematian putra dan putriku!" kesal Marvel.

"Itu benar. Bahwa apabila Kendrik tidak meminta abang dan kakak hadir di acara konyolnya, maka nyawa mereka masih ada hingga sekarang!" protes Light.

Sebuah pukulan amat keras mendarat di wajah Light. "Levano dan Maeve tiada akibat takdir. Kalian saja yang bodoh, menyalahkan semua itu kepada remaja berusia lima belas tahun," sindir Marvel.

"Dia juga merupakan penyebab Galen tidak mendapatkan kasih sayang!" pekik Lola.

Tamparan sangat keras mendarat di pipi kanan Lola. "Aku hargai dirimu karena kau merupakan adik Levano," ujar Marvel menunjuk wajah Lola.

Lola menangis. Tentu saja, tidak digubris sama sekali oleh Marvel. Ia memiliki urusan penting dibandingkan menenangkan bayi tua bangka.

"Lupakan mengenai cucuku. Aku kesini atas permintaan ayah kalian," ujar Marvel.

"Jadi investor perusahaan adalah anda?!" kaget Light.

"Begitulah. Aku akan membantu kalian, walaupun sikap kalian sangat kurang pantas disebut manusia," ujar Marvel.

Light tersenyum lebar. Pria itu langsung berlari untuk mencari dokumen kerjasama. Membiarkan Lola yang masih saja menangis.

"Sepertinya dia terlalu dimanjakan," batin Marvel menatap kearah Lola.

Sebuah dokumen ditaruh diatas meja oleh Light. Sedikit membaca proposal kerjasama dengan cepat ditanda tangani oleh Marvel.

Setelah selesai ia sedikit memberikan sedikit perintah Light untuk membuatkan secangkir kopi.

Saat mereka berdua keluar, Marvel mengeluarkan hp lantas memotret dokumen tersebut. Tak lupa Marvel mengambil dokumen asli, dan menggantinya dengan dokumen yang telah ia siapkan.

Bahkan gerakan Marvel sungguh cepat. Beruntung di ruangan ini cctv tengah rusak. Jadi segala hal curang tidak terlihat jelas di ruang pengawas cctv.

Tak lama Light datang bersama Lola. Secangkir kopi panas diberikan kepada Marvel. Setelah beberapa kali teguk, Marvel berdiri untuk keluar dari ruangan itu.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang