40 (batas waktu)

822 95 22
                                    

Empat tahun berlalu begitu cepat. Light dan Lola mendapatkan hukuman akibat tindakan kriminal atas kematian kedua orangtua lima bersaudara Arsenio. Mereka berlima memutuskan kembali ke Indonesia setelah Galen mendapatkan gelar sarjana.

Kendrik sekarang tengah memperhatikan dimana Galen bercanda bersama rekan kerjanya. Sang bungsu telah lulus kuliah dua bulan lalu. Ia langsung mendapatkan pekerjaan disebabkan rekomendasi salah satu dosennya.

Ia tersenyum atas pencapain sang adik. Ketiga adiknya yang lain sibuk bekerja. Hanya Kendrik yang luang. Mereka berempat melarang Kendrik untuk bekerja.

Setiap hari Kendrik hanya akan memperhatikan kegiatan keempat adiknya saja. Kesehatan Kendrik bisa dikatakan stabil. Namun Jason tetap melarang Kendrik bekerja sementara.

Jason berkata sang abang perlu beristirahat sejenak dulu. Diantara mereka belum ada yang menikah. Bahkan mereka menunggu Kendrik untuk menikah dulu.

Seringkali Kendrik mempersilahkan salah satu dari mereka untuk melangkahi dirinya. Pria berusia tiga puluh dua tahun itu memutuskan untuk pergi dari sana saja.

Terpaan langit jingga membuat Kendrik berhenti melangkah. Penyakit yang ia derita menurut dokter telah sembuh sepenuhnya satu bulan lalu.

Menatap kearah langit Kendrik sedikit tersenyum. "Kurasa sudah waktunya bang Ken kembali ke raganya," ujar Kendrik.

Ia ingin egois untuk tetap berada di raga ini. "Aku tidak pantas mendapatkan kebahagiaan di raga ini," ujar Kendrik.

Langkah kaki Kendrik membawanya menuju ke sebuah taman. Baru saja akan menikmati hembusan angin sore. Suara klason mobil menghentikan Kendrik untuk menutup mata.

Dengan sedikit berlari Kendrik menarik seorang anak kecil untuk terhindar dari mobil berkecepatan tinggi. Sebagai gantinya Kendrik yang tertabrak oleh mobil tersebut.

Seluruh tubuh Kendrik terasa sangat sakit. Darah menutupi mata Kendrik. Tidak ada penyesalan atas tindakannya sendiri. Perlahan Kendrik menutup mata tidak kuat akan rasa sakit yang ia terima.

Di waktu berbeda Galen yang senang mendapatkan uang gaji tersenyum bahagia. Ia akan mentraktir abang pertamanya Kendrik dari gaji yang dia hasilkan sendiri.

Perasaan tidak enak tiba-tiba ia rasakan begitu saja. "Abang," gumam Galen.

Pikiran negatif muncul dalam benaknya tentang abang pertamanya Kendrik. Baru saja berbelok ke sebuah jalanan ia dikejutkan atas sebuah kecelakaan. Semua warga yang menonton berkata bahwa korban kecelakaan seorang pria muda.

Galen menyelinap diantara kerumunan untuk mengetahui. Langkah kaki Galen terhenti melihat sosok ayah baginya berlumuran darah di jalanan.

Tidak peduli tentang larangan kepolisian Galen menerobos masuk ke dalam tkp kecelakaan. Air mata menetes di pelupuk mata Galen melihat bagaimana sang abang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Abang!" lirih Galen.

Galen merasakan tubuh Kendrik sedikit dingin. Ia mengosok telapak tangan Kendrik agar tetap hangat. Tindakan Galen terhadap Kendrik ditatap khawatir oleh orang lain.

"Permisi dek. Kami akan membawa kakakmu ke rumah sakit," ujar salah satu pihak kepolisian.

Perlahan Galen melepaskan tubuh Kendrik untuk dibawa oleh pihak medis. Dia mengikuti mereka masuk ke dalam ambulan. Tidak ada kata yang terucap dari bibir Galen.

Hari ini seharusnya dia bahagia mendapatkan gaji pertama. Tapi kenapa takdir sangat kejam terhadapnya. Ia baru saja akan sedikit menyenangkan sang abang.

Sepanjang perjalanan pihak medis berusaha agar Kendrik tetap bernafas. Galen memperhatikan saja. Jujur ia sangat takut untuk kehilangan sosok Kendrik.

Dia pikir setelah semua penyakit Kendrik lenyap ia akan bisa membalas segala jasa Kendrik terhadapnya. Sosok pengganti kedua orangtua baginya selama ini. Kendrik rela menunda pernikahan demi kebahagiaan semua adiknya.

Kendrik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang