42. Rayuan Perpisahan

132 12 39
                                    

🍂 Dria

From : Bocah Bawel ❤️

Maaf, Kak

Aku udah berangkat

Soalnya ada jadwal meeting

Sejak pagi, dari membuka mata, aku sudah menata hati supaya bisa tetap tenang dan tak murung, dengan berusaha terus mengembangkan senyuman. Tapi kali ini jelas gagal, saat kedua mataku dengan sangat jelas membaca deret pesan yang Lily kirimkan. Awalan kata maaf, tapi akhirannya jelas sekali adalah sebuah penolakan.

To : Bocah Bawel ❤️

Sekarang, aku udah ada di kantor kamu

Jadi, bisa ketemu?

Menarik dan menghembuskan napas panjang sampai berulang kali, aku sedang berusaha untuk bisa sabar, dan mengatur diriku supaya bisa tetap berpikir positif dan tak khawatir berlebihan. Meski nyatanya, kali ini, berdiri sendiri di lobi kantor Lily benar-benar sangat berhasil untuk membuat jantungku jadi berdetak penuh kecemasan.

Karena belum ada kepastian bahwa hari ini aku bisa melihat Lily.

Apalagi saat pesan permintaanku tak kunjung Lily beri balasan cepat, sampai aku mengulang permintaanku padanya. Berharap sekali bahwa Lily akan berkenan untuk bertatap muka.

"Please. Mau ya, Ly." Aku bergumam seorang diri.

Lalu memijat bagian pelipis saat rasa pening mulai menjalar di kepalaku.

Mengingat kembali betapa tadi pagi aku begitu semangat untuk bangun dari tidur, lekas bersiap diri, membantu Mama memasak di dapur supaya bisa lekas selesai, karena aku tak sabar ingin segera menjemput Lily, dan kami berdua berangkat bekerja bersama.

Menyetir dengan siulan berulang kali, karena hatiku sudah dipenuhi suka cita.

Senyum yang terus terkembang, dan tak masalah meski harus melewati padatnya kemacetan Jakarta.

Tak mempedulikan jarak tempuh yang lebih jauh, karena arah rumahku dan Lily yang jelas sangat berseberangan, seperti dari ujung kiri ke kanan, terbentang cukup melelahkan, tapi aku sungguhan tetap bahagia karena tak sabar ingin melewati pagi sebelum bekerja bersama gadis yang kucinta.

Merelakan waktu pagiku dengan bersiap lebih awal supaya aku dan Lily tak sampai terlambat berangkat kerja.

Tapi nyatanya, setelah sampai di rumah Lily, aku justru harus menelan pil pahit, karena aku ditinggalkan. Semua pesan dan teleponku yang mengabarkan telah berada di halaman rumah Lily terus diabaikan.

Sampai akhirnya aku membulatkan tekad untuk menyusul Lily sampai ke kantornya. Tak mau lekas menyerah, apalagi setelah banyaknya persiapan yang kubawa dari pagi buta.

To : Bocah Bawel ❤️

Sebentar aja, nggak papa

Aku sedang berusaha menurunkan ego dan keinginanku. Tak memaksakan besarnya harapanku. Meski sebenarnya aku ingin lekas menghabiskan banyak waktu dengan Lily yang terus berada di sisiku.

Karena hampir sebulan lebih berpisah, Lily yang kembali menghindar dariku benar-benar sangat berhasil untuk membuatku jadi dirundung resah.

From : Bocah Bawel ❤️

Maaf, Kak

Aku lagi nggak ada di kantor

Cinta Dua NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang