Malam Pertama

1.1K 90 8
                                    

Jika acara pagi tadi begitu formal, beda halnya dengan resepsi pernikahan Ruby dan Axel yang berlangsung malam ini. Ballroom yang sudah dihias sedemikian rupa terlihat begitu mewah, seperti mereka memindahkan taman bunga ke dalam ruangan. Panggung pelaminan berhiaskan mawar imitasi berbagai ukuran dan terdapat kolam kecil di depan panggung.

Tamu undangan mulai berdatangan satu persatu. Orang tua dari masing-masing mempelai sudah datang lebih dulu untuk menyambut tamu mereka yang merupakan rekan bisnis serta teman-teman mereka, sementara pasangan yang baru meresmikan hubungan mereka pagi tadi masih berada di dalam salah satu kamar hotel milik keluarga Axel untuk berdandan.

"Gimana?" Ruby meminta pendapat suaminya setelah tukang rias selesai memoleskan lipstik pada bibirnya.

"Aku bisa cium kamu, nggak?" Axel justru balik bertanya. Dia menunggu persetujuan dari tukang rias dan tentu saja Ruby. Namun, setelah mendapatkan penolakan, dia segera memasang wajah cemberutnya.

"Tamu kita udah menunggu, Sayang. Nggak enak kalau mereka semakin lama nungguin kita," ujar Ruby sembari memperbaiki letak dasi kupu-kupu suaminya.

Kali ini mereka menggunakan pakaian dengan warna yang berbeda. Ruby mengenakan gaun putih panjang dengan potongan shoulder off. Kain yang menjadi ekornya tidak begitu panjang kali ini, tidak seperti gaun yang ia kenakan tadi pagi. Rambutnya dibiarkan terurai kali ini. Sementara Axel memakai tuxedo berwarna biru tua yang membuat wajahnya terlihat lebih putih, dengan rambut yang ditata sedikit berantakan.

"Kalian belum selesai?" Salsa muncul dari balik pintu. Dia datang bersama staf dari wedding organizer yang disewa oleh kedua mempelai, untuk menjemput mereka.
***





Alunan musik dan tepuk tangan mengiringi langkah kedua mempelai saat mereka memasuki ballroom tempat resepsi pernikahan mereka diadakan. Sambil bergandengan tangan, Axel dan Ruby tersenyum dan membalas lambaian tangan dari teman mereka sudah berada di antara tamu undangan lainnya. Mereka terus berjalan hingga tiba di atas pelaminan.

Satu persatu tamu undangan naik untuk memberikan ucapan selamat dan juga berfoto bersama pasangan yang menjadi raja dan ratu malam ini. Celya, Nana dan Salsa memakan waktu yang cukup lama saat mereka berada di atas pelaminan karena mereka ingin memakaikan gelang yang mereka beli secara patungan untuk Ruby dan memberikan kado khusus untuk Ruby secara langsung. Teman-teman Axel sejak jaman SMA tidak ingin kalah, dan membuat kehebohan dengan memberikannya satu pak minuman penambah stamina.

Acara resepsi mereka berlangsung selama tiga jam. Axel sudah mengeluh kelelahan saat memasuki dua jam acara mereka dan sedikit merengek kepada Ruby untuk berhenti mengobrol bersama teman-temannya dan kembali duduk di tempat mereka.

Selama pesta berlangsung banyak acara selingan yang disisipkan untuk menghidupkan suasana, seperti pemotongan kue tart oleh kedua mempelai dan juga dansa. Ruby dibuat kagum oleh kemampuan Axel saat berdansa dengannya. Ternyata

Saat jam menunjukkan pukul 12 malam, dan para orang tua akhirnya meninggalkan kamar yang disediakan khusus untuk mereka, barulah Ruby dan Axel bisa beristirahat atau mungkin hanya Axel karena Ruby masih harus membersihkan hasil dandanannya.

"El! Kamu udah sikat gigi?" kepala Ruby muncul di antara celah pintu untuk mengecek suaminya yang ternyata sudah tertidur. Ia segera menyelesaikan menyikat giginya dan bergabung dengan Axel.

Ruby melambaikan tangannya di depan wajah Axel. "Kamu tidur?" Dia baru saja ingin mencubit pipi suaminya saat tangan Axel tiba-tiba menangkap tangannya.

Axel menguap sangat lebar sebelum menarik Ruby ke dalam pelukannya. "Cium," pintanya sembari memonyongkan bibirnya.

Ruby mengerutkan bibirnya. "Memangnya kamu udah sikat gigi?" tanyanya.

HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang