"By?"
"Hm?"
"Sayang?"
"Apa?"
"Liat sini dulu," pinta Axel.
Ruby akhirnya menurunkan ponselnya. "Kenapa?" tanya dengan nada risih. Ia tidak sempat menyelesaikan artikel yang memuat hasil kerja temannya, Nana, yang baru saja menyelesaikan proyek filmnya setelah berbulan-bulan menjadi penanggung jawab kostum untuk pembuatan film bergenre horor tersebut.
"Gimana kalau kita pergi liburan?" Axel mengusulkan.
Dahi Ruby seketika berkerut. "Liburan? Dalam rangka apa?"
"Dalam rangka memperingati kamu berhenti kerja 2 tahun lalu," ujar Axel bercanda. Ia segera melindungi kepalanya dengan tangannya begitu melihat Ruby memegang sebuah bantal kursi dan hendak memukulnya. "Dalam rangka sebelum mereka menginjak 2 tahun, Sayang," sahut Axel begitu bantal tersebut membuat kontak dengan kepalanya. Telunjuknya mengarah Ansel yang sedang berlari-lari sambil memegang mobil mainannya.
Kerutan di dahi Ruby semakin nampak jelas saat mencerna alasan yang diberikan oleh suaminya itu. "Emangnya kamu mau ajak kita ke mana?" Ia mencoba mencari tahu.
"Ke resort, mungkin? Atau ke Aussie aja gimana?" Axel mengusulkan.
"Kamu mau cek resort lagi?" Suara Ruby terdengar sedikit kecewa, dia berpikir kalau Axel memang ingin mengajaknya jalan-jalan, tapi ternyata ada urusan lain.
"Cuma mau ngecek persiapan menyambut libur musim panas aja," jawab Axel. "Sekalian liburan pertama kita sekeluarga."
"Di sini nggak mengenal musim panas, Sayang," celoteh Ruby. "Angel aaa..." Ia menyodorkan potongan pisang kepada Angel yang sejak tadi mencoba mengambilnya dari tangannya.
"Intinya aku mau kita liburan sekeluarga, berempat," Axel memperjelas. "Atau kita ajak Mom, Dad, Papa sama Mama kamu juga? Biar Ansel dan Angel ada yang jagain, terus kita bisa berduaan, deh," Axel melanjutkan, alisnya bermain-main di keningnya. Dia menyukai idenya yang terakhir.
Tanpa pikir panjang, Ruby bangkit dan mencari ponselnya. "Aku tanya Mama sama Papa dulu," katanya setelah menempelkan benda persegi panjang tersebut ke telinganya.
***"Ideku bagus, kan?" Axel berkata. Ia menginginkan pengakuan dari wanita yang duduk disampingnya.
Untuk terakhir kalinya Ruby menengok untuk melihat dua anaknya yang duduk terpisah dengannya. Angel duduk bersama orang tuanya di sebelah kiri sementara Ansel duduk bersama mertuanya duduk tepat di depannya. "Kita nggak nyusahin mereka, kan?" Ruby berkata dengan suara berbisik.
Axel menengok istrinya dan memberikannya tatapan heran. "Mereka sendiri yang minta masing-masing satu cucu untuk duduk sama mereka, By," ujar Axel.
Nyonya Marco memang berkata demikian sejak mereka menghubunginya untuk mengajaknya liburan keluarga, begitu juga dengan Nyonya Kim yang langsung memilih Angel untuk duduk bersamanya karena Ansel sedikit lebih sulit untuk di tangani menurutnya.
"Sampai di sana gimana? Ansel sama Angel tidur sama mereka juga?"
Axel tersenyum nakal. "Kalau bisa, sih," ia berkata. "Sekarang tolong diam, aku bangun terlalu pagi dan ingin mengisi tenaga dulu." Axel menarik penutup matanya dan mengubah sedikit posisi tubuhnya menjadi sedikit serong, memunggungi Ruby.
Ruby hanya bisa melengos dan mengikuti apa yang dilakukan oleh Axel. Mereka berdua memang butuh tidur setelah bangun lebih pagi dari biasanya.
***"Badan Ansel agak anget, By," kata ibunya. Ia menempelkan telapak tangannya di dahi cucu laki-lakinya yang sedang berbaring di strollernya.
Ruby ikut mengecek suhu tubuh anaknya dan membandingkannya dengan suhu tubuhnya sendiri. "Emang agak hangat, sih," gumamnya. Dia menarik selimut yang menutupi tubuh Ansel hingga di bawah dagunya. "Nanti aku telepon Salsa," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]
FanfictionSebuah lanjutan cerita dari AU HORMONES di Twitter/X tentang Axel dan Ruby yang kini akan menjalani kehidupan mereka sebagai pasangan suami-istri [Dengan Perubahan Seperlunya] Lisa Edit ©Ryoma97 on Pinterest