Here We Go Again

452 59 2
                                    

Keesokan paginya...

Ruby sedang duduk-duduk di teras untuk berjemur dan menemani ibunya merapikan taman kecilnya yang terdapat di depan rumah dan melihat Axel yang begitu senang mendapatkan tugas menyiram tanaman. Dia sebenarnya ingin membantu, tapi sepertinya agak sulit jika ia harus duduk dengan kursi pendek dan Axel serta ibunya terus melarangnya bahkan untuk sekedar berjalan-jalan pagi.

Selesai dengan tugasnya, Axel buru-buru masuk ke dalam rumah untuk mandi karena Tuan Kim sudah selesai dengan sarapannya dan berada di teras untuk memanaskan mesin mobilnya. Menantunya itu berlari kecil melewatinya.

"Hati-hati, El. Nggak usah buru-buru begitu!" Tuan Kim memperingatkan. Tapi, Axel tidak mendengarkannya dan sedikit membanting pintu kamarnya ketika ia menghilang di baliknya.

"Pa! Papa jangan kasih mobil yang jelek, ya," ucap Ruby sambil mengamati ayahnya memasang sepatu hitam favoritnya.

Tuan Kim menepuk jasnya yang sedikit kusut akibat memasang sepatu dan tertawa kecil. "Memangnya mobil yang Papa jual ada yang jelek? Kan kamu kerja di sana juga," ucap ayahnya yang kemudian mengusap puncak kepalanya. "Nanti kalau Axel nggak suka pilihan Papa, dia bisa pilih sendiri kalau mau," Tuan Kim menambahkan.

"Selera Axel pasti lebih bagus. Papa bisa lihat sendiri, kan?" Ruby menunjuk dirinya sendiri dengan bangga.

Ayahnya berdecak lalu menunjuk istrinya yang sedang menggemburkan tanah pada salah satu pot bunganya. "Selera Papa nggak kalah bagus kok," ayahnya berkata. Mendengar perkataan suaminya, Nyonya Kim melemparkan bongkahan kecil tanah ke arah suaminya itu. "Mama kamu jadi malu, tuh," katanya. Dia mencoba menggoda istrinya sekali lagi.

"Kalian udah mau pergi?" tanya Nyonya Kim. Dia segera menyelesaikan pekerjaannya dan mencuci tangannya ketika melihat Axel sudah mengganti pakaiannya. "Kamu nggak sarapan dulu, El?" tanyanya. Dia memegang lengan Axel untuk menahannya, kemudian menyuruh Ruby untuk membuatkannya beberapa roti berisikan selai.

"Nggak usah, Ma. Nanti kita kena macet," ujar Axel saat melihat Ruby bangkit dari kursinya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya. Dia baru akan berteriak untuk meminta Rubby tidak membuatkannya bekal, namun ibu mertuanya menyelanya lebih dulu.

"Nanti orang tua kamu pikir kamu nggak dikasi makan di sini," kata Nyonya Kim dengan nada sedikit tegas agar Axel tidak menolaknya lagi. Dan setelah mendengar helaan nafas pelan keluar dari mulut menantunya itu, baru dia melepaskan tangannya. "Biar Ruby juga belajar untuk mengurus kamu," Nyonya Kim berkata dengan nada keibuan kali ini.

Axel tersenyum dan akhirnya mengangguk setuju.

Setelah menunggu beberapa menit, Ruby kembali dengan kotak plastik berisikan beberapa potong roti yang berbentuk segi tiga. "Dihabisin, ya," katanya saat menyodorkan kotak bekal tersebut.

Axel menerimanya lalu menarik tubuh Ruby untuk ia peluk dan tidak lupa kecupan di kening sebagai penutup. "Nanti aku fotoin mobil baru kita dan calon tempat tinggal kita. Oke?" Axel membentuk tanda 'OK' dengan tangannya. Dia pun berjalan ke arah mobil, dan seperti kemarin siang, kembali menjadi sopirnya. Tuan Kim berpamitan dan mencium pipi Ruby sebelum ia naik ke atas mobil.

"Kalau kamu nggak suka mobil yang  dikasi sama Papa, minta ganti aja," Ruby sedikit mengeraskan suaranya karena mobil ayahnya sudah mulai bergerak.

"Ruby bilang apa, El?" tanya Tuan Kim yang duduk di sampingnya.

"Dia bilang, kalau aku nggak suka mobilnya, minta ganti aja." Axel memutar setir mobil ke arah kanan dan memencet klakson satu kali sebelum benar-benar keluar dari halaman rumah mertuanya. Ruby terlihat menyusul mereka hingga di depan gerbang sambil melambaikan tangannya.

HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang