Seduce (M)

794 60 2
                                    

Malam ini Axel akan pulang lebih lambat, begitu yang ia katakan di pesan singkatnya tadi. Ruby mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja rias. Setelah mendapat kabar dari suaminya, dia memutuskan untuk membaca beberapa artikel yang dapat membantunya jika dia ingin menjalankan rencana yang telah dibuatnya beberapa hari yang lalu. Dia sendiri masih tidak tahu kapan akan melaksanakannya, dan akhirnya dia hanya bisa menghela nafasnya saat memegang lingerie berwarna merah di hadapannya, yang diberikan ketiga temannya sebagai hadiah pernikahan dari mereka.

"Kapan aku akan memakaimu?" tanyanya pada pakaian tersebut. "Atau aku tidak usah memakai apapun sama sekali?" katanya lagi, mempertimbangkan saran Celya yang menyuruhnya untuk tidak memakai baju sama sekali untuk memancing nafsu suaminya.

Dia tertawa kecil begitu menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Ruby merasa seperti orang gila yang berbicara kepada selembar baju dan dirinya sendiri secara bergantian.

Dia kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan memutuskan untuk mencoba baju yang bahkan menurutnya tidak bisa disebut sebagai baju karena tidak benar-benar menutupi tubuhnya, dan cenderung terbuka di bagian yang mestinya ditutupi rapat-rapat.

Ruby masuk ke dalam kamar mandi yang terdapat di dalam kamarnya dengan lingerie di tangan. Setelah berada di dalam kamar mandi, ia melepaskan bajunya dan memperhatikan bentuk tubuhnya yang hanya dibalut sepasang dalaman berwarna merah, sama seperti lingerie yang hendak ia coba.

Merasa tidak puas karena tidak bisa melihat seluruh tubuhnya setelah mengenakan kain tipis tersebut, dia berjalan keluar dari kamar mandi menuju ke depan cermin yang tingginya sama dengan dirinya. Matanya menatap pantulan tubuhnya di cermin. Tangannya memegang ujung lingerie yang berhenti tepat di bawah area kewanitaannya dan mencoba untuk menariknya namun tentu saja tidak berpengaruh. "Oke, sangat minim kain dan tembus pandang," katanya mengomentari penampilannya sendiri bra dan celana dalamnya masih nampak dengan jelas walaupun dia sudah memakai lingerie pemberian temannya.

"BY! LIHAT AKU BAWA APA?" suara Axel menggelegar diikuti suara pintu yang terbuka.

Ruby dengan cepat menarik selimutnya yang berantakan di atas kasurnya untuk menutupi tubuhnya sebelum Axel bisa melihat pakaiannya.

"Kamu ngapain pakai selimut kayak gitu?" Telunjuk Axel bergerak naik-turun mengikuti tinggi badan Ruby ketika dia berjalan menghampiri istrinya.

Ruby menggeleng dengan kuat, tatapannya tertuju pada tas kertas yang tadi dibawa oleh Axel, yang kini tergeletak di samping tempat tidur mereka. Dia bisa menggunakannya untuk mengalihkan perhatian Axel. "Kamu bawa apa tadi?" tanyanya. Dia melihat tas kertas yang terdapat merk dalaman favoritnya dan penasaran dengan isinya.

Axel mengangkat kedua alisnya dan menoleh mengikuti arah pandangan Ruby. "Oh, tadi aku ke mall buat cari sepatu futsal, terus aku lewat di toko pakaian dalam khusus wanita," ujarnya. Dia memungut tas kertas tersebut dan mengeluarkan isinya. "TADAA!!" Dia menarik keluar isi tas tersebut dan memamerkannya dengan bangga kepada sang istri.

"Aku sudah punya yang seperti itu, El," ujar Ruby. Ia meraih benda tersebut dan melihat modelnya yang sama persis dengan yang ia kenakan saat ini, hanya saja dengan warna berbeda.

"Oh?" Axel menggaruk kepalanya. "Aku kira ini bikini. Aku juga nggak pernah liat kamu pake yang kayak gini," Axel mengayunkan bra berwarna hitam tersebut. "Padahal aku mau lihat kamu pake ini di pantai kalau kita ke Bali nanti," ungkapnya.

"Bali?" Wajah Ruby tampak kaget sekaligus bingung. "Kamu nggak pernah bilang kalau mau ajak aku ke Bali," ujar Ruby.

"Dad yang suruh aku ke sana," balas Axel. Dia kembali memasukkan dua potongan kain berukuran kecil tersebut ke dalam tas. "Kita bisa sekalian liburan, bulan madu kedua, makanya aku beli bikini buat kamu," jelasnya sambil terkekeh. "Kamu ngapain berdiri di situ?" ia pada akhirnya risih melihat istrinya yang terus berdiri dan memegangi selimutnya. Dia menepuk tempat kosong di sampingnya, memintanya untuk ikut duduk bersamanya.

HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang