Honeymoon

697 93 3
                                    

"Gara-gara kamu, kita hampir ketinggalan pesawat." Ruby berjalan di jembatan pesawat dengan perasaan dongkol. Axel berhasil mengejarnya dan mencoba untuk menggenggam tangannya namun ditepis oleh Ruby.

Ketika mereka tiba di pintu pesawat, dua orang pramugari menyambut mereka. Ruby segera menunjukkan tiket yang ia pegang agar pramugari itu bisa mengantar mereka ke tempat di mana kursi mereka berada karena sebentar lagi pesawat mereka akan lepas landas.

"By?" Axel kembali mencoba untuk memegang tangan istrinya yang baru saja memasang sabuk pengamannya. "Udah dong marahnya," pintanya. "Atau karena kamu lagi datang bulan makanya mood-nya nggak beraturan kayak gini?" Axel mengingat kembali perkataan Ruby semalam. Dia memang harus menjaga mulutnya di saat-saat seperti ini.

"Nggak usah pegang," kata Ruby. Dia kembali menepis tangan suaminya yang bergerak seperti ular dan kembali mencoba, setidaknya untuk merapikan poninya. Beruntung mereka hanya duduk berdua sehingga tidak ada yang melihat pertengkaran kecil mereka.

"Sayang," panggil Axel. Dia harus mengulanginya beberapa kali dengan berbagai nada dan penekanan hingga akhirnya Ruby membiarkannya untuk memegang tangannya. Dia segera menyerang punggung tangan Ruby dengan ciuman-ciuman kecil untuk membuat Ruby kembali tersenyum dan sebagai hasil dari usahanya, Ruby juga menawarkan bibirnya. Axel tentu saja tidak akan menolak dan langsung mengecupnya. "I love you," katanya setelahnya.

"Kamu jangan maksa kalau aku nggak mau," Ruby mendorong wajah Axel yang masih memaksa untuk meminta ciuman tambahan. "Nggak boleh paksa ciuman apalagi mandi bareng. Aku masih malu tau," Ruby menggerutu.

Axel membentuk tanda 'oke', lalu berkata, "Aku akan lebih sabar kalau gitu. Sampai kamu sendiri yang menawarkan." Yang diikuti kedipan mata menggoda. Ruby hanya menjulurkan lidahnya sebagai tanggapan untuk ucapan Axel.

Pesawat mereka sebentar lagi akan lepas landas, pramugarinya baru saja selesai dengan peragaan yang sudah menjadi kebiasaan mereka sebelum penerbangan. Ruby menurunkan penutup matanya karena memang sudah waktunya untuk tidur.
***



Perasaan Ruby jauh lebih baik ketika mereka tiba. Kali ini dia yang terus bergelayut di lengan Axel. Maklum, mereka berada di tempat baru yang membuatnya sedikit takut untuk jauh-jauh dari satu-satunya orang yang ia kenali. Apalagi bandara ini sangat ramai bahkan saat pagi.

"Kamu mau makan dulu atau istirahat dulu, By?" tanya Axel ketika mereka baru saja menaiki kereta untuk mencapai tempat mereka tinggal selama di sini.

"Makan!" jawab Ruby antusias. Perutnya sudah lapar sejak mereka turun dari pesawat.

Setelah menempuh perjalanan menggunakan kereta dan menyimpan barang bawaan mereka di hotel, serta sedikit membersihkan diri, pasangan baru ini akhirnya bisa memulai liburan singkat mereka. Dengan mempercayai aplikasi penunjuk arah, Axel menjadi pemandu untuk menuju ke restoran tempat mereka akan menikmati makan siang pertama di Tokyo.

"Masih jauh, El? Aku udah capek," keluh Ruby. Semakin jauh Axel membawanya, semakin melengkung pula bibirnya.

"Di sini kita belok kanan," ujar Axel begitu menemukan jalan kecil di sebelah kanan mereka. "Dan sampai!" Dia mengumumkan lalu mengecup bibir Ruby sebagai hadiah karena sudah rela berjalan kaki menuju restoran yang jaraknya 300 meter dari hotel tempat mereka menginap.

Setelah menikmati sushi, sashimi, dan gyoza, serta satu cone es krim yang dibagi dua di sepanjang perjalanan pulang menuju hotel, Ruby dan Axel memilih untuk istirahat dan melanjutkan jalan-jalan mereka setelah hari agak sore untuk menikmati taman dan mencari restoran untuk makan malam di daerah Shibuya.

"Kita makan terus hari ini," keluh Axel. Mereka baru saja kembali ke kamar hotel setelah menikmati ramen dan beberapa cemilan di cafe pinggir jalan yang mereka temui di sekitar hotel. Dan dirinya sedang mencoba untuk membakar semua kalori yang baru saja masuk ke tubuhnya.

HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang