On A Mission

359 47 2
                                    

Ruby mendesah saat Axel mengisap salah satu putingnya, dan di saat yang bersamaan, lelaki itu mendorong pinggulnya. Menanamkan bagian dari dirinya sejauh mungkin di dalam tubuh Ruby yang saat ini terbaring dengan pasrah di bawahnya. Dan setelah beberapa hentakan yang cukup kuat, Ruby menggigit bagian bahu Axel agar suaranya saat mencapai klimaks tidak mengganggu tetangga kamar mereka.

"Auch..." Axel meringis kesakitan saat Ruby menggigitnya lalu tersenyum puas saat melihat Ruby membuka matanya dan menarik tubuhnya untuk dipeluk. "Happy Anniversary, Sayang," bisik Axel. Ia mengulum daun telinga Ruby untuk sesaat sebelum membiarkan Ruby untuk menahan beban tubuhnya.

"Happy Anniversary too, Baby," balas Ruby. Dengan jari-jarinya, ia menyusuri helaian rambut Axel yang sedikit basah akibat dari aktifitas mereka di malam hari.
***







Sinar matahari berhasil masuk dan menerpa punggung Axel yang tidur dengan posisi telungkup. Selimut yang menutupinya sudah tertarik ke bawah dan hanya menutupi bagian pinggang hingga ujung jari kakinya saja. Rasa hangat di punggungnya membuatnya terbangun. Rambutnya yang berantakan karena menjadi korban penarikan dari tangan istrinya terlihat seperti sarang burung sekarang.

Dia membuka satu kelopak matanya dengan perlahan dan menangkap tubuh Ruby yang masih tidak mengenakan apapun. Punggungnya terlihat naik turun dengan pelan dan teratur, dia masih tertidur. Axel mengubah posisinya dan menarik tubuh istrinya itu untuk ia peluk. Hidungnya ia tenggelamkan di antara helai rambut yang baru saja di cat dengan warna coklat muda, membuat penampilan istrinya terlihat sedikit berbeda dari biasanya.

"Kamu udah bangun?" Dengan suara serak Ruby bertanya. Ia menarik tangan Axel agar ia memeluknya dengan lebih erat lagi.

Axel mencoba menggelengkan kepalanya, "Aku masih mau tidur," katanya.

Dan sekali lagi mereka tertidur tanpa mempedulikan telepon dari orang tua Ruby yang menjadi tempat untuk menitipkan kedua anak mereka.
***






"Angel! Ansel! Mommy nelpon, nih," ujar Nyonya Kim ketika Ruby akhirnya membalas teleponnya saat hari sudah malam.

"Mommy! Acel tadi mukul Adek," adu Angel saat ia melihat wajah Mommy-nya di layar ponsel.

Dia dan kakaknya saling berebutan untuk bisa melihat orang tua mereka yang sedang menikmati liburan di Paris tanpa mereka, menyebabkan Nyonya Kim merasa was-was akan ponselnya dan perkelahian yang bisa terjadi kapan saja.

"Acel, jangan suka mukul adiknya, nanti Mommy nggak jadi beliin kamu mainan robot," ancam Ruby ketika wajah anak laki-lakinya nampak lebih tenang setelah kameranya menampilkan seluruh ruang tengah rumahnya dengan tampilan yang berputar-putar karena perebutan yang terjadi di antara kedua anaknya.

"Jangan, Mommy!" Teriakan Ansel membuat Ruby harus menjauhkan sedikit ponselnya. "Deyi udah janji mau beliin robot kalau Acel jagain adek di sekolah," Ansel berargumen. Dia membuang dirinya di atas sofa dan mulai merengek, menendang-nendang bantal yang ada didekatnya.

Nyonya Kim kembali mengambil ponselnya sebelum cucunya itu melemparnya ke atas lantai karena kesal oleh-olehnya terancam.

"Kalian kapan pulang? Mereka berdua mau menginap juga di rumah orang tua Axel." Nyonya Kim mengganti topik pembicaraan sambil menenangkan Ansel yang kini berada dalam pelukannya.

"Besok aku udah mau pulang, Ma," jawab Ruby. "Tapi perjalanannya juga butuh waktu seharian," keluhnya.

"Mama mau dibeliin jaket musim dingin, nggak?" Sahut Axel tiba-tiba. Dia melambaikan tangannya saat wajahnya tampak di layar ponsel untuk menyapa ibu mertuanya.

Axel baru saja kembali dari toko roti yang berada diseberang hotel tempat mereka menginap dan penasaran dengan siapa Ruby melakukan video call, dan begitu mendengar keributan yang sudah sangat ia kenali ia memutuskan untuk menyapa dan ternyata wajah ibu mertuanya yang menyambutnya, dia pun refleks bertanya.

HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang