A Day Out

222 33 2
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Suara berisik yang ditimbulkan oleh mainan kerincing milik bayi kembarnya membuatnya terbangun. Dengan mata yang dibuka dengan paksa, Axel mengintip dari celah kelopak matanya dan melihat bayinya sedang menggigiti mainan tersebut. Melihat kegelapan masih menyelubungi mereka, Axel penasaran dengan waktu dan mengecek ponselnya.

"Ini baru jam 5 lebih," ucapnya dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun dari tidurnya.

Axel menghela nafas. Ini masih terlalu pagi untuknya dan anaknya tanpa sengaja membangunkannya. "Angel, balik tidur, yuk," katanya kepada bayi perempuan yang tertidur di antara dirinya dan Ruby yang berada di ujung lain tempat tidur mereka.

Angel yang mendengar suara Daddy-nya, menengok sebentar sebelum berguling dan merangkak menghampirinya. Tangan kecilnya segera menyerah menahan bobot tubuhnya ketika ia mencapai ayahnya yang berbaring sambil melihatnya merangkak. Wajahnya mendarat pertama kali di lengan ayahnya dan dengan mulutnya kecilnya langsung mencicipi kulit ayahnya yang tidak ditutupi lengan baju kaos yang ia kenakan.

Axel merasa kegelian dan tertawa ketika Angel berganti untuk menjilati lengannya, tapi sedetik kemudian mengaduh kesakitan ketika gigi kecil tertanam di kulitnya lengannya.

Dia segera menangkap anaknya itu, membawanya ke atas badannya dan memeluknya erat sebagai hukumannya. Semua gerakan yang dua orang ini timbulkan membuat orang lain yang sedang tertidur merasa terganggu dan ikut terbangun. Ruby mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang begitu minim untuk membantunya melihat dalam gelap.

Mencari sumber gangguan yang membuatnya terbangun, dia menoleh ke arah Axel yang siluet badannya terlihat semakin besar akibat anak mereka yang berada di atas tubuhnya. Mereka berdua sedang tertawa, entah karena apa. "Kalian ngapain sepagi ini udah ribut?" Keluhnya.

Mendengar suara perempuan yang sudah sangat ia kenal membuat Axel berhenti menggelitik pinggang Angel yang berbaring di atasnya. Anak itu pasti terlihat lucu ketika meletakkan pipinya yang gemuk di atas dada ayahnya, tapi sayang Ruby tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Gara-gara kamu, Mommy ikut bangun, kan?" Tuduh Axel kepada Angel yang mencoba untuk bangun dan merangkak di atasnya. "Kamu sama Mommy aja, ya? Daddy mau tidur lagi," ujar Axel. Ia mengangkat Angel dan meletakkannya di atas kasur, menyuruhnya untuk merangkak ke arah ibunya yang sudah menunggu dengan kancing baju yang sudah terbuka dan payudara yang masih berisi air susu sudah mengintip di antara belahan bajunya.

"Pelan-pelan, ya. Kakak Ansel lagi tidur di box bayi kalian, kok. Jadi nggak ada yang ganggu Angel," bisik Ruby kepada Angel, sebelum anak perempuannya itu memasukkan puting ibunya ke dalam mulutnya. "Jangan digigit putingnya," ujarnya lagi setelah merasakan Angel menggerak-gerakkan gusinya seperti sedang mengunyah. Ruby hanya bisa berharap Angel mulai bisa mengerti perkataannya karena Ruby tidak ingin Ansel ikut bangun karena dia pasti akan berteriak jika Angel mengigit putingnya.
***





"Kamu yakin nggak mau pesan makanan aja?" Ruby menawarkan. Dia sebenarnya tidak terlalu suka pergi-pergi sejak anak kembarnya semakin besar. Rasanya sangat repot harus membawa banyak barang di tempat yang banyak orangnya.

"Kamu yakin nggak mau jalan-jalan?" Axel mengembalikan pertanyaan istrinya itu. "Mumpung mereka belum bisa jalan, Sayang. Kita udah lama nggak ke mall. Kamu nggak mau beli sesuatu? Tas? Baju?" Axel menawarkan. Dia tahu Ruby pasti tidak akan menolak jika ia menawarkan akan membelikannya tas atau baju atau sepatu atau kosmetik.

"Bahan makanan udah mau habis, sih. Tapi kalau kamu maksa beliin baju atau tas juga nggak apa-apa," Ruby berkata.

"Kalian dengar itu?" Tanya Axel kepada dua anaknya yang sedang menikmati sarapan mereka. Hari ini Ruby memberikan mereka ubi ungu yang direbus sebagai sarapannya. "Cepat habiskan, lalu kita jalan-jalan," lanjut Axel dengan semangat.

HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang