Axel dan Ruby tidak tahu kalau mencari tempat tinggal yang pas untuk mereka akan memakan waktu selama ini. Sudah dua bulan sejak pernikahan mereka, dan Tuan Marco sudah menghubungi mereka beberapa kali mengenai cek yang ia berikan kepada mereka berdua sebagai hadiah pernikahan yang belum juga terpakai hingga saat ini.
Mereka berdua sudah mengunjungi beberapa lokasi perumahan yang sedang dibangun, juga telah mengecek lokasi tanah yang ingin dijual, dan hari ini mereka kembali berencana untuk mengunjungi satu perumahan yang sedang dibangun.
"Benar ini rumahnya?" Ruby mengernyitkan dahinya ketika mereka melewati jalan yang sedikit rusak dan hanya ditutupi dengan timbunan tanah, yang meskipun sudah cukup rata, tapi masih saja membuat mobil mereka sedikit goyang.
Axel kembali mengecek layar GPS yang terpasang di mobil untuk memastikan. "Bener, kok," katanya setelah melihat GPS mereka yang sudah tidak bergerak lagi karena mereka sudah tiba di tempat yang mereka tuju.
Axel turun terlebih dahulu, lalu berjalan mengitari bagian depan mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Ruby. "Ayo, turun," ujarnya ketika melihat Ruby enggan untuk meninggalkan tempat duduknya. "Kita udah jauh-jauh ke sini, By," Axel menekakan. Dia masih menunggu Ruby untuk turun.
Setelah mengambil dua lembar tisu untuk menutupi wajahnya agar tidak terkena debu, Ruby akhirnya turun juga dari mobil mereka. Beberapa pekerja memperhatikan mereka yang tampak bingung dan enggan berjalan terlalu jauh dari mobil mereka yang terparkir tepat di tengah bangunan rumah yang sedang dalam tahap penyelesaian. Axel mengambil ponselnya dari dalam saku celana dan menghubungi seseorang.
"Siapa?" tanya Ruby ketika Axel hanya berbicara sebentar dengan lawan bicaranya via telepon.
"Pemilik perumahan. Kebetulan dia hari ini datang untuk mengecek dan aku udah buat janji dengan dia tadi malam," jelas Axel.
Setelah menunggu selama beberapa menit, seorang pria paruh baya datang menghampiri mereka. Dengan wajah yang sumringah, dia menawarkan jabat tangan dan langsung mengajak mereka menuju rumah yang sudah Axel pilih tanpa sepengetahuan istrinya.
Si pemilik perumahan mengantar mereka layaknya seorang pemandu tur. Dia menjelaskan berbagai fasilitas yang akan dibangun sebagai pelengkap agar penghuni perumahan ini merasa nyaman nantinya. Setelah berjalan beberapa menit, mereka berhenti di depan bangunan rumah yang sudah hampir selesai, dan berada tepat di depan lokasi taman akan di bangun.
"Calon rumah kalian," kata pemilik perumahan mempersilahkan mereka untuk masuk lebih dulu. "Tidak usah sungkan, silahkan masuk dan berkeliling agar kalian bisa tau apa yang ingin kalian beli untuk mengisi rumah kalian nanti," celotehnya lagi.
Dengan hati-hati Ruby melangkahkan kakinya karena masih ada beberapa balok kayu yang tergeletak di lantai. Axel juga sigap memegangnya ketika tanpa sengaja menyenggol kaleng cat yang tidak ia lihat karena kepalanya mendongak, memperhatikan langit-langit rumah yang cukup tinggi sehingga memberikan kesan luas.
"Ini kamar utamanya," sang pemilik perumahan berjalan dengan lincah, tidak terganggu oleh debu dan barang yang masih berserakan di sana-sini. "Ayo, silahkan," katanya lagi saat dia telah berada di tengah-tengah ruangan yang cukup besar untuk sebuah kamar.
Axel menjadi yang pertama menyusul dan berjalan menuju sebuah jendela yang terpasang lalu mengintip keluar melalui bingkai jendela yang sudah terpasang. "Masih ada sisa tanah di belakang," perkataanya tidak ditujukan kepada siapapun, namun membuat Ruby penasaran dan ikut melihat. Axel menengok begitu menyadari kehadiran Ruby di sampingnya. "Kamu bisa buat taman kecil di belakang," katanya sambil menunjuk sebidang tanah yang masih cukup luas, yang berada tepat di samping kamar utama.
Pemilik perumahan lalu berbicara tentang apa yang bisa mereka lakukan jika membeli rumah ini dan menyarankan barang-barang yang bisa mereka beli untuk mengisinya serta di mana mereka bisa meletakkannya. Axel yang bekerja sebagai asisten pemasaran untuk hotel ayahnya harus mengakui kemampuannya dalam memasarkan perumahannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HORMONES: Married Life [JENLISA | GB]
FanfictionSebuah lanjutan cerita dari AU HORMONES di Twitter/X tentang Axel dan Ruby yang kini akan menjalani kehidupan mereka sebagai pasangan suami-istri [Dengan Perubahan Seperlunya] Lisa Edit ©Ryoma97 on Pinterest