🍁 CMBYN || 22. I'll Be There For You 🍁

3K 154 13
                                    

Don't know what's come over me
It seems like yesterday when i said
"We'll be friends forever"

(Entah apa yang terjadi padaku
Rasanya baru kemarin waktu kubilang
"Kita akan menjadi teman selamanya")

---Double Take - Dhruv---

---Double Take - Dhruv---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°°•☆☆☆•°°•

"Mommy ... aku pulang minggu depan saja, ya?" Jaemin membujuk pada wanita yang tengah memandangnya dari kamera handphone.

"Tidak tidak! Kau harus pulang! Cepat berikan hp-nya pada Jeno!" omel wanita di seberang sana.

Belum sempat menanggapi, Jaemin sudah merasakan seseorang naik ke atas tubuh dan memeluk pinggangnya yang saat ini dalam posisi tengkurap. Jeno menyembulkan kepala dari ceruk leher Jaemin sambil memasang senyum lebar andalannya.

"Jeno ... uri adeul ... tolong bujuk anak nakal itu agar pulang ke rumah besok. Kau juga harus ikut, Mommy akan masakkan samgyeopsal yang enak." Mama Na menjelaskan panjang lebar yang dibalas pemuda berkaca mata itu dengan anggukan patuh.

"Iya, Mommy. Kami usahakan berkunjung setelah urusan di sini selesai, ya?" balas Jeno yang hebatnya langsung disetujui Mama Na tanpa berkomentar lagi.

Setelah kemudian beberapa saat mengomeli Jaemin lagi, wanita itu akhirnya menutup sambungan telepon. Berikutnya, Jeno mendapat delikan tajam dari sang kekasih yang kini jarak wajahnya tidak lebih dari lima senti.

"Kita harus bertemu Mamamu, Bunny. Minggu kemarin kau tidak kembali karena sakit, tapi tidak ingin memberitahunya. Sekarang ayo tanggung jawab dan tebus kesalahanmu itu, bisa kan?" bujuk Jeno sambil mendaratkan satu kecupan di bibir Jaemin di akhir kalimat.

Setelah beberapa lama diam berpikir, Jaemin akhirnya mengangguk patuh. "Tapi kau tidak perlu ikut, nanti kelelahan. Lusa kan kau ada kegiatan individu," ucap Jaemin begitu teringat jadwal pemotretan sampul majalah sang kekasih.

"Tidak! Aku harus ikut. Memangnya kau saja yang rindu pada Mama Na?" sanggah Jeno sebal.

"Tapi lumayan jauh, Jenooo. Kau harus fit dan segar di hari pemotretannya! Itu hari yang penting, ini untuk edisi majalah Paris loh!" argumen Jaemin tidak mau kalah.

"Apa yang lebih penting dari menghabiskan waktu libur dengan kekasihku?!" sergah Jeno lagi, yang seketika membuat Jaemin terdiam.

"Jadi aku sepenting itu?" tanya Jaemin lirih setelah sekian lama mencoba mengontrol ekspresinya agar tidak terlihat salah tingkah.

Call Me By Your Name [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang