"Moan my name, Princess."
_________
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Lee Jeno dan Na Jaemin adalah sepasang genap yang tidak terpisahkan. Namun, sebagian besar orang mungkin tidak tahu.
Jeno dan Jaemin lebih dekat dari yang mereka bayangkan. Bahkan...
"I know I have a fickle heart and bitternes And a wandering eye and a heaviness in my head But don't you remember? The reason you loved me before Baby, please remember me once more."
(Aku tahu hatiku plin-plan dan tak menyenangkan Dan mataku tak mau diam dan kepalaku penuh masalah Tapi tak ingatkah kau? Alasanmu dulu mencintaiku Kasih, ingatlah aku sekali lagi.)
--Adele - Don't You Remember--
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•°°•☆☆☆•°°•
"Ternyata aku sudah berjalan jauh sekali ...."
Jaemin menghela lelah sambil duduk di salah satu bangku besi di tepi Parit Chidorigafuchi. Pohon-pohon Sakura di sekitar tempat itu tampak gundul karena musim gugur telah lama tiba.
Mungkin, sebentar lagi salju juga akan turun di Jepang.
"Kenapa aku tidak bawa pakaian yang lebih hangat?" gumam kelinci manis itu sambil merapatkan pakaian dan bersedekap dada--mencoba memeluk tubuhnya sendiri.
Setelah menyelesaikan solo schedule, Jaemin tentu saja ingin bepergian ke tempat-tempat bagus. Awalnya, Jepang bukan negara favorit si kelinci untuk berlibur. Namun mengingat seberapa suka seseorang terhadap tempat ini, Jaemin jadi senang dan merasa nyaman juga berada di sini.
"Setelah kita agak luang, ayo berlibur ke Jepang!"
"Cih ... penipuan." Jaemin terkekeh hambar begitu teringat ajakan Jeno beberapa waktu lalu.
"Aku juga bisa ke sini sendiri. Aku tidak perlu ditemani," sambung pemuda itu pada dirinya sendiri sambil mencebik sebal.
Namun, begitu menoleh ke sekeliling, lagi-lagi Jaemin menghela napas berat. Semua orang bergandengan di tempat ini. Entah dengan kekasih, teman, ataupun keluarga mereka.
Hanya Jaemin yang duduk sendiri seperti orang bodoh.
Dari tadi, dia bahkan bicara sendiri layaknya orang gila.
"Kenapa juga aku ke sini? Jelas-jelas ini spot untuk kencan ...," rutuk kelinci manis itu sambil bangkit berdiri dan kembali berjalan menyusuri jalan setapak di sepanjang aliran sungai.
"Nanti ... aku ingin tinggal di Jepang denganmu."
Jaemin menggeleng-geleng heboh begitu ucapan Jeno lagi-lagi melintas di kepala.