BAB 34. Hilangnya Ingatan

41 3 0
                                    

Miranda terus mengayuh sepedanya, sepanjang jalan yang terlihat hanya hamparan bunga-bunga yang indah, semerbak harum bunga begitu menyeruak indra penciuman Miranda.

“Ini dimana, kenapa aku bisa sampai disini?” Gumam Miranda.

Kembali Miranda mengayuh sepedanya, sambil sesekali dia bersenandung. Miranda berhenti lalu berjalan diantara banyaknya bunga, sampai ada seseorang yang datang menghampirinya.

“Miranda..”

Seketika Miranda menoleh.

“Bude”.  Miranda langsung menghambur kepelukan budenya itu, dia sangat bahagia bisa bertemu dengan budenya, sungguh selama ini dia sangat merindukan budenya.

“Bude, Nda sangat merindukan bude, kenapa baru sekarang bude datang, apa bude tau Nda sangat kesepian tidak ada bude."

“Sekarang kamu gak akan kesepian lagi, bude datang untuk menjemput kamu Nda.. ayo ikut bude!!"

Miranda mengangguk, tersenyum bahagia. Tangannya menggenggam tangan budenya sama saat dia kecil, kini dia bisa menggandeng tangan budenya kembali.

Saat sedang berjalan, samar samar dia mendengar seseorang memanggil namanya, Miranda seperti mengenal suara itu tapi dia tidak tahu siapa.

“Mira.. sayang…  Miranda, ayo pulang, Abang dan Malik menunggu kamu pulanglah Mira!, ayo.“ Ucap seseorang dari kejauhan, dia berdiri tak jauh dari Miranda, disampingnya ada seorang anak laki-laki yang terus memanggilnya.. mama.. Mama mau kemana ma!!..

Tapi Miranda tak menghiraukannya, dia terus berjalan sambil menggemgam tangan budenya itu.

Bahkan anak kecil itu sekarang menangis.

“Nda, apa kamu yakin ingin ikut dengan bude. Lihatlah ada seseorang yang menanti mu disana, mereka ingin kamu kembali Nda..”

“Nda ingin ikut dengan bude saja.”

“Tapi sepertinya mereka sedang menunggumu, mereka orang-orang yang menyayangi kamu, kembalilah.”

“Tapi Aku ingin sama bude,” Miranda bersikeras .

“Temuilah mereka sebentar Nda, setelah itu Bude akan kembali untuk menjemput kamu disini.

“Bude gak bohong kan?"

Bude Retno hanya mengangguk, "Pergilah mereka sudah menantimu Nda."

*****

“Ibu?" Ucap Jodi saat melihat Ibu mertuanya itu ada disini, dia heran kenapa Mertuanya bisa tau, padahal dia belum sempat untuk memberitahunya.

“Kenapa kamu gak bilang sama ibu Jodi, kalau Miranda masuk rumah sakit?”

"Haahh"
Jodi mengembuskan nafas berat, “Maaf Jodi belum sempat untuk kasih tau Ibu."

“Tadi Malik menghubungi saya bang, katanya mamanya sakit dan masuk rumah sakit." Ucap Yulia kini. Namun Jodi tak menghiraukan Yulia dia malah menatap Yulia tak suka.

Jodi marah dan kesal dengan adik iparnya itu, karena dia Miranda kembali depresi dan ditambah sekarang Miranda mengidap kanker otak stadium 4.

“Sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Miranda, Jodi?” Ucap Ibu Maya penasaran.

“Miranda se- sekarang sedang dioperasi, dia .. "
Sungguh Jodi tidak sanggup untuk mengatakannya.

“Miranda kenapa Jodi? Bilang sama Ibu, kemarin Ibu kerumah dia masih baik-baik saja, kenapa sekarang dia harus di operasi?” Jawab Maya kaget.

“Apa? Jadi Ibu kemarin kerumah?. Apa yang sudah ibu lakukan pada MIranda? Apa yang Ibu katakan padanya?" Ucap Jodi sedikit menaikan nada suaranya.

“Maksud kamu apa Jodi?”

The Secret Miranda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang