Extra Part. Terluka

20 1 0
                                    

Pagi hari Miranda sudah bersiap untuk berangkat sekolah, nyatanya ada maupun tidak nya Ibunya, bagi Miranda sama saja. Toh setiap hari sama saja. Miranda sudah terbiasa sendiri.
Bahkan mereka berdua sama sekali tidak merasa kehilangan.

“Yulia ayo cepat!!" Teriak Miranda sambil melihat jam tangannya. "Ayo Yul, nanti mbak bisa telat, bis nya nanti keburu lewat!!" Teriaknya lagi.

“Iya mbak sebentar, Yul lagi pakai sepatu!!” Teriak Yulia juga.

Setelah selesai memakai sepatu buru-buru Yulia keluar, “Udah mbak ayo..” Ucapnya dengan senyum yang mengembang.

Miranda berjalan kaki bersama Yulia, dia terlebih dulu mengantar adiknya itu ke sekolah dengan berjalan kaki, karena sekolah Yulia memang dekat dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Sementara Miranda dia harus naik bis dulu untuk berangkat ke sekolah karena memang sekolahnya itu agak jauh, dan harus ditempuh dengan menggunakan kendaraan.

Begitu sampai di gerbang sekolah, Yulia langsung menyalami Miranda. “Belajar yang rajin..” Ucap Miranda mengusap kepala Yulia pelan.

Yulia mengangguk, "Iya, mbak Nda besok jangan lupa datang ke sekolah, besok kan ada pertemuan orangtua.” Ucap Yulia mengingatkan.

“Iya Yul, ya sudah kamu masuk gih mbak berangkat ya?”  Jawab Miranda melambaikan tangannya.

Setelah memastikan adiknya itu masuk kedalam kelas, Miranda bergegas pergi ke halte depan, untuk menunggu Bus, Miranda berjalan cepat takut dia ketinggalan naik bus. Bisa terlambat masuk kalau dia sampai ketinggalan..

Tid…. tidtiiiidd

Tiba -tiba saja terdengar suara klakson motor dari arah belakang, membuat Miranda menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakan.

“Gala."

“Ayo naik, tadi aku kerumah kamu loh, kemarin kan aku udah bilang sama kamu buat berangkat bareng. Aku mau jemput !!”

“Maaf, aku harus anterin adik aku dulu!!" Miranda kembali melangkahkan kakinya. Jujur ia tidak ingin berangkat ke sekolah banteng Gala.

“Kamu mau kemana Nda, ayo naik kita berangkat bareng!!” Ajak Gala bersikukuh.

Miranda seakan ragu untuk ikut dengan Gala. Lebih baik naik Bus kan.

“Malah bengong, Ayo nanti kita terlambat, kamu mau dihukum memangnya karena terlambat masuk?” Kata Gala lagi.

Setelah berpikir sejenak, buru -buru Miranda naik ke atas boncengan motor Gala. Benar juga apa yang dikatakan nya. Diam diam Gala menyunggingkan senyum di bibirnya.

"Dari tadi kek, pegangan kalau kamu gak mau jatuh!” Teriak Gala, saat dia mulai melajukan motornya.

Sedang Miranda hanya memegangi ujung jaket Gala saja.
Sepanjang perjalanan, tidak ada yang berbicara, Gala diam diam, dia melirik Miranda dari kaca spionnya. Sungguh kenapa pagi ini Miranda sangat terlihat berbeda, dia kelihatan sangat cantik tidak seperti biasanya, lagi lagi Gala menyunggingkan senyumnya, jika saja Gala tidak sedang memakai helm pasti lesung pipinya akan terlihat.

Saat berhenti di lampu merah tak sengaja Miranda bertemu dengan Jodi, Motor yang dikendarai Gala, tepat berhenti di samping motor Jodi, sontak saja Jodi menoleh ke arah samping dan langsung melihat Miranda ..

Deg

“Bang Jodi." lirih Miranda pelan. "Kenapa bisa ketemu sama bang Jodi disini." Batinnya gugup.

Jodi hanya menatap Miranda dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

Miranda menunduk tatkala Jodi terus saja menatapnya, Miranda seakan sedang ketahuan selingkuh oleh pacarnya. Padahal kan kenal juga baru. Tapi kenapa tatapan bang Jodi seperti itu, Miranda kini semakin menunduk tidak berani melihat  bang Jodi, tangannya bahkan kini meremas jaket Gala.

The Secret Miranda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang