“Ayo dimakan Yul, kenapa cuma di lihatin doang itu makanannya?”. Tanya Miranda yang melihat Yulia dari tadi sama sekali belum menyentuh makanannya, dan hanya memainkan sendoknya saja.
“Yulia bosan, tiap hari makan ini terus?” Jawabnya cemberut.
“Ya mau gimana lagi Yul, yang ada hanya telur doang, jadi mbak cuma bisa masakin kamu telur ceplok aja. Coba ibu belanja sayur, mungkin mbak bisa masakin yang lain buat kamu.”
“Yulia bosen mbak.” Rengeknya masih tidak mau makan.
“Sudahlah Yul, kamu harusnya bersyukur masih bisa makan. Coba lihat di luaran sana, masih banyak orang -orang yang kelaparan! Ayo gak usah cemberut gitu. Cepat di makan keburu dingin malah gak enak nanti."
Akhirnya setelah di bujuk, Yulia makan juga. Sebenarnya bukan hanya Yulia, tapi Miranda juga bosan tiap hari makan dengan telur. Rasanya Miranda juga ingin mengeluh pada ibunya itu, tapi mana bisa dirinya mengeluh yang ada Miranda kena semprot.
“Coba aku punya uang sendiri, mungkin aku bisa makan makanan yang aku mau. Bisa beli sesuatu yang aku inginkan. Kapan yah aku bisa seperti orang orang, yang ingin ini itu tinggal bilang, dan langsung beli tanpa harus berpikir.” Pikirnya meratapi hidupnya ini.
Sudah malam, dan Maya ibunya belum juga pulang." Mbak ko ibu belum pulang ya? Sudah malam juga!!” Kata Yulia mulai khawatir.
Yulia menghampiri Miranda yang sedang mengerjakan PR nya. Dan duduk disampingnya.
“Memangnya tadi ibu gak bilang mau pergi kemana?” Tanya Miranda menoleh sejenak pada Yulia.
“Ibu hanya bilang mau pergi sebentar ada urusan mbak!!” sahut Yulia.
“Ya sudah tunggu saja, mungkin sebentar lagi ibu pulang! Kamu ada PR gak buat besok? Kalau ada, sini sama mbak bareng kerjainnya!”
“Nggak ada mbak, Yulia ngantuk ingin tidur!” Ucapnya kini merebahkan dirinya di kasur mbaknya Miranda.
Miranda jadi kepikiran, kemana ibunya pergi tidak biasanya ibunya ini pergi tanpa memberitahu dulu.
Sudah pukul 11, dan Miranda masih terjaga. Baru saja Miranda hendak mau tertidur terdengar suara pintu di ketuk.Miranda jadi takut malam -malam ada yang mengetuk pintu, tapi ketakutannya itu sirna saat Miranda mendengar suara ibunya memanggil namanya.
“Nda, Miranda.. Buka pintunya Nda!! Ini ibu!!” Teriak Maya dari luar rumah.
Bergegas Miranda segera membuka pintu rumahnya. “Ibu.. Ibu dari mana saja kenapa baru pulang bu?” Seru Miranda.
“Sudah gak usah banyak tanya. Kunci lagi pintunya, ibu lelah mau istirahat." Jawab Maya berlalu pergi begitu saja.
Sungguh Miranda sangat heran dengan ibunya itu. Habis dari mana ibunya sampai pulang selarut ini. Pikir Miranda menerka- nerka.
*******
Saat ini, Miranda sudah berada di sekolah, dan hari ini saat waktu istirahat, Miranda habiskan waktunya di perpustakaan. Miranda sedang mengerjakan tugas makalah, bukan tugas dirinya melainkan tugas teman -temannya. Diam -diam Miranda terpaksa mau mengerjakan tugas teman-temannya itu, karna Miranda dibayar oleh temannya itu. Apalagi jika tugasnya itu mendapat nilai bagus, Miranda akan mendapatkan traktiran untuk jajan di kantin. Miranda memanfaatkan kepintarannya itu untuk mendapatkan uang saku, dan membeli keperluan sekolahnya. Dari hasil dia mengerjakan PR temannya yang malas untuk belajar. Kebanyakan, anak anak malas yang sering menemui Miranda, untuk menyuruhnya mengerjakan tugas.
Kalau tidak di bayar, mana mau Miranda memberi contekan saat ulangan. Pokoknya Miranda tidak mau rugi.
Wah apa gak bahaya ta? Kalau ketahuan guru?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Miranda [END]
NonfiksiMiranda seorang wanita biasa yang selama hidupnya selalu merasa dirundung kemalangan... Dia selalu saja menyesali akan hidupnya. Padahal semua orang melihat Miranda hidup bahagia. Mempunyai suami yang tampan dan sangat menyayangi nya,. Miranda, d...