...
Wonwoo berjalan di belakang Mingyu dengan pelan, diam-diam mencuri kesempatan untuk merapikan babydoll biru satin dengan celana pendek sebatas paha juga lengan pendek. Pria manis itu menarik-narik kain celana di pahanya, berharap pakaiannya masih terbilang sopan. Persetan dengan pakaian tidurnya! Lagi pula pria di depannya ini sinting. Selalu muncul tanpa di duga.
"Saya bawa beberapa sayur sama ikan. Malem itu saya buat kamu nyia-nyiain beberapa bahan masakan buat dimasak, tapi saya malah pergi. Saya belanja buat kamu sebagai gantinya," ucap Mingyu tanpa menoleh ke belakang. "Saya taruh di kulkas kamu ya,"
Wonwoo mencoba tertawa pelan sebagai bentuk kesopanan. Wonwoo melangkah lebih cepat, berniat meraih dua tas plastik putih berisi belanjaan sayur yang dibawa Mingyu. "Sebenernya, Pak Mingyu nggak perlu ngelakuin ini loh. Pak Mingyu taruh di aja, biar saya yang beresin,"
Mingyu berhenti melangkah. Membuat Wonwoo ikut menghentikan langkahnya tak ingin menabrak punggung tegap Mingyu. Pria tinggi itu berbalik pelan, menatap Wonwoo sekilas dari atas hingga ujung kakinya yang telanjang, membuat Wonwoo mendadak merasa kikuk. Mingyu berbalik lagi dan meneruskan langkahnya, mengabaikan Wonwoo yang melongo, "Kamu balik ke kamar aja sana,"
"Eh?"
"Cari jaket atau apa. Atau kamu bisa ganti baju dulu," jelas Mingyupria. Suara berat lelaki itu terdengar sangat jelas di telinga Wonwoo. "Cari pakaian lain, kamu sadarkan kalau baju tidurmu itu terlalu pendek dan sedikit tembus pandang?"
✎﹏﹏ତ
Mingyu memandangi ikan di atas piring yang sudah ia cuci dan bersihkan. Pria itu tersenyum lega sembari mencuci tangannya dengan sabun. Sementara itu, sayur yang ia masak sudah hampir matang. Setelah mematikan kompor, pria itu berlalu menuju ke kulkas untuk mengambil beberapa tomat ceri lalu memakannya.
Suara langkah kaki dari belakangnya membuat Mingyu menoleh. Wonwoo menghentikan langkahnya tak jauh dari pintu dapur. Mati-matian Mingyu menahan senyumnya, pria itu mengalihkan pandangannya, membiarkan Wonwoo yang terkejut melihat dapurnya. Atasannya itu memasak? Demi apa!
Sindiran Mingyu beberapa saat lalu membuat Wonwoo bergegas mandi. Wajah pria manis itu merah total pada kalimat terakhir yang diucapkan Mingyu tadi. Mingyu tak salah. Mengaku atau tidak, Mingyu berulang kaki menahan nafas ketika mematap pria manis itu, mati-matian tak menurunkan direksi pandangan matanya ke bawah dagu juga bawah pinggang Wonwoo. Apalagi Wonwoo sempat melamun di depan pintu tadi, membuat Mingyu makin tak betah berdiri berhadapan terlalu lama.
Cute.
Mingyu menggigit lidahnya sendiri. Apa-apaan ini? Mingyu jadi kesal sendiri. Siapa yang menyangka pria manis itu baru bangun tidur. Tahu begitu ia akan datang lebih siang tadi. Tapi... siapa yang mengira kalau hampir jam sebelas siang dan pria manis itu masih tidur?! Coba saja kalau yang datang adalah Seokmin. Sahabatnya itu pasti akan menyangka Wonwoo sedang flirting dan Seokmin akan dengan senang hati membawa Wonwoo masuk ke dalam kamar lagi.
Mingyu merasa pening.
Nafasnya mendadak memburu.
"Pak Mingyu... masak?"
Suara heran Wonwoo membuat Mingyu menoleh lagi. Untungnya saat ini Wonwoo mengenakan celana abu-abu panjang berbahan kaos juga sweatshirt warna tosca dengan gambar grafis kepala kucing di bagian depan. Mingyu mengangguk sebagai respon sambil melangkah maju menuju meja counter, menata bawang dan mempersiapkan cabe merah besar dalam sebuah mangkuk plastik. "Seperti yang kamu lihat,"
"Kenapa?"
"Anggap aja sebagai ganti waktu itu," meski memang Mingyu dasarnya senang memasak. Wonwoo menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive and Forget || MinWon
FanficIs love capable of forcing you to make peace with the past? "If God can take away something you never imagined losing, then God can replace it by something you never imagined berfore" ⚠ warning ⚠ write in BAHASA, mixed language, harsh word & ignore...