...
"Won?"
"Won.. hey?" panggil Soonyoung.
Wonwoo memainkan garpunya lalu memakan ramyeon dari cafetaria sebagai menu makan siang. Diabaikannya Soonyoung, membiarkan sahabatnya itu mengoceh apa saja. Konsentrasi Wonwoo sudah berantakan, banyak pekerjaan hari ini yang tak bisa selesai sesuai workplan-nya sendiri. Semuanya karna Mingyu. Memikirkan pria itu membuat isi kepala Wonwoo buntu, lalu sekitar dua jam kalu atasannya itu bilang bahwa besok lelaki itu akan pergi ke daerah Incheon.
Awalnya Wonwoo pikir ia akan lega. Berada di dekat pria itu membuat Wonwoo mulai merasakan sindrom salah tingkah. Namun sejak jam sebelas siang, pria itu pergi keluar. Sakali ini, penyakit baru menggerogoti dada Wonwoo. Entah sejak kapan, ketidakhadiran Mingyu membuatnya merasa rindu.
"Wonwoo! Lo kenapa sih kok diem gitu? Ngajak makan ke sini lagi. Gue udah terlanjur pesen kimchi sama odeng tadi, kalau gini kan gue jadi makan double," ucap Soonyoung sewot. "Ngambek lagi lo sama Mingyu kayak kemaren-kemaren? Makanya ngajak ke sini lagi?"
"Ini semua juga gara-gara lo njir Soonyoung!" elak Wonwoo. Wonwoo memasang muka sebal sembari menghembuskan nafasnya keras. Dagu pria manis itu naik ketika mengomeli Soonyoung, membuat Soonyoung mematung bingung.
"Hah? Kok lo ngamuk ke gue sih?" nada suara Soonyoung memelan seketika, "Gue salah apa, Won?"
"Gara-gara lo selalu ngomong ngaco ke gue!!" Soonyoung bukannya tak sadar kalau ia punya mulut yang asal bicara. Namun karena sadar dan tau kalau ia sering berbicara ngawur, ia jadi tak tau pembicaraan mana yang sebenernya dimaksud Wonwoo.
"Jangan teriak-teriak lo, ntar Pak Sokmin ternyata di sekitar sini lagi,"
"Pak Seokmin nggak ada, keluar makan siang lanjut meeting ketemu calon investor baru bareng dia!"
"Dia?" Soonyoung mengerutkan keningnya pada Wonwoo yang mengehela nafas panjang, "Pak Mingyu?"
Wonwoo menggeser piringnya. Pria manis itu menjatuhkan dahinya di atas meja membentur-benturkan kepalanya pelan. "Gue sakit. Sakit..."
Soonyoung panik. Suara Wonwoo memang tak senyaring tadi, tapi pria manis itu meracau kata 'sakit' sambil membenturkan dahinya. Soonyoung tentu bingung dengan tingkah sahabatnya.
"Won.." panggil Soonyoung.
"Gue sakit..." suara Wonwoo makin lirih.
"Sakit apa sih? Please, lo kenapa sih, Won. Sumpah?"
"Jantung gue sakit, Nyong,"
Soonyoung membolakan matanya panik, "Hah sumpah?! Mana yang sakit?" kekhawatiran Soonyoung membuat Wonwoo mengangkat kepalanya dari meja,
"Jantung gue, Nyong,"
Soonyoung membeku mendengar jawaban Wonwoo. "Jantung gue. Gara-gara lo. Gara-gara lo cerita soal bunga mawar itu, tubuh gue jadi aneh, jantung gue jadi berisik!"
Beberapa detik Soonyoung terdiam untuk menyambungkan kalimat-kalimat Wonwoo dengan keadaan yang ada. Kemudian ia memekik tertahan.
"Lo beneran.. fall in love sama Pak Mingyu?" bisik Soonyoung pada Wonwoo.
Wonwoo merasa bahunya lemas.
"Berapa kali gue mati-matian.. mau lo ngebuka hati lo buat cowo bertahun-tahun ini? Tapi lo selalu aja kejebak sam.. Jun. He always in your brain, Won. Ke-nggakmampuan lo buat maafin dia ngebuat lo nggak bisa ngelepasin dia dari ingatan lo. Lo sadar itu kan?"
Wonwoo tersenyum miris membuat Soonyoung mendesis pelan. Senyumnya makin lebar, "Lo tau berapa tahun ini lo sering ngeliat gue jatuh cinta sama orang kan? Tapi gue pengen ngeliat lo ngerasain itu. Nyatanya lo defensif,"
"Sorry,"
"Kenapa? Gue ngelewatin apa akhir-akhir ini? Gimana akhirnya lo... fall?"
Wonwoo terdiam sejenak, "Gue.. gue nggak tau, Nyong. Gue cuma mau kenal sama dia. Tapi kayak tiba-tiba tiap gue deket sama tuh orang, gue ngelupain.. Jun? Nggak, bukan tiba-tiba. Tapi tiap kita berdua lagi ngobrol, gue lupa kalau gue pernah sakit hati,"
Wonwoo menggigit bibirnya, pelan-pelan menyodorkan handphone-nya pada Soonyoung. Soonyoung awalnya bingung, tapi saat melihat sebuah foto disana, mata Soonyoung melebar,
"Ini Pak Mingyu kan? Dapet dari mana?"
Wonwoo terdiam ketika Soonyoung bertanya mengenai foto Mingyu yang sedang memejamkan matanya rapat di sebuah sofa. Mulut Soonyoung terbuka lagi ketika melihat boneka yang ada dalam dekapan lelaki itu.
"Ini sofa apartemen lo kan? Boneka kucing ini kan selalu lo taruh di depan TV!"
"Please, jangan keras-keras," Soonyoung menggelengkan kepala tak percaya, pria itu ingin tertawa kencang rasanya.
"Dia ketiduran, Sabtu siang kemaren dia dateng ke apartemen. Masak buat ganti masakan gue yang waktu itu,"
"Astaga..."
Soonyoung mengepalkan satu tangannya ke udara, merasa gemas sendiri. "Gue nggak pernah lihat lo semanis ini sebelumnya, Won. Ah, maksudnya udah lama banget rasanya. Bahkan dulu waktu Jun ngejar lo, lo nggak setolol ini. Sekarang lo kelihatan kayak anak SMA yang kejebak di tubuh orang dewasa,"
Soonyoung ingin Wonwoo bahagia. Maka ia akan sedikit membantu Wonwoo. Wonwoo positif fall in love pada Mingyu. Soonyoung tak mengenal Mingyu dengan baik maka ada jalan lain yang harus ia lakukan.
Ia butuh bantuan orang lain.
Foto di handphone Wonwoo memberinya ide.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive and Forget || MinWon
FanfictionIs love capable of forcing you to make peace with the past? "If God can take away something you never imagined losing, then God can replace it by something you never imagined berfore" ⚠ warning ⚠ write in BAHASA, mixed language, harsh word & ignore...