23

342 28 2
                                    

...

Dari dalam mobil terlihat suasana jalan yang cukup lancar. Masih ada satu jam sebelum jam keluar para pekerja. Beruntung hari ini Mingyu dan Seokmin bisa kembali ke Seoul lebih cepat. Awlanya kedua lelaki itu mengira akan menginap semalam lagi di Incheon. Mingyu tak pernah sesemangat ini kembali ke Seoul. Seokmin memeriksa email di handphone nya sambil sesekali menguap dan meregangkan otot.

"Duh, sampe rumah langsung mandi trus tidur enak dah," keluh Seokmin tiba-tiba, "Gue udah email semua data ke Shua. Gue minta dia buat ngolah, besok baru gue cek lagi. Lo mau nginep di tempat gue apa turun di tempat Hansol?" tawar Seokmin, "Kalau ke Hansol tinggal kasih tau si Yan,"

Mingyu melirik Yan. Sopir yang empat hari ini menemani mereka dinas keluar kota. Mingyu tak tau. Entah kenapa ia tak ingin pulang. Ia ingin ke... kantor.

"Muka lo ngapa gitu dah?" tanya Seokmin menebak ekspresi Mingyu.

"Lagi males balik,"

"Maksudnya?"

Mingyu mengedikkan bahunya, "Eh disini nggak ada makanan khas yang bisa kita beli dulu kah? Oleh-oleh gitu," ceketuk Haris mengalihkan pembicaraan.

Seokmin menaikkan satu alisnya, "Emangnya lo mau balik ke New York? Segala mau beli oleh-oleh. Mau bawain siapa lo?" Mingyu memutar bola matanya malas, "Atau Wonwoo?"

Mingyu mengalihkan pandangannya berpura-pura sibuk memandangi jalanan. Seokmin tertawa, "Halah Gyu, ngapain susah-susah ngasih oleh-oleh? Ajak aja keluar dinner besok pulang kerja. Ngomong kangen Wonwoo aja kok susah bener lo,"

"Ngaco,"

Seokmin menggeleng sembari bibirnya tetap tersenyum, "Masih aja nyangkal lo,"

"Omongan lo emang dasarnya udah ngaco, apanya yang nyangkal?"

Jiandra mengerutkan keningnya, "Ngaco apanya dah?"

"Mana buktinya kalau gue kangen sama tuh cowo?"

Seokmin menyipitkan matanya. Pria itu memasukkan handphone nya ke dalam saku dan menjauhkan punggungnya dari sandaran kursi penumpang, "Nau bukti?" goda Seokmin dengan sebuah seringaian di bibirnya.

Mingyu menatap Seokmin datar, tak tertarik dengan godaan itu. Seokmin tsenyum, pria itu mencondongkan tubuhnya ke depan dan menepuk pundak Yan. Sementara itu tangan kanannya meraih handphone di saku jasnya. "Shua? File yang saya kirim tadi kamu cek sekarang. Mana yang kurang jelas kamu catat ya,"

"Yan, kita nggak jadi pulang, anter kita ke kantor aja,"

Mata Mingyu menyipit.

Seokmin melirik sahabatnya dengan seringai tipis.

✎﹏﹏ତ

Seokmin berdiri di depan meja Joshua, memeriksa beberapa hal yang asistennya itu tanyakan. Sementara itu Haris duduk santai di kursi milik Seokmin sembari membuka laptopnya. Apa yang Mingyu lakukan membuat Joshua sesekali mencuri pandang pada GM dengan tinggi sekitar 186 senti itu. Ini memang bukan pertama kalinya Mingyu ada di ruangan Seokmin. Tapi Joshua rasa, harusnya pria itu sesibuk Seokmin padanya sekarang. Maksud Joshua, harusnya begitu pulang Mingyu punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan Wonwoo.

'Pak Mingyu bilang ke lo mau kapan balik ke Seoul, Won?'

Basa-basi dulu. Joshua ingin tau apakah Wonwoo tau kalau bosnya sudah ada di kantor sore ini. Balasan Wonwoo muncul tak lebih dari satu menit.

'Besok. Bukannya bareng sama Pak Seomin ya, Shua?'

Benar dugaannya, Wonwoo tak tau kalau kedua GM itu sudah kembali. Joshua sendiri sebenarnya juga tak menyangka kalau sore ini keduanya akan muncul. Padahal tak lama lagi sudah jam pulang kerja, tapi Joshua tak mungkin menanyakannya. Pria manis itu mengetik pesan lagi.

Forgive and Forget || MinWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang