27

383 28 2
                                    

...

Mingyu menoleh ketika pintu kamar Wonwoo terbuka, menampakkan pria manis yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Suasana hangat apartemen membuat keduanya merasa nyaman pagi ini. Kalau saja alarm tak membangunkan keduanya setengah jam lalu, mereka akan memilih untuk tetap tidur dan tinggal di apartemen. Sayangnya, ini masih hari aktif kerja.

"Pak Mingyu mau balik ke rumah apa ke Pak Seokmin? Saya ke kantor sendiri aja,"

Mingyu langsung menggelengkan kepalanya. Ia mendekat pada Wonwoo, berdiri di hadapan Ziya yang masih saja diam di dekat pintu kamarnya. Pria manis itu mendongak, menunggu respon Haris yang lebih jelas.

"Aku chatt Seokmin biar dia bawa kemeja sama celana ganti buat dipakai nanti,"

Wonwoo mengangguk dua detik sebelum mata pria manis itu membulat sempurna. "Eh? Pak M bilingyuang kalau nggak pulang?"

"Iya, aku bilang kalau aku nginap di sini,"

Wonwoo membuka mulutnya, tapi suaranya tercekat di tenggorokan selama beberapa saat, "Ta-tapi.. nanti Pak Seokmin bakal... bakal nyebar gosip, trus nggoda Pak Mingyu, atau malah... m-malah nggoda saya,"

"Nggak, dia emang usil. Itu karena dia tau kamu naksir sama aku," goda Mingyu mengerling pada Wonwoo.

"Wait— what?"

"Itu karena kamu diem-diem nyuri fotoku waktu tidur,"

"G-gimana.." Wonwoo menghela nafasnya sejenak setelah paham. Ini pasti ulah Soonyoung.

"Kamu tadi nyuri fotoku waktu tidur lagi?" tanya Mingyu iseng.

"Nggak!"

"Oh really?"

"Nggak.. sempat," keluh Wonwoo lirih.

Mingyu tertawa renyah sambil mengacak rambut Wonwoo.

"Tenang, soal Seokmin dia nggak bakal berani bawel kayak biasanya. Aku udah bilang kalau mulai semalem kita bersama,"

Bersama...

Mingyu mengecup kening Wonwoo pelan. Menyibakkan helai-helai poni Wonwoo, lalu menjatuhkan ciumannya di ujung hidung Wonwoo. Pria manis itu memejamkan mata, membiarkan labium lembut yang perlahan berangsung menyapu labium miliknya.

Sebuah sapaan pagi sepasang kekasih baru..

"Oh iya, kalau di luar kantor jangan panggil aku 'Pak' atau bicara 'saya-saya'. Kamu terlalu formal tau nggak," Mingyu melepas tautan bibirnya perlahan.

"Oke, Pak,"

Keduanya tertawa.

"Masih ada waktu banyak sebelum ke kantor. Aku masak dulu ya? Semalem kita cuma makan roti bakar,"

"Mau buat apa?" Mingyu mengusap sayang kepala Wonwoo.

"Chicken chowder atau mau pakai udang? Kayaknya ada wortel sama kentang di kulkas. Mas udah selesai mandi, kan? Tinggal sarapan..."

Mingyu memicingkan matanya. "Kamu panggil apa barusan? Emangnya aku kelihatan kayak belum mandi?"

Wonwoo tertawa. "Aku mau panggil kamu Mas aja. Habisnya masih pake kemeja yang sama kayak kemarin,"

"Emang bagusnya aku nggak pake baju aja ya?"

Wonwoo mengembungkan pipinya. Pria manis itu lalu mencondongkan tubuhnya, sedikit berjinjit untuk mendekat ke lekuk leher Mingyu yang terbuka karena beberapa kancing kemeja pria itu di biarkan terbuk. Wonwoo mengendus aroma tubuh Haris.

"Emang bau sabun sih," gumam Wonwoo. "Oke, aku percaya,"

Wonwoo memberi kecupan ringan selama dua detik di leher Mingyu. Lalu berangsur mundur—bersiap berlalu ke dapur sebelum akhirnya Mingyu menahan pergelangan tangan Wonwoo, membuat Wonwoo heran. "Kenapa?"

Forgive and Forget || MinWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang