25

334 31 0
                                    

...

Pemandangan pengunjung Bamdokkaebi yang duduk-duduk kebanyakan adalah pasangan remaja cukup membuat pandangan Mingyu teralihkan. Namun tiap ia menengok ke arah Wonwoo yang berjalan satu langkah di depannya, ia tau kalau sosok belakang pria manis itu bisa merenggut seluruh fokusnya.

Pria manis itu mengenakan pakaian kerja yang santai berwarna hijau mint dengan vest putih yang di padukan dengan celana bahan kain berwarna abu-abu. Sementara itu rambut halusnya bergoyang lucu tertiup angin.

Kalau di pikir, pria manis seperti Wonwoo harusnya cukup mudah mencari pasangan. Ia bilang mantan kan tadi? Kemana kekasihnya itu? Cara pria manis itu bicara menginterpretasikan luka yang dalam, seolah Wonwoo lah yang disakiti. Sebagus apa mantan kekasihnya sampai bisa menyakiti lelaki semanis dan sebaik Wonwoo?

"Ah, roti bakarnya si hyung hyung itu di ujung jalan sini, ayo Pak," secara tiba-tiba pria manis itu berbalik, ia juga meraih lengan kemeja Mingyu yang di gulung sebatas siku. Menariknya di tengah-tengah kerumunan pengunjung yang cukup ramai. Mingyu mulai terbiasa, senyum bertengger manis di bibirnya.

✎﹏﹏ତ

Wonwoo beberapa kali menyipitkan mata ketika dua iris coklatnya menangkap beberapa pasang remaja yang tertawa tak jauh dari tempat ia dan Mingyu duduk. Beberapa kali Wonwoo berdeham tanpa sadar, sampai tenggorokannya kering dan tau-tau ia sudah menghabiskan isi teh kotaknya.

"Kemu kenapa? Sewot banget ngeliat orang pacaran..."

"Hah?"

"Kenapa?" tanya Mingyu. "Inget masa-masa pacaran kamu dulu?"

Wonwoo menghela nafas. Pria manis itu meluruskan kakinya, membentur-benturkan ujung sneakers-nya satu sama lain. Haruskan Wownoo menceritakannya?

"Pasti ganteng sama perfect banget ya, sampai kamu sepatah hati ini sehabis putus," tebakan Mingyu membuat Wonwoo mengecurutkan bibirnya tanpa sadar.

"Nggak perfect, nggak ada laki-laki perfect di dunia ini,"

"Ya saya tau,"

"Saya cuma belum maafin dia setelah bertahun-tahun lamanya..." Wonwoo mendongakkan kepalanya, menatap langit. "Pak Mingyu lihat pasangan di tepi lapangan deket parkiran? Yang cowoknya pakai jaket biru sama topi? Ada dua cewek deket dia,"

Mata Mingyu kini menangkap sosok-sosok yang Wonwoo maksud.

"Saya sempet lihat si cowok gandengan tangan sama cewek yang rambut panjang. Tapi dia beberapa kali ngelihat perempuan yang pake kaos merah bata diem-diem,"

"Selingkuh gitu?"

Wownoo mengangkat kedua bahunya. "Terlihat gitu di mata saya,"

"Kaku pernah di selingkuhi?"

Gerakan kaki Wonwoo terhenti beberapa detik, sebelum ia gerakkan kembali, "Kelihatan banget ya, Pak?" Wonwoo tertawa pelan.

"Dukun kamu kalah kuat mungkin," canda Mingyu mencoba mengembalikan keceriaan pria manis di sampingnya.

"Selingkuhannya cantik banget, Pak. Kita bertiga saling kenal. Cowok itu feminim, manis banget. Adek tingkat saya waktu kuliah, sahabat saya juga,"

M ingyudiam beberapa detik, lelaki itu lalu mendecak pelan, "Kan kamu pacarnya, cowok yang kamu bilang cantik, manis, sama feminim itu selingkuhannya aja kan? Artinya dari awak kamu udah menang. Kenapa kalian pisah? Kamu nggak kuat diselingkuhi trus akhirnya setelah bertahun-tahun kamu masih nggak bisa lupain apa lagi maafin kesalahan dia? Ajak ketemu, maki dia sepuasmu trus lupain. Toh, kalian udah pisah kan? Memangnya sesakit apa rasanya di tinggalin?"

Wonwoo mengangkat pandangannya, menatap raut wajah Mingyu yang mengeras. Tatapan mata lelaki itu soalah menusuknya tajam, menampar Wonwoo agar sadar.

"Apa sesakit beberapa hati yang ditinggalin seorang ibu yang milih balik ke kekasih lama yang katanya dia cintai? Trus ninggalin suami yang dia nikahi karena pejodohan sama ninggalin dua manusia yang udah dia lahirin?"

Wonwoo mematung. Hatinya mencelos.

"Memaafkan emang bukan hal gampang, tapi kalau saya aja mau nyoba buat ngelakuin itu, kenapa kamu nggak? Sesusah apa berdamau sama kesalahan orang lain? Nggak bisakah waktu nyembuhinnya?"

Harusnya Wonwoo bisa. Pria manis itu tak tau apa yang membuat matanya memanas. Kenangan tentang Jun, cerita tentang kedua orang tua Mingyu, atau kalimat-kalimat yang Mingyu katakan?

"Saya nggak suka lihat laki-laki manis yang sempat buat saya stres sejak hari pertama saya dateng ke kantor, sekarang masang wajah sendu cuka karna ulah laki-laki yang ninggalin kami demi laki-laki lain yang lebih cantik sama feminim dari kamu,"

Wonwoo membeku ketika Mingyu meraih lehernya dan menariknya. Wajah keduanya berdekatan.

"Forgive.. then forget him,"

Kalimat itu menjadi kalimat terakhir Mingyu sebelum bibir keduanya bersentuhan.

...

Forgive and Forget || MinWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang