38: Terusik

229 69 14
                                    

Sung Hyunjae mengulas senyum ramah. Di punggungnya mengikuti seorang kedi yang membawakan tas golfnya. Pria muda itu mengenakan pakaian serba putih lengkap dengan topi golfnya.

"Kim Roksu, lama tidak bertemu."

Kim Roksu mengembuskan napas lelah. Dewi Fortuna tampaknya tidak berpihak padanya hari ini.

"Apa maumu?"

"Aku sedang menyapa mantan kolegaku, tanggapanmu dingin sekali. Minimal, tersenyumlah. Apa kau tidak merindukanku sama sekali?"

Kim Roksu menatap tongkat golf di tangannya. Dalam hati dia menimbang-nimbang berapa sekiranya kemungkinan luka yang didapatkan seseorang jika kepalanya dihantam tongkat ini.

Choi Jung Soo yang paling memahami Kim Roksu spontan meraih tangan pemuda itu lalu pelan-pelan mengambil kembali tongkat miliknya. "Kembalikan, aku tak mau melihat pertumpahan darah."

Sung Hyunjae tertawa pelan tampak begitu terhibur. Dia menunjuk pada pramugolf miliknya. "Kau bisa meminjam tongkat golfku kalau mau."

"Sung Hyunjae, kita tidak dekat sama sekali jadi mari berhenti berbasa-basi seolah kita berteman. Jadi katakan, apa masalahmu?"

Senyuman Sung Hyunjae masih tergurat ramah tanpa perubahan. "Kau baru saja mengatakannya, kita tidak dekat sama sekali. Itulah masalahnya."

Kim Roksu memandang pria tinggi itu tenang. "Lalu apa? Kau ingin naik pangkat menjadi musuhku?"

Tawa Sung Hyunjae kembali bergema. Dia selalu punya kesenangan sendiri mengajak pemuda ini mengobrol. "Ah, sayang sekali kau sudah mengundurkan diri. Tak ada lagi orang yang semenyenangkan dirimu. Manajer benar-benar rugi melepaskanmu."

Choi Jung Soo yang disebut-sebut sontak melempar dengusan kecil. "Aku tak sepertimu yang punya hobi aneh mengikat kaki orang-orang yang kau suka dengan segala cara di sisimu."

Dia menjeda demi melirik sejenak pada teman baiknya. Senyumnya mengembang ringan.

"Aku itu manusia yang punya hati dan tahu cara memperlakukan orang-orang di sekitarku. Bagiku, sudah jadi keuntungan selama temanku mendapatkan yang dia mau," tukas Choi Jung Soo melugaskan.

Sung Hyunjae menatap penuh arti pada Kim Roksu. "Yang dia mau, ya? Kalau begitu dia pasti sangat gembira karena matahari kecil yang beruntung meraih empatinya telah menemukan jalan ke luar dan lepas dari hutan delusi yang menyesatkan."

Kim Roksu menyahut malas, "Apa aku perlu bersorak?" Semakin lama menjalin obrolan dengan Sung Hyunjae tak ada untungnya. Dia sudah bisa menebak apa yang diinginkan pria ini setelah terlibat obrolan berbelit. "Kalau kau tak suka menjadi pemeriah suasana, mestinya kau mundur saja dari awal. Kenapa harus protes sekarang?"

Toh, semuanya sudah berlalu.

"Kau benar, aku sudah berhasil digerakkan olehmu. Aku telah menjadi pion pelengkapmu yang sempurna, bukan begitu? Maka dari itu, kita 'kan tidak dekat, jadi buat apa aku membantumu tanpa imbalan?"

"Oh, jadi kau minta upah ternyata," sahut Choi Jung Soo mengangguk paham. "Berapa harga yang kau butuhkan, Tuan Sung? Biarkan aku yang bertanggung jawab karena akulah yang memerintahmu."

Sung Hyunjae memandang pemuda itu dari atas ke bawah dan menggeleng. "Maaf, Tuan Muda Choi. Kali ini kau tidak akan mampu untuk membayarku."

Kim Roksu menghela napas. "Kutanya sekali lagi, apa maumu?"

"Satu permintaan. Aku ingin kau mengabulkan satu permintaanku jika aku meminta bantuanmu suatu hari nanti."

Itulah yang diinginkan Sung Hyunjae.

[BL] Youth (Crossover Holy Trinity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang